Minggu, 06 Juli 2014

Terlalu Banyak Garam yang Tumpah

Novel Sitok Srengenge puitis, nyaris ensiklopedik. Sayang, bahasanya dirusak suasana, susunan alur cerita, dan adegan yang tampak kacau.
Menggarami Burung Terbang
Pengarang: Sitok Srengenge
Penerbit: Metafor Publishing, Juni 2004
Tebal: 539 halaman
Peresensi: Faruk H.T.*
http://majalah.tempointeraktif.com/
Ini novel pertama Sitok Srengenge, sosok yang lebih dikenal sebagai penyair daripada penulis prosa, baik cerpen maupun novel. Tapi sungguh mengejutkan, novel pertama ini relatif tebal, 539 halaman. Dari segi tebalnya, novel ini bisa disejajarkan dengan Arus Balik Pramoedya, Para Priyayi Umar Kayam, sejumlah novel Remy Silado, dan juga sebuah novel pemecah rekor dalam ketebalan karya Eka Kurniawan.

Namun, ketebalan novel ini sangat bertentangan dengan isi cerita utamanya. Jika disarikan, isi cerita novel ini mungkin hanya satu alinea. Ronggo Waskito, seorang kepala keluarga yang dihormati di desanya, banyak membantu kegiatan Guru Dario, seorang aktivis PKI. Karena itu, ia kemudian dituduh terlibat organisasi terlarang itu dan diciduk. Sewaktu ia diciduk, orang desa tidak membantu tokoh yang mereka hormati itu karena mereka mencari keselamatan dirinya sendiri. Bahkan anaknya dan menantunya sendiri, seorang tokoh Ansor, ikut terlibat dalam penangkapannya. Selesai. Cerita ditutup dengan kisah mengenai penceritanya, sang dalang. Sederhana, tapi kenapa begitu tebal?

Pertama, novel itu tidak hanya menceritakan perjalanan hidup tokoh-tokoh dalam cerita utamanya, tapi juga tokoh penceritanya?di dalam novel itu disebut “dalang”. Si dalang menjadi bingkai cerita utama, membuka, menutup novel, sesekali muncul, bahkan berbicara dengan salah seorang tokoh dari cerita utama, Setyawati, istri Ronggo.

Kedua, novel itu menceritakan riwayat panjang istri Ronggo dan mengaitkannya dengan tokoh wanita dalam legenda Angling Darma. Ketika asosiasi itu muncul, cerita Angling Darma atau cerita tentang anak yang menebar roti sebagai penunjuk jalan dari H.C. Andersen disampaikan dalam versi yang bisa dikatakan lengkap, menjadi sebuah bangunan cerita sendiri.

Ketiga, novel tersebut penuh dengan puisi. Maklum, yang menulis seorang penyair. Dan puisinya seperti kumpulan puisi Sitok sendiri: mendekati balada, puisi cerita yang panjang. Ada juga puisi-puisi lirik-simbolik yang menyerupai dan memang dimaksudkan menjadi semacam suluk dalam wayang.

Keempat, novel Sitok yang pertama ini dituturkan dengan cara menyerupai dalang wayang kulit, dituturkan dengan bahasa nan indah, terutama ketika ia menggambarkan adegan-adegan percintaan, pengembaraan yang menyerupai legenda Panji Semirang, dan sejenisnya. Penuturan secara puitis, dengan asosiasi kepada penuturan wayang dalam wayang, lengkap dengan puisi-puisinya yang menyerupai suluk, sebenarnya sudah dikerjakan oleh Seno Gumira Ajidarma dalam cerita bersambungnya yang kemudian diterbitkan sebagai sebuah novel yang juga sangat tebal. Namun, bahasa puisi Sitok cenderung dihancurkan atau dirusak sendiri, suasananya, oleh susunan alur cerita dan adegannya yang tampak kacau. Ia terkesan lebih sebagai usaha seorang yang berlatar belakang desa, pinggiran, dalam budaya Jawa, untuk menggunakan bahasa priayi dan bahkan istana. Wagu?. Seno jauh lebih kuat kesan kepriayiannya.

Kelima, Sitok dalam novelnya ini tampak sangat mudah terpesona oleh adegan dramatik, oleh suasana yang liris. Keterpesonaan itu membuatnya masuk ke gambaran yang dapat dikatakan sangat detail. Lihatlah ketika pengarang menggambarkan bagian-bagian kecil tubuh saat bersanggama, atau membuat jamu Jawa. Dalam hal yang kemudian ini, novel Sitok menjadi semacam ensiklopedi kebudayaan Jawa.

Kegandrungan Sitok pada adegan-adegan dramatik, kehidupan pedesaan yang eksotik dan aneh, membuatnya dibayang-bayangi oleh setidaknya dua penulis sebelumnya: W.S. Rendra dengan balada-baladanya, dan Ahmad Tohari dengan cerita-cerita eksotiknya. Cerita yang nyaris ensiklopedik. Namun, ada satu permulaan yang menarik, yang mungkin tidak terpikirkan oleh banyak penulis lain: bagaimana Sitok mentransformasi balada menjadi sebuah novel. Peluang itu sebenarnya sangat terbuka bagi Sitok, baik secara subyektif maupun obyektif. Secara subyektif, Sitok sudah sangat akrab dengan balada dan berhasil membangun semacam genre tersendiri dalam puisi-puisinya. Secara obyektif, balada itu sendiri merupakan puisi yang berbentuk cerita.

Bila dilihat dari bahan cerita utamanya, tampak bahwa Sitok sebenarnya menggarap masalah yang sudah tidak hanya basi, tapi bahkan busuk. Dan untuk itu Sitok tidak cukup hanya bereksperimen dengan bentuk. Ia harus mempunyai alasan tematik dan ideologis bagi eksperimen bentuk itu. Ini tampaknya merupakan masalah mendasar yang sangat perlu menjadi pemikirannya. Ia tampak lemah dalam persoalan tematik. Ia memang mencoba melihat peristiwa pasca-G30/S dari sudut pandang hancurnya konsep kerukunan desa dan bahkan keluarga Jawa. Namun, perspektif itu pun sudah menjadi semacam common sense.

Persoalan Sitok berikutnya tentu saja mempertalikan cara pandang itu dengan cara pandang terhadap cara bertuturnya. Menggunakan konsep kerukunan desa dengan cara bertutur priayi tidak terlalu tepat, juga dengan komposisi cerita yang kacau. Dalam konteks kerukunan desa, termasuk di dalamnya gagasan mengenai cakramanggilingan, situasi kacau hanya menempati ruang yang sempit dalam peta pemikiran masyarakat Jawa. Goro-goro, yang juga banyak disinggung Sitok, bisa memberikan legitimasi tematik pada komposisi cerita yang chaotic. Namun, dalam goro-goro, bahasa yang digunakan oleh wayang tidak lagi bahasa kromo. Yang keluar punakawan dengan bahasa ngoko.

Garam yang diberikan Sitok kepada masakan lama?persoalan PKI, apalagi budaya Jawa?tampaknya terlalu banyak: asin.

*) Dosen dan kritikus sastra

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar