Jumat, 20 Oktober 2017

Membaca Kearifan Penyair Nusantara

Neva Tuhella
harian.analisadaily.com

PASIE KARAM meru­pa­kan judul yang dipilih tiga ku­rator Antologi Puisi Temu Pe­nyair Nusantara 2016. Dewan Kurator terdiri dari D. Kema­lawati, Fikar W. Eda dan Musta­fa Ismail. Ketiganya, penyair asal Aceh.

Ada 163 penyair se-Nusan­tara yang pusinya di muat dalam antologi setebal 460 halaman ini. Termasuk di dalamnya 13 pe­nya­ir yang berasal dari Rusia, Si­ngapura dan Malaysia.

Dalam kata sambutan anto­logi ini, Bupati Aceh Barat, Dr. (H.C.) H. T. Alaidinsyah menu­lis: budaya literasi kita masih le­mah. Masih lebih kuat budaya lisan yang lebih kuat mengajar­kan manusia berpikir pragmatis. Lebih banyak melibatkan pera­saan ketimbang pemikiran. Bi­cara besok, berpikir hari ini, be­lum membudaya.

Kadis Kebudayaan dan Pari­wisata Aceh, Drs. Reza Fahlevi, MSi. Menyebutkan penerbitan Pasie Karam ini sebagai upaya menjadikan masyarakat Aceh ber­prinsip Think Globaly, Act Localy.

Ketua Dewan Kesenian Aceh Barat (DKAB) Teuku Da­dek, sebagai penyusun antologi ini, menyatakan pula dalam pe­ngantar penyusunan. Ada dua jalan keluar dari berbagai pende­ritaan manusia, yakni jalan este­tika dan etika. Puisi adalah jalan estetika untuk membebaskan manusia dari penderitaan.

Tak tanggung-tanggung. “Ada 1.000 puisi yang masuk ke meja kurator. Dilakukan kurasi (seleksi) longgar. Tidak terlalu ketat,” menurut Dek Nong (pang­gilan akrab D. Kemala­wati). Tujuan dari seleksi yang ti­dak terlalu ketat ini, agar yang muncul tidak nama penyair itu-itu saja. Seperti Taufiq Ismail, Ahmadun, Sosiawan Leak, Is­bedy Setiawan, Hasbi Burman, Siti Zainon. Suminto dan lainnya. Buktinya memang cukup ba­nyak puisi-puisi generasi muda. Bahkan penyair muda asal Riau yang masuk seleksi Muhammad De Putra masih berstatus siswa SMP.

Bedah pasie karam

Agenda Temu Penyair Nu­san­tara, digelar selama dua hari (27-30 Agustus). Merupa­kan rangkaian Pekan Kebuda­yaan Kabupaten Aceh Barat. Di­selenggarakan setiap dua tahun sekali. Pesta budaya berlang­sung selama sepuluh hari (21-31 Agustus).

Pasie Karam, pada malam per­tama pertemuan dibedah oleh penyair dan kritikus sastra Pro­fesor Abdul Hadi W.M. Dikatakannya Pasie Karam seba­gai buku yang enak dibaca dan pen­ting.

Enak dibaca, tetapi tidaklah enak dibahas dalam pertemuan dengan acara yang padat. Me­mang acara bedah buku ber­langsung hanya sekitar satu se­tengah jam. Lebih banyak waktu aksi baca puisi para penyair yang hadir sekitar 50 orang.

Kelompok Musik Rangkaian Bunga Kopi, pimpinan Fikar W. Eda membuat pembacaan puisi bergelora dan bersemangat. Pes­ta Baca Puisi para penyair, yang keesokan malamnya ma­sih di sambung di pentas terbuka, di Lapangan Teuku Umar Meu­la­boh.

Pasie Karam untuk dibaca sebagai hal yang penting. Kare­na terbitnya antologi ini  mem­berikan kesaksian. Selama lebih dari dua dekade penulisan puisi di Indonesia begitu suburnya. Pe­nyair bermunculan di hampir seluruh pelosok tanah air.

Komu­nitas-komunitas sastra juga ber­kembang di banyak kota dan ke­giatan sastra tersebar. Hampir merata kota-kota pen­ting di Sumatera, Jawa, Kali­man­tan, Sulawesi, Bali, Madura dan lain-lain.

Kearifan melayu nusantara

Menurut Abdul Hadi, dalam kearifan Melayu Nusantara, ada empat pandangan yang menon­jol mengenai hakikat sajak. Pan­dangan pertama, sajak pada ha­kikatnya adalah permainan kata-kata yang indah. Permainan itu bi­sa kurang bermakna dan bisa ju­ga bermakna. Contohnya, “Pak Pung pak Mustapa/ Pak Dullah di rumahnya/ Ada tepunh ada kelapa/ Ada gula di tengah­nya”.

Pandangan kedua mengata­kan, sajak itu pada hakikatnya adalah ekspresi jiwa yang ber­sifat individu. Pandangan ketiga, pendapat hakikat sajak yang baik itu. Bukan hanya karena ba­hasanya yang indah saja. tetapi oleh karena berisi atau mengan­dung pengajaran (hikmah).

Dalam antologi Pasie Ka­ram, saya menemukan bebera­pa sajak yang bernada penga­jaran. Misalnya sajak Kisah Pe­ngembara Ameer Hamzah (hal. 37) dan Kartini dan Cut Nyak Dien D. Kemalawati (hal. 86). Ke dalam katagori pandangan ke­tiga ini, termasuk sajak-sajak yang mengungkapkan masalah sosial atau kritik sosial. Khusus­nya seperti tampak dalam sajak-sajak Rendra.

Pandangan yang keempat yang berpendapat, sajak yang baik hasil renungan penyair. Se­cara mendalam terhadap penga­laman batinnya sendiri. Bisa ju­ga pengalaman sosialnya. Ini ki­ta temui dalam sajak-sajak Ham­zah Fansyuri, Sanusi Pane, Amir Hamzah, Chairil Anwar, Subagio Sastrowardojo. Juga Sa­pardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum bahri dan lain-lain. Sa­jak-sajak yang bertolak dari wa­wasan estetik ini tak banyak saya temui dalam antologi Pasie Karam ini.

Sajak Kartini dan Cut Nyak Din, sedikit sajak yang kental de­ngan pengajaran. Sajak ini da­pat disebut sebagai sajak ide. Me­ngemukakan ide tertentu. Sajak yang berkomunikasi de­ngan fikiran, sebab bukan dari pe­rasaan.

Kartini dan Cut Nyak Din sama-sama pahlawan/ Sama-sama bangsawan dan rupawan/ Kartini melawan tradisi/ Cut Nyak Dien melawan kafir kom­pe­ni/ Kartini menuangkan perla­wanannya ke dalam tulisan/ Cut Nyak Dien memimpin pasukan di medan pertempuran/ Kartini me­ngeram bara pada leleaki su­ami yang hatinya mendua (hal. 86).

Dalam sajak seperti ini, kata-kata diukir seperlunya. Kata-ka­ta yang terlalu puitik tidak di­perlukan. Sebab, yang dituntut ada­lah sampainya ide atau piki­ran yang ingin diungkapkan ke­pada pembaca. Contoh sajak ide lain dalam antologi ini adalah sajak Amir Hamzah. Ini sajak yang mengandung kritik. Ukuran kritik ialah nilai-nilai dan panda­ngan hidup Islam sebagaimana diyakini banyak orang Islam di du­nia.

Seorang Syeikh di Mekkah ber­cerita kepada saya/ Tahun la­lu ia datang ke Jakarta/ Ter­bang dengan pesawat Garuda Indonesia/ Ia ingin melihat-lihat wajah negeri Muslim Pancasila// Dalam pesawat cuma ia yang ber­bangsa Arab/ Ditangannya se­untai tasbih menari-nari/ Tiba-tiba ia mengucap istighfar ber­ulang-ulang/haram… haram… haram…/ Seorang pramugasri yang pakek rok mini/ Bertanya mengapa?/ Sang Syeikh justru me­nutup mata/ Sejenak ia berfi­kir:/ Apakah saya tidak salah na­ik pesawat?/ Mengapa ada pra­mugari tidak berjilbab?/ Bukan­kah mereka muslimah? (hal. 37).

Penyair asal Rusia, Victor Po­gadaev turut serta dalam an­tologi ini. Victor juga sejarawan dan penasehat editor sektor “En­siklopedia Asia”. Di Institut Ketimuran Akademi Ilmu Pe­ngetahuan Rusia. Dia mengha­dirkan salah satu dari tiga pui­sinya: Tsunami Jangan Terulang Lagi. Puisi Pogadaev ini bermakna keprihatinan. Me­minta agar bencana tsunami ja­ngan terulang lagi.

Ada perkataan seperti logam panas/ Seperti fajar berseri-seri di langit/ Seseorang menulis di din­ding dengan arang/ Tsunami jangan berulang lagi//Siapa me­nulis, korban yang tak bernama/Penyelamat dari negara yang jauh?/ Perkataan berseri-seri di batu: Tsunami jangan berulang lagi (hal. 396).

Kopi menjadi ikon Kota Meu­laboh. Beberapa penyair, ter­utama dari luar Aceh, begitu ge­nes menyuguhkan kopi dalam ben­tuk puisi yang cair. Kopi me­mang tak pernah tidak disuguh­kan di mana pun itu. Kedai Kupie ada di setiap sudut jalan Kota Meu­laboh. Sambil minum kopi, dimana kita berada antologi puisi Pasie Karam tidak akan pernah jemu kita membacanya. Ter­lebih membahasnya. Dapat di­bayangkan 300 buah lebih puisi dikandungnya. Penulisnya, dari yang baru seumur jagung, sam­pai yang sudah uzur.
***

http://harian.analisadaily.com/rebana/news/membaca-kearifan-penyair-nusantara/269684/2016/11/13

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar