Senin, 28 Januari 2013

Mengapresiasi Sastra dan Sastrawan

Fakhrunnas M.A. Jabbar
Lampung Post, 6 Jan 2013

SASTRAWAN Hamid Jabbar?sebagaimana juga sastrawan-sastrawan lain?semasa hidupnya sering diundang baca puisi atau menjadi juri. Pihak pengundang bisa beragam. Mulai instansi pemerintah, paguyuban, sanggar seni, kampus atau sekolahan. Hamid biasanya pasti menanyakan: berapa honor yang mau diberi? Soalnya, sering honor yang diterima hanya pas untuk bayar ongkos taksi pergi-pulang ke tempat acara.
Sikap terus terang yang ditunjukkan Hamid Jabbar sebenarnya sebuah keniscayaan. Sebab, tugas mulia seorang sastrawan dalam ikut memberikan pencerdasan dan pembelajaran (baca: apresiasi) bagi orang kebanyakan tak perlu diragukan lagi. Tapi realitas hidup sastrawan sendiri yang memerlukan materi (nafkah) bagi kehidupan keluarganya tentu tak bisa diabaikan begitu saja. Dalam teori ekonomi disebut opportunity cost.

Persoalannya sejak dulu, apakah sastrawan (baca: penulis) itu sebuah profesi? Membahas soal ini tentu selalu berbuah polemik panjang. Pasalnya, para sastrawan lahir dan tumbuh dengan latar belakang yang beragam. Tak banyak sastrawan yang menggantungkan hidup-matinya dari pekerjaan menghasilkan karya sastra. Bahkan, masih banyak sastrawan yang ragu-ragu menyebutkan pekerjaan atau profesinya sebagai ?penulis? dalam data-data KTP atau biodata lainnya.

Andai sastrawan diakui sebagai profesi tentulah pekerjaan menulis atau berkegiatan dalam ruang lingkup sastra merupakan kerja profesional. Sebuah pekerjaan yang harus dihargai (diapresiasi) secara materi. Layaknya, pekerjaan wartawan, pengacara, petinju, bidan, guru, dosen, trainer, MC, dan profesi lainnya yang mempunyai standar gaji, upah atau honorarium. Tentulah dalam mengukuhkan profesionalisme tugas dan tanggungjawab diperlukan standar kompetensi yang dijadikan rujukan semua pihak.

Pekerjaan bersastra yang diperankan para sastrawan dari zaman ke zaman di negeri ini selalu berada pada tataran hobi atau kesenangan belaka. Kalaupun ada sejumlah sastrawan yang berhasil melejitkan karya-karyanya sehingga digilai publik, hal itu pun diraih setelah bertahun-tahun dan bisa secara tak terduga. Sebutlah nama besar J.K. Rowling dengan serial novel Harry Potter, Habiburrahman el-Shirazy dengan sejumlah novel, di antaranya Ayat-ayat Cinta, Andrea Hirata dengan Laskar Pelangi.

Dalam pesta sastra Indonesia terpampang nama-nama besar sastrawan dari setiap angkatan sastra untuk menyebut beberapa nama mulai dari Amir Hamzah, Chairil Anwar, Soeman Hs, W.S. Rendra, Budi Darma, Pramoedya Ananta Toer, Sutardji Calzoum Bachri, Sapardi Djoko Damono, Afrizal Malna, Ayu Utami, Helvy Tianarosa, Asma Nadia hingga Dee. Sebagian besar karya-karya mereka sudah diapresiasi secara baik oleh masyarakat pembaca. Namun, tak semua mereka yang benar-benar mampu hidup semata-mata dari pekerjaan bersastra atau menulis seumur hidupnya.

Keberadaan sastrawan lebih diidentikkan dengan pekerjaan-pekerjaan apresiasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ?apresiasi? bermakna : kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu; dan kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah. Apresiasi sastra tentulah sikap kesadaran dan penilaian (penghargaan) terhadap karya dan aktivitas sastra. Sebagai profesi, pekerjaan bersastra itu hendaklah dihargai tidak hanya secara spritual, tetapi materi.

Hingga kini memang belum ada standar kompetensi bagi pekerjaan sastrawan. Hal ini hampir senada dengan posisi ulama atau penyampai pesan keagamaan yang bekerja atas dasar keikhlasan. Namun, pekerjaan sastrawan tentu tidak selalu sama dengan tugas-tugas dakwah keagamaan.

Namun, makna kata ?apresiasi? dalam praktek kehidupan para sastrawan terkesan terus mengalami degradasi atau pelenyapan makna. Tugas-tugas seorang sastrawan selalu dilekatkan pada tanggung jawab memberikan apresiasi (menumbuhkan sikap menghargai terhadap karya sastra) tanpa mempertimbangkan nilai materi yang harus diperhitungkan sebagai konsekuensi mengikuti atau menjalankan tugas-tugas mulia itu.

Untuk tugas menumbuhkan apresiasi bagi publik, para sastrawan tentu sudah berperan banyak.

Sastrawan bisa lahir kapan dan di mana saja. Siapa pun bisa jadi sastrawan dalam arti luas tanpa ada persyaratan-persyaratan kompetensi. Semua orang memulai jadi sastrawan dari sikap volunterisme (kesukarelaan) karena didorong minat, bakat, dan hobi. Namun, banyak yang tak terduga, hobi bersastra itu bagi sebagian sastrawan bermuara pada pekerjaan profesional yang mendatangkan nilai materi. Bukan tak sedikit sastrawan yang menggantungkan hidup dari karya-karya yang dipersembahkan kepada publik baik publikasi, penayangan atau pertunjukan.

Semua sastrawan yang sudah punya nama pastilah melewati fase-fase awal hanya sekadar memuaskan jiwa atau menjalani kesenangan. Namun, dalam waktu berjalan?dengan segala suka-duka, tentu saja?karya-karya yang dihasilkan dan dipublikasi akan melahirkan nama dan dihargai dalam bentuk nilai materi (honorarium atau apa pun namanya).

Itulah sebabnya apresiasi yang diberikan publik tidak cukup pada karya sastra belaka. Hal yang tak kalah penting berkaitan dengan apresiai terhadap sastrawan itu sendiri. Sebenarnya untuk profesi penyanyi atau pemusik, apresiasi ini terasa lebih signifikan. Selain nilai apresiasi materi terhadap karya lagu atau nyanyian yang dipublikasi lewat CD, DVD, MP3, MP4, kaset dan sejenisnya bernilai cukup tinggi juga sistem royalti diatur dan dikawal oleh institusi yang profesional.

Sedangkan sastrawan baru terbatas pada penerbitan buku, art performance atau sebagian kecil berupa CD dan DVD dengan nilai royalti dan nilai jual yang terbatas. Bayangkan saja, royalti penerbitan buku dari pihak penerbit hanya berkisar 10%?15% saja. Syukur-syukur buku yang diterbitkan jadi best seller.

Oleh sebab itu, bisa dibayangkan tak banyak sastrawan yang mampu hidup secara layak dan sejahtera karena nilai-nilai apresiasi material yang kurang pantas. Realitas di depan mata, banyak sastrawan yang diundang dalam perhelatan sastra justru harus mengeluarkan dana (nilai materi) terkait transportasi dan lain-lain. Tragisnya lagi, sastrawan ikut tampil menyajikan karyanya justru tidak diapresiasi secara materi sama sekali. Anehnya, hal itu dilakukan oleh penyelenggara yang berasal dari kalangan sastrawan sendiri.

Apresiasi materi pada hakikatnya bukan bicara soal besar-kecil nilai, melainkan ada atau tidaknya nilai materi yang diberikan. Begitulah apresiasi sastra dan sastrawan dapat terus diwujudkan dan dipertahankan. Nilai apresiasi materi semacam ini dijamin tidak akan membuat sastrawan jadi kaya-raya.

*) Fakhrunnas M.A. Jabbar, sastrawan, budayawan, tinggal di Pekanbaru.
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2013/01/mengapresiasi-sastra-dan-sastrawan.html

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar