Rabu, 16 Juli 2014

Cerita Panji Gambaran Kebaharian Nusantara

Purnawan Andra *
solopos.com 8/3/2014

Indonesia adalah sebuah gambaran statistik keragaman yang luar biasa impresif: terdiri kurang lebih 17.000 pulau tersebar di kepulauan terbesar dunia sepanjang 3.200 mil membentang melintasi garis khatulistiwa serta dihuni lebih dari 200 juta penduduk, yang terdiri lebih dari 300 kelompok etnis dan beragam agama, ras, dan kelompok sosial.
Letak geografisnya ini menjadikannya sebagai negara tropis (dan kepulauan, bahari, maritim) dengan berbagai konsekuensi antropologis kehidupan penduduknya. Teknologi pelayaran dan perkapalan yang berkembang di kepulauan ini sudah tercatat sejak 5000 SM, dan sejak 1000 SM merajai bahkan menjadi andalan ekspedisi laut berbagai bangsa.

Dahana (2010) menyebut kemampuan masyarakat maritim itu tidak hanya berhasil mendistribusikan bahasa, teknologi, seni, dan tradisi lainnya hingga ke separuh dunia, bahkan telah menciptakan globalisasi untuk pertama kalinya di bumi ini.

Suku Bajo dari Sulawesi, misalnya, adalah salah satu nomad-maritim tertua di dunia, yang melihat laut sebagai rumah dan daratan sebagai rantau. Anthony Reid dalam bukunya Asia Tenggara dalam Kurun Niaga (1990) juga membuktikan bahwa Nusantara pada zaman itu merupakan masyarakat berkebudayaan modern yang mempunyai banyak unsur-unsur modernitas.

Reid bahkan melengkapinya dengan data-data yang menggambarkan kemakmuran dan otonomi masyarakat Nusantara masa lalu. Masyarakat Nusantara diikat oleh satu kesatuan primordialisme budaya yang disebarkan atau dirangkaijahitkan oleh para pelayar Nusantara yang terdiri dari kaum pedagang, penyebar agama, pendekar, bangsawan, pengembara.

Kaum Eropa menyebutnya sebagai ”bajak laut” sehingga kini masuk kosakata bahasa Inggris sebagai ”the bogey” atau ”bogeyman” yang berarti hantu laut atau bajak laut yang mengacu kepada suku-bangsa Bugis (Daery, 2011). Peran para pedagang, pelayar, penyebar agama, bangsawan, pendekar, pengembara, itu membuat Nusantara yang terpisah satu dari lainnya karena laut yang membentang, menjadi kesatuan budaya dalam nilai-nilai modernitas yang tak ada jarak.

Adrian Vickers (2009) membuktikannya dengan simbol-simbol perahu di kain tenun tapis Lampung dengan lukisan tradisional Bali, yang sama dan senada menggambarkan migrasi kelautan. Simbolisme kapal dalam kebudayaan kita, lazimnya dalam bentuk peti mati atau sarkofagus, memang digunakan di berbagai daerah Indonesia (seperti Marapu, Lombok, dan Bali) untuk mempresentasikan perjalanan jiwa, gerak menempuh babak-babak kehidupan.

Dinamika masyarakat maritim Nusantara ini tentu saja membawa dan mengembangkan juga kultur yang pluralistis, terbuka, egaliter, dan kosmopolitan. Dalam catatan, sejarah negeri ini memang berawal dari kerajaan yang berada di dekat laut dan memiliki bandar.

Begitu menariknya kehidupan di pantai, hingga Vickers menyebutnya sebagai sebuah entitas yang menyediakan wawasan tentang peradaban khas Asia Tenggara. Hal ini terwujud dalam teknologi, cara pikir, pola perilaku, hingga sistem-sistem kepercayaan dan bermasyarakat yang diterapkannya (hukum, ekonomi, politik, dan diplomasi).

Terdapat mata rantai perdagangan, pertukaran intelektual, pergerakan manusia, pergerakan motif-motif, dan bentuk-bentuk kesastraan dan kesenian yang menyediakan wawasan tentang peradaban khas Asia Tenggara.

Ekspansi kebudayaan Nusantara juga dibuktikan Th. Pigeaud, filolog Belanda, yang mengidentifikasi sastra pesisir. Istilah ini digunakan dalam aktivitas penyebaran sastra yang terkait dengan kebangkitan kerajaan Islam yang memiliki bandar-bandar besar di Jawa (Surabaya-Gresik, Demak-Jepara, dan Cirebon-Banten).

Dari pusat-pusat ini sastra pesisir menyebar ke Lombok, Palembang, Lampung, Banjarmasin, Aceh, hingga ke Campa, Kamboja, dan Filipina. Lebih jauh, ia menemukan banyak sastra Melayu yang juga merupakan bagian dari kompleks kesastraan pesisir. Dalam bermacam-macam konteks dan bahasa, satu jenis narasi yang terus-menerus muncul sebagai contoh sastra pesisir adalah cerita Panji.

Roman

Roman cerita Panji, Pangeran Jawa dari Kahuripan, adalah kisah asli Jawa Timur, bukan cerita adaptasi India seperti Ramayana dan Mahabharata. Cerita yang berkisah mengenai Kerajaan Kadiri ini berkembang pesat pada masa Majapahit.

Di Jawa Timur bahkan terdapat lebih dari 20 situs purbakala yang berkaitan dengan cerita ini, termasuk patung Panji yang ditemukan di sebuah candi di lereng Gunung Penanggungan. Menurut Purbatjaraka, awalnya cerita Panji ditulis sebagai sastra kidung dalam bahasa Jawa Tengahan yang dalam perkembangannya ditulis dalam bahasa Jawa Baru berbentuk macapat.

Di Sumatra dikenal cerita Panji Angreni, Hikayat Raja Kuripan, Hikayat Rangga Rari, dan sebagainya yang menggunakan bahasa Melayu. Catatan lain menyebutkan di Thailand terdapat cerita Panji berjudul Dalang (Inau Yay) dan Inau (Inau Lek).

Di Burma terdapat pula cerita Panji berjudul Ienaungzat yang ditulis seorang menteri negara masa kekuasaan Raja Bodawhpaya, serta masih banyak lagi kesamaan cerita Panji lainnya. Panji adalah cerita tentang budaya Indonesia. Sebagai dokumen kultural, teks-teks ini menguraikan pola-pola aktivitas yang mengatur kehidupan rakyat.

Cerita Panji juga dapat dibaca sebagai sumber pengetahuan tentang kebudayaan Nusantara dalam aktivitas artistik. Di dalamnya ada kesenian (sastra, seni pertunjukan, seni rupa, seni tari), sejarah, arkeologi, filsafat, politik, bahkan terkait dengan aspek lingkungan hidup.

Cerita Panji sebagai sastra pesisir adalah kiprah peradaban. Narasi-narasi itu menyediakan kiblat dan menguraikan hakikat peradaban tersebut kepada para partisipannya. Narasi Panji, sebagai bagian dari proses produksi peradaban pesisir, menyediakan struktur logika berupa kearifan lokal yang kontekstual terhadap perubahan dan keragaman.

Cerita Panji semakin menguatkan posisi kebaharian Nusantara. Oleh karenanya diperlukan upaya strategis melalui kebudayaan untuk merevitalisasi diri sebagai bangsa bahari. Sosok dan konsep pemikiran cerita Panji bisa menjadi refleksi mutakhir yang relevan dengan kondisi kekinian.

Cerita ini tak hanya romantisme imaji dan narasi, namun basis logika yang membuka ruang pemaknaan. Hal ini penting untuk merumuskan rancangan strategi kultural bagi masa depan bangsa yang lebih cemerlang dan bermartabat.
***

*) Peminat kajian tari dan antropologi seni, Alumnus Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Solo

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar