Kamis, 21 September 2017

Komedi Sindiran ’’Hantu-hantu’’ Hang Kafrawi

Musa Ismail
Riau Pos, 7 Okt 2012

SECARA leskikal, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘’hantu’’ diartikan sebagai roh jahat yang dianggap terdapat di tempat-tempat tertentu (2005:387). Ketika disebutkan kata ‘’hantu’’, tentu saja mencuat suasana mistis, menakutkan, atau mengerikan. Karena merupakan roh jahat, hantu bersifat mengganggu atau ‘menggoda’ manusia untuk berbuat sesuatu yang jahat.
Agaknya, bisalah disamakan sebutan hantu dengan setan. Bagi anak-anak, kata hantu seringkali mereka gunakan, juga orang tua sebagai kata ‘keramat’ untuk menakut-nakuti anak-anak mereka. Tersebab terdapat di tempat-tempat tertentu, maka ada hantu air, hantu angin, hantu api, hantu gunung, hantu rimba dan sebagainya. Lantas, dalam imajinasi Hang Kafrawi, muncul pula hantu dapur dan hantu duit.

‘’Hantu Dapur’’ dan ‘’Hantu Duit’’ merupakan dua cerpen Hang Kafrawi yang terbit berbeda. ‘’Hantu Dapur’’ merupakan cerpen kedua yang termuat dalam kumpulan cerpen Hantu Dapur (Tanjungpinang: CV Milas Grafika, tidak ada tahun penerbitan). Sedangkan ‘’Hantu Duit’’ merupakan cerpen yang diterbitkan Harian Riau Pos, Ahad, 26 Agustus 2012. Secara leksikal, hantu dapur dapat diartikan roh jahat yang selalu berada di dapur. Hantu Duit merupakan roh jahat yang suka dengan harta/kekayaan/duit. Tentu pula kedua judul cerpen ini tidak bisa diterjemahkan hanya secara leksikal. Hang Kafrawi yang juga dikenal sebagai penulis skenario serta sutradara film dan drama komedi ini sepertinya memberikan satire yang beramanat ganda dalam cerpen hantu-hantunya itu.

Cerpen ‘’Hantu Dapur’’

Hang Kafrawi mengambil latar waktu malam hari. Adik Taufik Ikram Jamil ini mengumpamakan hantu dapur seperti manusia. Tokoh Hantu Kecil merupakan penderita kelaparan karena terlahir dari keluarga hantu yang miskin. Tokoh ini bisa pula diibaratkan masyarakat miskin, orang kecil, yang hidup serba susah. Sementara itu, kata dapur dapat diterjemahkan sebagai wadah kesejahteraan atau kekurangsejahteraan. Karena itu, Hantu Dapur bisa juga kita terjemahkan makhluk (apapun bendanya) yang hidup dalam kesejahteraan, tidak atau kurang sejahtera. Ada pergulatan hukum dalam cerpen ini. Karena dianggap mempermalukan kaum hantu, Hantu Kecil diusulkan agar dihukum. Di sinilah muncul satire melalui amanat Hantu Tua. Sindiran yang dimunculkan Hang Kafrawi melalui konflik kemiskinan yang dialami oleh tokoh Hantu Kecil. Cerpen ini melakonkan konflik-dramatik antarhantu yang berpusat pada kaum lemah.

‘’Kalian jangan meniru perbuatan manusia yang hanya mampu menjatuhkan hukum kepada yang lemah! Kita ini kaum hantu yang memiliki hati nurani yang memunculkan kasih sayang sesama hantu, sehingga tidak terjadi pertumpahan darah sesama kita! Dalam undang-undang kita jelas menyatakan bahwa kita berkewajiban melindungi hantu dapur yang lemah seperti kita melindungi diri kita sendiri. Dan kita tidak dibenarkan menghakimi hantu dapur lemah tanpa usul periksa...’’ (h. 22).

Paragraf di atas berkekuatan mempermalukan manusia. Ada beberapa sindiran yang ingin disampaikan Kafrawi. Pertama, hukum kita selalu tidak melindungi kaum lemah atau masyarakat kecil. Kedua, bahwa hati nurani kita sudah semakin memudarkan kasih sayang sesama manusia. Ketiga, putusan hukuman harus dilakukan dengan usul periksa.  Keempat, pada paragraf yang lain terkandung sindiran bahwa telah terjadi krisis kepemimpinan yang adil dalam kehidupan ini. Sindiran ini diperkuat pada akhir (ending) cerpen, yaitu semua hantu, termasuk Hantu Tua (simbol kepemimpinan) lari meninggalkan Hantu Kecil (simbol masyarakat miskin, lemah, kecil) yang terus berteriak kelaparan.

Cerpen ‘’Hantu Duit’’

Konflik yang disuguhkan dalam cerpen ini terjadi antara kaum hantu dengan salah seorang tokoh manusia bernama Atah Roy. Tokoh manusia berkarakter ini hidup di negara Indonesia. Cibiran dan keanehan dari tokoh ketua Hantu Duit muncul ketika mendengar orang Indonesia tidak menyukai duit. Padahal, di negara inilah, tugas Hantu Duit selalui memperoleh penghargaan tertinggi karena selalu berhasil mengelabui orang Indonesia dengan pundi-pundi duit (kekayaan harta). Dalam kenyataan hidup, inilah yang kita saksikan di jajaran elit politik negara ini. Kasus suap atau korupsi masih terus merajalela. Keheranan ketua Hantu Duit kian menjadi ketika beberapa anak buahnya merasa tak sanggup lagi merayu Atah Roy dengan berbagai cara. Di sinilah, Hang Kafrawi ingin menegaskan bahwa masih ada manusia Indonesia yang berhati emas.

‘’Atah Roy itu di kampungnya terkenal sebagai tokoh yang jujur, Pak. Apapun yang dikatakan Atah Roy, orang kampung pasti mengikutinya. Dia juga terkenal taat beribadah, tak pernah berbuat kesalahan yang merugikan orang kampung, Pak. Pokoknya Atah Roy itu seperti dewa, tambah anak buah berprestasi itu lagi.’’

Karakter tokoh Atah Roy yang dilukiskan Hang Kafrawi dalam cerpen ini merupakan watak mulia manusia Indonesia yang idealis. Karena sulit menundukkan tokoh ini, akhirnya ketua Hantu Duit langsung turun tangan melalui lelaki tampan berdasi. Lelaki tampan berdasi tersebut menemui Atah Roy dengan duit sekoper. Dari dalam koper itulah ketua Hantu Duit melancarkan pujuk-rayunya agar Atah Roy menerima suap untuk menjual tanah kelahirannya. ‘’Aku tak mau menggadai tanah ini, bawak balik duit kalian ini!’’ ujar Atah Roy tegas. Mendengar ketegasan karakter Atah Roy, ketua Hantu Duit pun menyerah dan menghilang. Meskipun Hang Kafrawi memenangkan tokoh Atah Roy dalam cerpen ini, tetapi di akhir kisah Kafrawi menutupinya dengan kesangsian. ‘’Masih adakah manusia seperti ini? Ah, mati aku,’’ suara Ketua Hantu Duit terdengar lirih.

Dalam Dunia Melayu Dunia Islam dan termaktub dalam Alquran, setan (hantu) merupakan musuh manusia yang paling nyata. Semua permasalahan yang mencuat di dunia ini dikarenakan invansi setan. Hanya manusia yang beriman, bertakwa, beramal saleh dan meyakini keagungan Allah SWT yang akan berhasil melawan musuh nyata itu. Pesan utama inilah yang ingin disampaikan Hang Kafrawi dalam Hantu Duit. Di samping itu, jelas sekali bahwa si penulis bermaksud memberikan gambaran realitas yang terjadi dalam kehidupan kita terkini. Bahwa pada saat ini, tampaknya duit semakin berkuasa. Nyaris semua sendi kehidupan manusia diatur dengan benda berharga itu. Namun demikian, melalui tokoh Atah Roy, Hang Kafrawi sepertinya beramanat bahwa tidak semua kekayaan bisa membeli kemiskinan. Masih ada marwah dan keteguhan prinsip hidup yang mulia di atas kekayaan yang dimiliki.

Kisah hantu dalam karya sastra bukanlah merupakan persoalan baru. Sejak zaman Yunani, karya sastra yang memerankan hantu sebagai tokohnya selalu dibumbui kesan-kesan horor. Namun, dalam kisah hantu yang diimajinasikan oleh Hang Kafrawi, kita tidak akan memperoleh kesan yang menakutkan itu. Justru Kafrawi menghadirkan kesan dramatik komedi-sindiran melalui tokoh-tokoh hantunya. Gerakan-gerakan dramatik komedi-sindiran sangat nyata ketika kita membaca secara intensif kedua cerpen hantu tersebut. Jika kita kaitkan dengan karakter Hang Kafrawi (mungkin ini sangat subjektif), kesan jenaka itu akan sangat jelas kita rasakan. Beberapa karya filmnya pun, bergaya komedi. Komedi dalam cerpennya ini bukanlah banyolan atau tong kosong. Namun, ‘hantu-hantu’ tersebut memberikan pesan dan kesan yang ambigu dalam memaknai kehidupan sehari-hari yang lebih luas. Inilah komedi-sindiran terhadap manusia dari Hang Kafrawi melalui tokoh-tokoh dunia gaibnya. Semoga lebih banyak terlahir ‘hantu-hantu’ lain sehingga memberikan corak berbeda dalam sastra kita.

*) Musa Ismail,  guru SMAN 3 Bengkalis dan bermastautin di Bengkalis. Karya-karyanya berupa cerpen, puisi dan esai terbit di berbagai media massa, salah satunya Riau Pos.

http://cabiklunik.blogspot.co.id/2012/10/komedi-sindiran-hantu-hantu-hang-kafrawi.html

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar