Kamis, 03 Juli 2014

Catatan akhir tahun: Tubuh Bahasa

Awalludin GD Mualif
sastra-indonesia.com

Keberadaan alam semesta beserta isinya,
manifestasi dari cara Tuhan menunjukan kebesaranya.


Tubuh, Bahasa

Tubuh bahasa merupakan ruh yangmembutuhkan ruang, ada ruang tubuh, ada ruang bahasa. Tanpa ruh, tubuh danbahasa hanyalah seonggok daging tanpa nyawa, ibarat benda mati: ada tangan, kaki,kepala, yang terpotong sebagian atau seluruh bagiannya, namun tak bernyawa. “Bendamati” sebagai bagian terkecil dari susunan bahasa, ibarat bagian tubuh yangterpotong beserakan. Sedangkan pada bahasa, tubuh menjelma dalam bentuk grafis berupahuruf: a, b, c, dst.


Sebagai sesuatu yang tak bernyawa merekatak dapat mengenali alam kenyataan, apalagi mempermainkanya. Mereka dapatmengolahnya ketika ruh bersarang di dalamnya, menggerakan, memberikan daya,bergerak dinamis, memiliki tenaga serta kekuatan tanpa bergantung kepada “dayahidup lainya”.  Maka, ia ibarat pusaran air yang mampu menelan apa punyang masuk ke dalam lingkarannya.

Kesadaran Tubuh

Daya bahasa adalah kesadaran yangditiupkan oleh Tuhan, bernama “ruh”, dimana nalaria dan naluria,gagasan dan harapan berada di dalamnya. Kesadaran merupakan pancaran ruh yangtak mau lepas dari  Tuhannya, bayangan yang tak lepas dari bendanya. Sebagaidaya bahasa kesadaran dapat menggambarkan dunia kenyataan. Ia mampu bercerita, pulamenyingkap misteri kenyataan. Dengannya sebuah kenyataan mampu dipertimbangkanatau dicampakan. Ringkasnya, sebuah kenyataan dapat diberi bentuk.

Bahasa pun dapat menjadi sebuah alammisteri, namun ia dapat dikuak lewat kesadaran manusia. Tanpa manusia beserta kesadarannya,bahasa tetaplah menjadi misteri yang tidak akan menjadi daya (tenaga) bahasa.Selihai apa pun manusia menyusun rangkaian bahasa,  - bentuk dan penempatan huruf – ia akan tetapmenjadi parade benda mati. Dengan kesadaranlah sebuah kenyataan dapat dikelola.

Semesta merupakan kepingan mozaik yangtercecer dan terserak di alam. Bagai reranting yang terpisah dan jatuh daribatangnya. Atau, seperti tangan manusia yang terlepas dari tubuhnya.Fragmentasi kedua hal tersebut merupakan seonggok benda tak bernyawa, keindahanbeserta fungsinya ada pada kelengkapan tubuh-batang dan tubuh-manusianya. Mereka yang tidak memiliki jiwa tidaklah hidup: karena jiwa dan kehidupan menyatu beradadalam tubuh induknya. Sepertibulu seekor burung yang tercerabut dari tubuhnya, melayang, jatuh, danmengering. Keelokan bulu burung itu ada dalam keutuhan burung itusendiri, bulu tersebut  menjadi indah saat ia berada dalam tubuh burung.

Seperti itulah saya menafsirkan tampilanhuruf-huruf, yang tertulis, terbaca. Grafis a, b, c, d, dan seterusnyamerupakan benda mati, sama halnya dengan fragmen alam yang adalah benda mati,belum memiliki jiwa, belum hidup, tak dapat mengenali serta belum dapatmengelola sebuah kenyataan. Mereka belum memiliki kesadaran.

Semesta, Bahasa

Lalu apakah yang dinamakan bahasa?Apakah ia rangkaian dari huruf-huruf yang sudah hidup, memiliki kesadaran?Ataukah huruf-huruf yang tersusun merangkai sebuah kesadaran, menjelma menjadimisteri-misteri bahasa? Misteri bahasa lahir dari sebuah keasadaran, darisusunan, dari pertimbangan, dari permainan dan kemungkinan-kemungkinan. Ibaratruh yang terperangkap dalam sebuah tubuh, begitu pun manusia terperangkap di dalamsemesta, atau sebuah kesadaran yang terperangkap dalam kata-kata. Mereka inginmelepaskan diri tapi bukan untuk melarikan diri, untuk melihatdari luar guna menjangkau serta mengenali siapakah gerangan yang membuat merekaterkungkung tak bisa lepas dari kemisteriannya.

Sepi, sunyi, tak bersemangat, putus asa,sesekali muncul pengharapan, adalah ciri-ciri dari mereka yang terperangkap.Tak ada kata takluk dan menyerah. “perlawanan” selalu diupayakan untukmenghasilkan simbol, juga metafora, agar dapat menjangkau keluar dari dirinyaatau bahkan masuk ke dalam dirinya. Gerak ruh yang dipenuhi kegelisahanmembutuhkan ruang. Bahasa adalah ruangnya. Bahasa mampu menggerakanhuruf-hurufnya demi memenuhi kegelisahan kesadaran, melayani kebutuhankesadaran. Kebutuhan kesadaran untuk mengetahui arti dunia yang belumdikenalinya atau mencoba untuk dikenali.

Kumpulan kata-kata yang dipotong danpotongan hurufnya dipisahkan, hanyalah grafis huruf. Maka itu, rumput dan bergoyang, tiang dan akhirbelum memberikan makna apa-apa, saat ia kita baca sebagai fragmen, belum dapat menggugah rasa kesadaranpembaca (karena kesadaran tersebut belum disematkan oleh penulisnya). Berbedaketika penulisnya bergerak merangkai kata-kata dalam bentuk penghayatan akankenyataan alam, menjelmalah semua kata dan membentuk dunia kenyataan. Dalam barissyair lagu Ebit Gad “ tanyalah pada rumput yang bergoyang”, merupakansebuah “analogi” dan “metafora”. Ebit GAD dengan sangat indah melukiskansebuah bentuk jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi oleh manusia dalammenjalani roda kehidupan, pula dengan sangat apik menganalogikan manusiamencari tempat untuk mencurahkan segala permasalahan yang sedang dihadapi yaitudengan bertanya kepada seorang Alim (orang yang ahli dzkir) yakni, rumput yang bergoyang. Disana bahasa telah memberikan dinaya untuk merengkuh semesta, terpanaholeh semesta, telah mentakdirkan kehidupanya sendiri, alam berpikirnya sendiri.Dari huruf-huruf “mati” tiba-tiba ia bergerak, tersusun, hidup, dan akhirnyamengandung semesta di dalam dirinya. Rumput dan bergoyang sebagai kata(kenyataan) yang kita kenal adalah sesuatu yang biasa, tak bertenaga, takmemiliki misteri. Namun, begitu “rumput” digabung dengan “bergoyang”, laluditambahkan kata “yang”, menjelmalah keluasan tanpa batas itu: tanyalah padarumput yang bergoyang. Selaras dengan hal tersebut, tiang dan akhirmerupakan dua kata yang tak mempunyai tenaga, berbeda ketika kedua katatersebut digabungkan, lalu ditambahkan kata “tanpa” diantara keduanya: tiangtanpa akhir, maka ia akan menjadi susunan bahasa yang bermakna luas.

Misteri bahasa datang dari kata-katayang saling merangkai, saling bermain. Sebaliknya, semesta akan buyar tatkalarangkaian huruf-huruf diceraiberaikan dari tubuhnya, dari tubuh bahasa. Punmisterinya akan berantakan. Ia kembali menjadi benda mati, parade grafis dari huruf-huruf.

Dunia kenyataan yang “coba” kita kenalimelalui panca indera kita yang terbatas, tidak akan dapat menguak misterisemesta. Indera kita hanya dapat melihat sebatas kemampuan indera itu sendiri.Maka tidaklah mudah, dan tidak seorang pun dapat dijadikan rujukan sebabsemesta merupakan misteri Ilahi. Pula sangat tidak “mudah” mencari intelektual,agamawan, ilmuwan yang mampu dan dengan pasti menjelaskan misteri semesta.Kalaupun ada, semuanya akan masuk kerana dunia perkiraan. Bahasa mencobamelukiskannya melalui rangkaian syair yang tersusun apik.

Dalam perjalanan dunia sastra kitamengenal nama Abu Nuwas dan beberapa penyair yang mencoba menggerakan hurufmelalui rangkaian bahasa “sufi” demi mencoba mengungkap kemisterian serta kuasaTuhan dan semesta penyair dari Bagdad (Irak), yang dikenal lewat syairnya yangmashur, dan hingga kini masih sering diperdendangkan menjelang Sholat di surau-suraudi tanah Nusantara ini: “Wahai Tuhanku, aku bukanlah orang yang layak masukke surgaMu. Namun aku tak sanggup untuk masuk ke nerakaMu. Makaitu berikan aku kekuatan bertaubat dan ampunilah dosa-dosaku. Karenahanya Engkaulah yang mampu mengampuni dosa-dosa besar. Maka ampunilahdosaku, karena hanya Engkaulah yang Mahapengampun segala dosa.”

Bahasa, Kuasa Misteri

Bahasa senantiasa mencoba menjadi mediaatas misteri keputusan Tuhan akan nasib manusia di antara surga dan neraka. AbuNuwas mengungkapkan kelemahan dirinya sebagai hamba di hadapan Tuhan, namunsekaligus mencoba “menawar” sebuah keputusan atas ke Mahakuasa Tuhan dalam menentukannasib hambaNya.

Mungkin beginilah kesadaran mencaribahasa, dan bahasa mencari kata-kata guna mengenali alam, mengelola maknamelalui simbol-metafora agar dapat tertangkap panca indera manusia. Sedangkanalam beserta seluruh hiruk pikuk yang berada di dalamnya tetaplah menjadimisteri, sebagaimana Tuhan dimana kemisterian hanya dapat “dicoba” untuk dimengertitanpa kesimpulan pasti.

Yogyakarta, 29 Desember 2013
https://www.facebook.com/kanjeng.tok

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar