Senin, 28 Januari 2013

Gadis Itu Bernama Yang Liu

Nasrulloh Habibi *
Riau Pos, 6 Jan 2013

AKHIR dan awal tahun Desember esok menjadi pergantian masa dimana momen itu akan digunakan masyarakat Indonesia untuk merayakan datangnya tahun baru. Seperti biasa, serangkaian acara akan digelar mulai dari pesta kembang api, nonton film, berkeliling kota, mendaki gunung atau bahkan sekadar kumpul bersama teman di rumah dengan menikmati masakan yang diracik sendiri untuk menghabisi malam di akhir tahun. Semua merayakan dengan bahagia. Tak terkecuali setiap akhir tahun selalu bertepatan dengan hari Natal oleh umat Kristiani yang juga turut merayakan saat berharga tersebut. Namun, di penghujung akhir 2011 yang lalu, ada sebagian orang yang sedang berduka atas kepergian seseorang.

Pengarang yang biasa bergelut dengan dunia kata dan imajinasi. Kabar duka cita itu berasal dari meninggalnya penulis kelahiran Banjarmasin berdarah Tionghoa, Lan Fang. Pengarang yang produktif menulis sekaligus berdedikasi tinggi dalam dunia Literasi. Jika setiap penulis, seniman, budayawan, sampai kiyai besar di Jawa Timur ditanya siapa Lan Fang itu, maka saya yakin mereka mengenalnya. Ya, pengarang yang satu itu memang punya pergaulan yang sangat luas di kalangan apapun. Baik di kalangan penulis pemula ataupun yang ternama. Sifat keahlian bergaul dan kesederhanaan menjadikannya disukai siapa saja, meski kadang cerewet bahkan mudah cemberut, begitu kata orang yang sering bergaul dengannya.

Keberadaan pengarang ini juga tak mudah diterka, mobilitasnya sangat tinggi begitu kata guru besarnya Budi Darma, baik di kota-kota lain atau di Surabaya sendiri. Sering mengisi seminar atau pelatihan kepenulisan sastra di sekolah, pesantren atau di mana. Dia seolah tak ingin berhenti untuk mengabdi pada diri sendiri dan semua orang. Pada hari itu Selasa, 27 Desember 2011 saya baru mengetahui beritanya dari internet. Sontak saya sangat keget kerena terpampang jelas foto Lan Fang sambil mengangkat segelas kopi diwarnai senyum manisnya yang mistik. Keterangan menyebutkan meninggalnya pengarang ini karena kanker payudara yang dideritanya telah mengganas sehingga tak bisa diselamatkan. Dia meninggal di RS Mont Elisabeth Singapura setelah lima hari sebelumnya sempat di rawat di Ghuangzou, Cina.

Entah mengapa perasaan sedih dan kehilangan begitu nian menjalari hati ini. Sebenarnya pertanyaan dan rasa itu masih mengalun lembut dan tak enggan pergi. Teman, sahabat, saudara, kekasih atau siapakah dia? Saya tak tahu, yang saya tahu hanya beberapa paras cantiknya bertemu muka dalam tatapan tak lebih dari tiga kali. Saya tak begitu mengenal Lan Fang seperti yang orang bilang di kebanyakan situs jejaring sosial tentang keakrabannya. Tak sedikit rekan di dunia maya atau di dunia nyata berkomentar tentang kepergiannya yang mendadak. Terutama kawan baiknya seperti Wina Bojonegoro, Sanie B. Kuncoro, HU Mardi Luhung, Leak Kustia, dll. Untuk mengenang dan memberi apresiasi tertinggi, mereka menggelar kegiatan yang bertema Festival untuk Lan Fang. Diselenggarakan mulai 3 Januari hingga 11 Maret 2012. Pembukaan acara dimulai dari pembacaan cerpen Lan Fang oleh Gus Ipul. Kegiatan yang digagas oleh Rully Anwar tersebut mendapat sambutan yang luar biasa dari sahabat lainnya. Begitu juga pada 15 Desember kemarin diadakan acara Tribute to Lan Fang di Surabaya yang dihadiri sahabat dan pengagumnya. Mereka berdiskusi, membacakan puisi, cerpen, karya Lan Fang dan karya sendiri.

Saya mengenal beliau karena sama-sama jatuh cinta dengan dunia kata-kata, imajinasi dan nilai seni. Sekitar tahun 2008 kali pertama bertemu pada seminar sastra yang diselenggarakan Unesa di Auditorium Fakultas Bahasa dan Seni bertemakan Sastra Pop dan Sastra Serius dengan masing-masing pembicara Mashuri, Audifax dan Lan Fang. Memang benar, apa yang dikatakan AS Laksana, Lan Fang orang yang paling antusias saat berdiskusi seputar masalah sastra pop mengingat dia sendiri juga seorang penulis pop. Yang kedua, pertemuan saya dalam bedah buku puisi Pena Kencana pada 2009 di Gramedia Plaza Surabaya yang dimoderatori Srikit Syah dengan pembicara Budi Darma dan seorang dekan Fakultas Ilmu Budaya Unair. Saat itu, Lan Fang bukan sebagai pembicara melainkan sebagai peserta saja. Dan yang terakhir kali saya bertemu pada kesempatan yang cukup membanggakan dan mengharukan dalam hidup, karena saat itu saya mengantar seorang teman penyair Madura Umar Fauzi Ballah menerima penghargaan sebagai juara I dalam lomba cipta puisi yang diadakan Yayasan Indonesia Tionghoa (INTI) Jatim, di Gedung Juang 45 Surabaya, di situ Lan Fang sebagai salah satu dewan juri selain Sapardi dan Budi Darma. Sikap tegur sapanya membuat hati saya terenyuh dan kagum, ternyata masih ada ya orang Cina yang mau mengakrabi kaum pribumi macam teman saya yang berkulit hitam legam dan berasal dari daerah pula. Waktu itupun saya dikenalkan dengannya dan percakapan yang diobrolkan meski basa-basi tapi masih terkenang sampai sekarang.

Hanya tiga pertemuan membuat hati kelimpungan saat mengetahui dan menyadari bahwa pengarang itu kini telah tiada. Perempuan ini sangat mistik seperti Yang Liu dalam ceritanya yang digambarkan pendiam, sederhana dan cantik seperti bunga anggrek yang semerbak harum baunya. Tanaman yang tahan banting dalam hempasan angin, badai, hujan deras dan terik panas yang membara. Tak semua buku karyanya bisa saya nikmati, dan hal itu karena beberapa hal yang tak bisa dijelaskan begitu saja. Hanya dari Yang Liu-lah saya mengenal lebih dekat siapa Lan Fang. Dalam Yang Liu, saya melihat Lan Fang di situ, ada semacam nuansa yang intim antara pengarang dan dan karyanya. Seperti yang dikemukakan Budi Darma, ‘’Pada mula awal kepengarangannya pribadi Lan Fang tampak begitu hanyut dalam karya yang dilahirkan. Sebut saja Pai Yin, Kembang Gunung Purei dan pada karya di bagian akhir semisal Lelakon, Perempuan Kembang Jepun dan Ciuman di Bawah Hujan pribadi Lan Fang sebagai pengarang tak begitu terpengaruh dalam karyanya. Lan Fang beralih strategi menjadi seorang narator yang tak terlalu ikut dalam ceritanya’’.

Tapi saya merasakan Lan Fang tetap hanyut dalam Yang Liu. Dalam Yang Liu yang saya kenal, tetap nampak sosok Lan Fang sebagai pengarang yang ikut dalam karyanya. Saya mengenal kepribadiannya sebagai seorang Ibu dalam cerpen ‘’Ulang Tahun Koko’’, melihat pahit getir hidupnya sebagai perempuan dari cerita yang dimulai dari tengah, merasakan persahabatan dan cinta dari Aku, Denny dan Matius dan Ucal dan Si Monyet. Saya bisa mengenal Lan Fang yang selalu bercermin saat menempatkan diri pada lingkungan apa un dalam ‘’Rumah Tanpa Cermin’’.

Begitulah cara saya mengenal Lan Fang dari Yang Liu buku kumpulan cerpennya. Perkenalan itu sangat singkat dan menyisahkan tanda tanya besar. Benarkah dia telah pergi untuk selamanya dan meninggalkan orang-orang yang menyayanginya dengan genangan air mata. Entahlah, dan jika tahun demi tahun mendatang AS Laksana sejak itu akan mengenal hari kelahirannya untuk mengenang kepergian Lan Fang. Maka, pada tiap tahun demi tahun di hari akhir tahun saya akan menuliskan kenangan untuknya.***

Mojokerto, 20 Desember 2012.

*) Nasrulloh Habibi, Lulusan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Mulai menulis puisi, cerpen, esai dan resensi sejak 2008. Pernah tergabung dalam beberapa forum diskusi sastra dan seni seperti Komunitas Rabo Sore (KRS), Komunitas Bangbang Wetan, Halte Sastra (DKS), Komunitas Arek Japan (KAJ) dan Teater Institut (TI). Pernah turut sebagai salah satu aktor latar dalam naskah Nyai Ontosoroh oleh R Giryadi diadaptasi dari Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer di Taman Budaya dan Kesenian Ismail Marzuki (TIM) Festamasio IV Jakarta.
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2013/01/gadis-itu-bernama-yang-liu.html

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar