(SELEPAS BATU)
Naskah Teater karya : Rakai Lukman *
SINOPSIS
Risalah Tujuh Bukit, risalah tanda, risalah peristiwa dan risalah rasi bintang. Risalah tujuh bukit adalah fase perjalanan manusia-manusia menemu diri dalam ruang tingkat dan berjenjang. Manusia yang lahir, tumbuh berkembang sampai ia meninggalkan alam fana.
Tujuh bukit juga perjalanan spiritualitas, mulai dari “ngelmu alif tumeko samudraning rasa” sebagai ilmu (bakal menempuh perjalanan mengarungi samudera kehidupan). Pun prosesimenggali air kehidupan (tirta kamandanu) dari pribadi manusia untuk menyatukan mikro-kosmos dan makro-kosmos. Kemudian wadak tubuh bergolak terpukau dan melewati pergolakan batin sampai menanjak menuju puncak bukit (tajalli). Lalu pribadi dalam gelombang batin, pertarungan material dan imaterial. Pribadi itu lantas berserah pasrah di haribaan tuhannya “nyawijining rasa tumindak’e budi bekerti” disela perjalanan itu, sang pencari menemui dan menuang sajak:
“bukit-bukit itu sasmita
Risalah rasi bintang
Kemana arah pulang
Sedang mercusuar itu tumbang”
Sebuah pertunjukan dengan pola tujuh titik. Semacam diorama hidup bertutur perjalanan menemui diri untuk sampai pada semesta keabadian.
“Tata terus salira gusti
beninge rasa, pambuka kamulyan...”
OPENING :
Sosok-sosok berjalan menempuh awal perjalanan, mereka menuju bahtera perjalanan laku spiritual dengan serempak melantunkan “ngelmu alif tumeka samudraning rasa”. Dalam perjalanan mereka dihaturkan sebuah penggalan sajak:
“Alifmu
pedang di tanganku
Susuk di dagingku
Kompas di hatiku”
Mereka masih bersama-sama melantunkan “ngelmu alif tumeka samuderaning rasa” lalu berikrar bersama-sama:
Alifmu pataka”
Pataka dibelah tujuh
Menembus lapis petala langit
Alifmu pataka
Rambut dibelah tujuh
Menembus lapis magma bumi”
Mereka menuju perjalanan untuk sampai pada titik persinggahan pertama, di sebuah bekas bukit yang sudah ditambang. Di titik pertama, mereka menempuh bahtera qudrah.
PERSINGGAHAN PERTAMA : BAHTERA QUDRAH
Di sebuah bahtera mereka menempuh berbagai peristiwa, di atas kapal mereka menjadi awak kapal yang menempuh perjalanan, ada yang jadi nahkoda, kelasi kapal dan ada yang memegang lampu badai, sampai mereka menyaksikan dari atas kapal, di mana saat itu juga mereka terombang-ambing oleh badai dan gelombang, suasana mencekam, mereka ingin singgah akan tetapi, mercusuar yang mereka cari sudah hampir tumbang, lalu salah seorang dari mereka mengucapkan potongan sajak:
“Bukit-bukit itu sasmita
Risalah rasi bintang
kandungan ibu, paku bumi
dihempas badai”
seluruh awak kapal hamper terombang-ambing, ada yang bergulung-gulung, ada yang terjungkal, akan tetapi mereka tetap berusaha teguh dalam menempuh perjalanan.
PERSINGGAHAN KEDUA : MENGGALI AIR NURANI
Selepas mengarungi samudera, sosok-sosok mulai menggali-gali sumber air kehidupan. Mereka menggali tanah, udara, api dan logam, di bekas sebuah tambang batu yang kedua, mereka menerka-nerka bahwa sumber mata air ada di luar dirinya, akan tetapi mereka tertipu, ternyata sumber itu berada di dalam dirinya sendiri. Mereka mengeksplorasi gentong dengan bergumam di dalam gentong, menabuh-nabuh dimulai dari kesunyian diri sampai bergolak , di sekililing mereka dipagari dengan bebatuan kecil dan lampu-lampu kecil di atas cobek sejumlah Sembilan. Kemudian berusaha keluar dari lingkaran yang mengepung dirinya. Lalu mereka menempuh perjalanan pada persinggahan ketiga, menuju pertemuan jagat alit dan jagat gedhe.
PERSINGGAHAN KETIGA: ASMARAGAMA (MANUNGGAL JAGAT ALIT LAN JAGAT GEDHE)
Lokasinya di sebuah lereng bukit ketiga, diawali dengan dengan sesosok yang menyuarakan penggalan tembang:
“Aduh Gusti pakertining ngelmu
ingkang tumrap ning ngalam dunyo
Agomo ageming aji.
Sopo entuk wahyuning Allah
Gyo dumilah mangulah ngelmu bangkit
Bangkit mikat reh mangukut”
Kemudian tembang itu lagukan, tembang pangkur, suasana tepatnya di bawah pohon yang di gantungi dengan kukusan yang berisi air. Di bawahnya ada sosok yang sedang mencangkul tanah harapan unruk ditanami biji-biji kearifan,, yang kelak tumbuh dan berkembang. Hingga bisa buat bernaung dan buahnya kelak menjadi bekal menuju keabadian. Saat melalukan ini didiringi ritus tarian-tarian eksploratis dan magis.
PERSINGGAHAN KEEMPAT : AKAR KENANGAN
Selepas menumpuh perjalanan penyatuan diri dan semesta, sosok itu kemudian menguarai beberapa kenangan akan dirinya. Kepala dia digelantungi dengan akar-akaran yang di sambungkan dengan bebatuan atau orang-orangan yang membawa, bara (abu), es batu balok (dingin), kering (dedauanan dan ranting kering), serta batu-batu yang tidak beraturan. Lalu sosok itu mencoba terlepas darinya. Dan perlahan-lahan melepaskan akar kenangan dan menempuh perjalanan selanjutnya. Lalu berujar: kucari semesta, kupilih semesta, jadilah semesta!
PERSINGGAHAN KELIMA: PIRAMIDA TAJALI
Muncul dari balik gelapan, suara remang-remang, lalu sosok-sosok itu memasuki area sisa tambang batu yang dibangun sebuah piramida alam semesta (benda-benda, mahluk dan pengejawantahan yang Esa). Mereka menuju tempat itu dengan riang dan melantukan nyanyian yang riang:
Preng reketek
gunung gampimg ambrol
Susu mentek-mentek
bokong gedhe megal-begol.
Lalu mereka naik piramid dari batang bamboo itu secara perlahan-lahan sambil membacakan “cinta adalah hembusan angin”. Sampai salah satunya di atas, lalu melihat ke bawah, dan menyuarakan suara bebukit:
Bukit satu persatu gugur
Terpencar acak-acakan
Berhamburan bagai kapas
Diterbangkan kebringasan
Diterjang angkara murka
Tandon hayat pun jadi mayat
Lalu bergerak-gerak lagi dan kembali mengutarakan kondisi alam yang telah hina dina, dengan menyuarakan:
Tujuh bukit tercerai berai
Ke mana arah pulang
Jika mencusuar itu tumbang!
Lalu mereka turun perlahan-lahan dengan tenang dan setelah sampai di bawah mereka melanjutkan perjalanan dengan lebih bersahaja, dengan melantunkan:
pring reketeg gunung gamping ambrol
ati kudu teteg ja nganti urip kagol
pring reketeg gunung gamping ambrol,
uripa sing jejeg nek ra eling jebol
sampaikan mereka menuju pada persinggahan yang ke enam.
PERSINGGAHAN KEENAM: SALIK SUNGSANG (PERTARUNGAN MATERI DAN IMATERI)
Di kaki bukit sisa tambang. Sosok ini selepas dari perjalanan tajali, ia mengalami ujian dalam kehidupan yang telah dikusai oleh segala bentuk atribut dan benda-benda yang dimuliakan, disanjung dan dikeramatkan, ia mencoba keluar dari dunia materi dengan cara mati ing njeroni urip, ia dalam kondisi sakau, menimbang kesaksian akan ke-Esa-an dengan manusia-manusia yang telah diperbudak pangkat dan benda-benda. Dalam pertaruhanya ia berusaha kokoh, tetapi selalu dihinggapi oleh mimpi-mimpi yang menjelma anatomi kematian yang terbaca secara terbata-bata. Akan tetapi dengan keteguhan dalam menempu ujian ia mencoba berserah pasrah pada yang kuasa segala. Dengan yakin dalam diri dan mengutarakan:
Alif jisim latif.
naqdu
jauhar sejati,
ialah syahadat jati.
darah hidup.
rasa sejati
Dzat Sukma
PERSINGGAHAN KETUJUH : PERENUNGAN
Lalu sampai pada persinggahan yang ketujuh , di mana ia melakukan perenungan dan membaca sebuah pengetahuan yang ia peroleh dan berujar:
adakah cinta yang bersumpah pada langit dan bumi?
suatu saat nanti langit runtuh, bumi terbang bagai kapas
keagungan cinta siapa yang kau bicarakan,
perjalanan panjang mana untuk sampai?
sebab keagungan cinta adalah milik Maryam kepada isa
dan perjalanan panjang adalah ketika musa membelah
dan melewati laut merah.
adakah yang lebih berat dari bumi?
Ada, beban ibu ketika mengandung dan melahirkan
adakah yang lebih tinggi dari langit?
ada, harapan ayah ketika mendidik dan membesarkan anaknya
cinta adalah hembusan angin
diiringi dengan beberapa sosok yang mendengarkan, lantas perlahan-perlahan bangun dan menebarkan dedaunan kering dan diiringi dengan tembang.
CLOSING
Seluruh pemain duduk melingkar di tengah-tengah ada tumpeng dan dibacakan doa, kidung rumekso ing wengi:
Ana kidung rumekso ing wengi
Teguh hayu luputa ing lara
luputa bilahi kabeh
jim setan datan purun
paneluhan tan ana wani
niwah panggawe ala
gunaning wong luput
geni atemahan tirta
maling adoh tan ana ngarah ing mami
guna duduk pan sirno
Sakehing lara pan samya bali
Sakeh ngama pan sami mirunda
Welas asih pandulune
Sakehing braja luput
Kadi kapuk tibaning wesi
Sakehing wisa tawa
Sato galak tutut
Kayu aeng lemah sangar
Songing landhak guwaning
Wong lemah miring
Myang pakiponing merak
Pagupakaning warak sakalir
Nadyan arca myang segara asat
Temahan rahayu kabeh
Apan sarira ayu
Ingideran kang widadari
Rineksa malaekat
Lan sagung pra rasul
Pinayungan ing Hyang Suksma
Ati Adam utekku baginda Esis
Pangucapku ya Musa
Napasku nabi Ngisa linuwih
Nabi Yakup pamiryarsaningwang
Dawud suwaraku mangke
Nabi brahim nyawaku
Nabi Sleman kasekten mami
Nabi Yusuf rupeng wang
Edris ing rambutku
Baginda Ngali kuliting wang
Abubakar getih daging Ngumar singgih
Balung baginda ngusman<
Sumsumingsun Patimah linuwih
Siti aminah bayuning angga
Ayup ing ususku mangke
Nabi Nuh ing jejantung
Nabi Yunus ing otot mami
Netraku ya Muhammad
Pamuluku Rasul
Pinayungan Adam Kawa
Sampun pepak sakathahe para nabi
Dadya sarira tunggal.
SELESAI
(diramu kembali pada Februari 2019).
*) Rakai Lukman, lelaki kelahiran Desa Sekapuk Ujung Pangkah Gresik, RT. 04 RW.03. Nama Aslinya: Luqmanul Hakim. Semasa kecilnya menikmati bangku sekolah di TK dan MI Bahrul Ulum Sekapuk. Remajanya di sekolah Mts. Dan MAK Assa’adah Bungah Gresik, sempat dalam asuhan PonPes Qomaruddin Sampurnan Bungah selama kurang lebih enam tahun. Di bangku Aliyah mulai berkenalan dengan teater dan puisi. Sejak saat itu ia tergabung dalam kelompok teater pelajar, Teater Havara MA Assa’adah Bungah. Juga diberi kesempatan sebagai Ketua EXIST (Extra Ordinary of Islamic Student).
Selanjutnya pada jenjang perguruan tinggi negeri, ia singgah di IAIN Sunan Kalijaga, berkenalan dengan Teater ESKA IAIN SUKA. Selama setahun ngangsuh kaweruh di situ. Selanjutnya dengan beberapa teman mendirikan Sanggar Jepit di Yogyakarta. Lalu nimbrung di Roemah Poetika, ikut ngaji puisi. Juga diberi kesempatan jadi Ketua IMAGE (Ikatan Mahasiswa Gresik di Yogyakarta).
Tahun 2010, pulang ke kampung Halaman, kembali bersinggungan dengan dunia teater dan pernik-pernik kesenian. Ikut ngopi dan nongkrong di KOTASEGER (Komunitas Teater Sekolah Sekab. Gresik). Pun diberi kesempatan bertegur sapa dengan DKG (Dewan Kesenian Gresik), sebagai ketua Biro Sastra 2016-2021. Ia sempat sebagai Pembina Ekstra Teater di SMKN 1 Sidayu, Teater Cakrawala SMK Ihyaul Ulum Dukun. Juga menjadi Guru tiban SBK di SMK Ihyaul Ulum Dukun Gresik.
Dari tahun 2000 sampai sekarang, beberapa karyanya ikut nampang di alam kesusastraan, di antaranya: 1). Antologi bersama dalam “Kitab Puisi I Sanggar Jepit” tahun 2007, “Burung Gagak dan Kupu-kupu” tahun 2012, dan “Lebih Baik Putih Tulang Dari pada Putih Mata” Seratus Penyair Nusantara, Festival Puisi Bangkalan II, tahun 2017. 2). Beberapa essai dalam “Seratus Buku Sastra Indonesia Yang Patut Dibaca Sebelum Dikuburkan” Iboekoe tahun 2007. 3). Cerpen “Gadis Kebaya Ungu” menjadi cerpen pilihan terbaik, pada Lomba Ukiran Karya Hati (LUKH) tahun 2010. 4). Puisi dan cerpennya dipublikasikan di Arena, Advokasia, Balipost, Majalah Sabili, buletin sastra Pawon Solo, Buletin Gerawasi. 5.) Naskah Teater (Para Pejalan lelah, Fatrah, Merah Putih Tak Bertuah, Laskar Bersarung, Ratapan lelaki Senja, Tuffah dan Delima Separuh). 6). Puisi “Santri Bengawan”, menjadi puisi terbaik pada lomba SMP (santri menulis puisi) tahun 2017.
Dari tahun 2000 sampai 2017, diberi kesempatan ikut dalam beberapa proses pertunjukan, di antaranya: 1). Pementasan “Petang di Taman” Karya Iwan Simatupang (T. Havara) di AULA SMAN I Gresik, tahun 2001. 2). Pementasan Teaterikalisasi Puisi “Isyarat Jibril” (T. ESKA) di AULA UIN Sunan Kalijaga, tahun 2003. 3). Pementasan “Yang Paling Tidak Sopan” (Sanggar Jepit) dipentaskan di 4 kota (Yogyakarta, Kudus, Pemalang dan Surabaya) tahun 2004. 4). Sutradara “Para Pejalan Lelah” (S. Jepit) tahun 2007 di CafĂ© PUB Yogyakarta. 5). Pementaskan Naskah “Tiang Debu” (Gresik Teater) di Gedung Cak Durasim pada acara KTI tahun 2010. 6). Penulis Naskah dan Sutradara “Merah Putih Tak Bertuah” (T. Paser) dipentaskan di Lap. STAI Qomaruddin tahun 2011. 7). Pementasan Performance Art “Air Mata Tanah” (Gresik Teater) pada teater ruang publik Festival Seni Surabaya 2010 di Monkasel Surabaya. 8). Penulis Naskah dan Sutradara “Ratapan Lelaki Senja” dipentaskan di AULA IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2012. 9). Pembaca Puisi pada “Penyair Muda Baca Puisi” di Taman Budaya Yogyakarta tahun 2006. 10). Penulis Naskah dan Sutradara Drama kolosal “Laskar Bersarung”, produksi bersama MA Ihyaul Ulum dan KORAMIL Dukun tahun 2015, dipentaskan di lapangan Sambo Dukun Gresik. 11). Mementaskan monolog puisi “Mega Bukit” pada acara Sadu II Teater Akeq IAI Qomaruddin Bungah Gresik dan Terminal Budaya Lintas Jatim XI Teater Ndrinding SMAHITS Lowayu Dukun Gresik, tahun 2017.
Dalam beberapa tahun terakhir diberi amanat untuk menjadi pemateri Diklat di beberapa sekolah di kabupaten Gresik, diantaranya: T. Cepak (SMAN I Gresik), T. Pendopo (MAN Bungah), T. Havara (MA Assa’adah), T. Lampu (SMAN I Sidayu), T. SAQ (SMA Assa’adah), T. Sakalentang (SMA Al-Karimi Tebuwung) T. Pager MA Ihyaul Ulum Canga’an. Juga menjadi Juri di berbagai perlombaan, diantaranya: Pantomim TK tingkat kecamatan (Bungah dan Panceng), lomba teater di SMK NU Trate se Kab Gresik, Lomba Baca Puisi dan teater di MAN Bungah, Juri puisi Aksioma di desa Wotan sekecamatan Panceng. Kini bercita-cita membentuk komunitas dengan nama JANPOET (Jam’iyah Art ‘N Poetika), sekaligus pengen punya Langgar Baca. Semoga tercapai. Amin. No Kontak: 08563229239 E-mail : ulyadzirwa@gmail.com/sastradkg2017@gmail.com
http://sastra-indonesia.com/2019/08/risalah-tujuh-bukit/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena DĂ©
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar