Rabu, 06 Juni 2012

Gola Gong & Tias Tatanka BENTUK RUMAH DUNIA AGAR BISA “GENGGAM DUNIA”

Gola Gong, Tias Tatanka
http://nostalgia.tabloidnova.com/

Kecintaan pada buku dan cita-cita mempopulerkan budaya baca tulis di Banten, membuat pasangan suami-istri ini membangun Rumah Dunia. Di sana merupakan sebuah pusat belajar dengan segudang kegiatan dan sarana. Anak-anak maupun orang dewasa boleh menimba ilmu tanpa dipungut bayaran.

(Berjarak sekitar 1,5 km dari pintu tol Serang Timur, NOVA tiba di Kampung Ciloang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Udara segar, rimbun pepohonan, dan hamparan sawah terasa sangat menyejukkan. Di depan pagar bambu sebuah bangunan bertembok tinggi, dua orang-orangan sawah berdiri mengapit. Plang kayu bertuliskan RUMAH DUNIA tergantung di atap pagar yang terjalin dari daun kering.
Sebuah pemandangan unik tersuguh ketika pintu pagar dibuka. Puluhan anak-anak beraktivitas di lahan seluas seribu meter pesegi. Ada yang bermain, menulis, menggambar, mendengarkan dongeng, berteater, atau membaca di perpustakaan. Si empunya, Hery Hendrayana Harris (42) atau lebih dikenal dengan nama Gola Gong, didampingi sang istri, Tias Tatanka (35) dan keempat buah hatinya mempersilahkan NOVA.)

Awal Maret lalu, buku nonfiksi Anda Menggenggam Dunia baru diluncurkan ya?
Gola Gong (GG): Iya, sebetulnya saya malu menulis buku berbentuk semacam autobiografi itu, karena takut dibilang narsis. Setelah pikir panjang, akhirnya saya mau. Buku itu lebih kepada pergulatan hidup saya dengan dunia tulis menulis dan buku, terutama dikaitkan dengan kecacatan saya. Selama itu, budaya membaca bukulah yang membentuk karakter saya dan meningkatkan kepercayaan diri.

Sedikit flashback, bagaimana awalnya tertarik ke dunia menulis?
GG: Cita-cita awal saya adalah menjadi guru, tapi saya terbentur dengan kondisi fisik saya yang cacat sejak usia 11 tahun. Bukan karena saya minder, tetapi saya sering terbentur pada infrastruktur dan peraturan-peraturan pemerintah yang kurang sensitif pada orang cacat. Melihat kondisi seperti itu, saya realistis.

Saat itu, hobi membaca yang saya tekuni sejak kecil seperti menyeruak dan membangun proses kreatif saya. Ayah pun bilang, pekerjaan yang tidak menuntut persyaratan rumit adalah menjadi penulis. Tahun 1980-an saya pun mulai belajar secara otodidak. Sempat juga kuliah di Fakultas Sastra Indonesia, Universitas Padjadjaran.

Tahun 1989, saya menerbitkan seri petualangan Balada Si Roy. Lalu, saya sempat menjadi wartawan di Gramedia Grup. Hingga kini saya sudah menulis sekitar 40-an buku fiksi. Sekarang saya menjadi tim kreatif di stasiun televisi RCTI.

Kecintaan Anda pada buku kemudian melahirkan pusat belajar Rumah Dunia (RD). Bagaimana perjuangan Anda membangun RD?
GG: RD itu bukan keinginan yang terwujud dalam satu malam. Sejak dulu saya terobsesi ingin membuat sebuah gelanggang remaja. Apalagi di Banten, tempat saya tinggal, tidak ada wadah untuk berekspresi. Kalau saya mau buku-buku bagus atau nonton teater ya harus pergi ke Jakarta atau Bandung. Budaya baca-tulis di Banten pun sangat rendah, diperparah dengan stigmatisasi berkonotasi negatif tentang wilayah itu. Saya merasa bertanggung jawab secara moral untuk memperbaikinya.

Benih tanggung jawab itu terus saya pelihara hingga kuliah dan bekerja di Jakarta. Saya berupaya menyubsidi berbagai kegiatan kesenian, membuka perpustakaan pribadi untuk umum, bahkan sempat membuat tabloid untuk generasi muda di Serang.

Saya dibantu dua kawan sempat door to door atau ke sekolah-sekolah, untuk memberi pendidikan baca tulis, fiksi, dan jurnalistik secara gratis. Saya akui, di tahap mencari dana itu saya mengorbankan diri. Saya masuk ke budaya populer, menulis buku-buku fiksi yang ringan, karena lebih mudah mencari uang dengan cara begitu. Pemerintah saat itu sama sekali tidak peduli.

Lalu?
GG: Tahun 1997 saya menikah dengan Tias. Saya utarakan obsesi saya kepada Tias untuk membuat gelanggang remaja itu. Syukurnya Tias mendukung semua rencana saya.Tahun 2000 saya membeli tanah dan tinggal di Kampung Ciloang. Di belakang rumah ada lahan seribu meter persegi. Saya pikir akan cocok untuk dibuat miniatur gelanggang remaja atau semacam pusat belajar.

Seiring waktu, sejak Maret 2002, RD sudah mulai berjalan. Pada 14 Februari 2004, baru diresmikan oleh Hj Cucu Munandar, istri Gubernur Banten, Djoko Munandar. Saya mengelola RD dibantu istri dan beberapa relawan. Bahkan anak saya Bella (8) dan Abi (6,5) pun mau membantu menjadi relawan.

Langkah apa yang kemudian Anda lakukan untuk menarik minat warga lokal pada budaya baca tulis?
GG: Prosesnya memang tidak mudah. Saya ciptakan di lingkungan keluarga sendiri dulu. Tias suka mendongeng, membuat reading corner di teras untuk anak-anak, menyediakan makanan, membuat selebaran, bahkan juga mainan.

Lalu di depan rumah saya buat plang bertuliskan Rumah Dunia, nama yang kami sepakati bersama. Dari situ sosialisasi terus berjalan. Mulailah warga lokal tertarik, anak-anak pun mulai datang. Dari yang cuma satu-dua orang, hingga sekarang bisa lebih dari 50 orang.
Pastinya banyak pengalaman berkesan selama bergelut dengan anak-anak.

Tias Tatanka (TT): Memang sasaran utama kita adalah anak-anak dan pelajar. Awalnya, anak-anak masih tidak bisa diatur, maunya hanya main. Jika didongengi, mereka malah meledek saya, bercanda sendiri atau tidak dapat mengerti isi ceritanya. Diajari membaca pun mereka sangat lambat memahami. Ketika diminta untuk maju dan bercerita, mereka malah kabur. Sekarang, sih, mereka sudah mulai mengerti, bahkan kadang kalau sudah di RD, mereka enggak mau pulang.

Apa saja sarana yang terdapat di dalam RD?
TT: Kini sudah ada lahan bermain yang berisi berbagai permainan anak-anak, sebuah perpustakaan untuk dewasa yang berisi tak kurang dari 4.000 buku, sebuah perpustakaan anak-anak, panggung 5×7 meter, musala, kedai buku, komputer, sekretariat, ruang serba guna, dan rumah untuk para relawan. RD terbuka untuk umum (anak-anak dan remaja) dan tidak dipungut bayaran, mulai dari Senin sampai Jumat pukul 13:00 sampai dengan 17:00, Minggu pukul 12:00 sampai dengan 17:00.

Kegiatan apa yang dapat dilakukan di RD?
TT: Awalnya kegiatan RD memang hanya baca tulis, tapi kemudian berkembang. Kami biasa menyebut kegiatan di RD sebagai kegiatan “wisata”. Disebut begitu agar kegiatan baca-tulis itu memikat anak-anak dan remaja. Senin ada wisata baca dan dongeng, Selasa wisata gambar yang mendatangkan guru dari universitas. Rabu dan Kamis ada wisata tulis dan bahasa Inggris. Jumat diisi dengan wisata lakon (teater). Oh ya, teater anak-anak RD sudah beberapa kali diundang pentas di sekolah-sekolah atau acara kesenian.

Apa yang biasanya paling digemari anak-anak?
TT: Di hari Rabu dan Kamis, biasanya saya membawa anak-anak untuk kunjungan keluar. Anak-anak senang sekali belajar mewawancarai orang dari berbagai profesi. Misalnya, kunjungan ke pabrik roti, pedagang nasi uduk, hingga usaha laundry. Hasil wawancara dibuat dalam laporan tertulis. Yang dinilai baik, akan diberi hadiah. Bahkan, beberapa anak yang berprestasi mendapat beasiswa atau program adik asuh dari perorangan maupun instansi.

Bagaimana dengan kegiatan untuk pelajar dan usia dewasa?
GG: Khusus Sabtu dan Minggu biasanya untuk pelajar dan dewasa. Sabtu ada klub diskusi RD, sementara Minggu diisi crash program (kursus singkat jurnalistik untuk pelajar SMP selama satu bulan) dan kelas menulis.

Di kelas menulis, pesertanya pelajar SMA dan mahasiswa. Selama tiga bulan mereka diajarkan jurnalistik, fiksi, dan skenario TV. Ada juga Tawuran Seni, yaitu kegiatan tiga bulan sekali yang mempertemukan dua sekolah atau perguruan tinggi untuk mempertontonkan kemampuan masing-masing di bidang sastra atau teater.

Semua materi dibimbing langsung oleh Anda dan istri?
GG : Materi untuk anak-anak memang dipegang langsung oleh Tias dengan dibantu beberapa relawan. Tias juga memegang peran sebagai Ketua RD. Nah, untuk materi dewasa saya yang membuat dan mengajarkan. Kami juga sering meminta bantuan teman-teman penulis untuk membagi ilmu mereka. Misalnya kegiatan RD yang berskala nasional, seperti Ode Kampung kemarin.

Dalam kegiatan-kegiatan besar itu Anda juga memberdayakan warga lokal, ya?
GG: Iya, biasanya untuk kegiatan-kegiatan besar yang mendatangkan banyak orang dan tidak hanya satu hari. Nah, saya membuatkan kios-kios jajanan tradisional di lahan depan RD untuk para warga lokal berjualan. Makanan-makanan selama acara berlangsung juga kami pesan pada warga lokal. Jika tamu-tamu butuh penginapan, mereka bisa menyewa kamar di rumah-rumah warga.

Sejauh ini tanggapan dari para pengunjung RD bagaimana?
TT: Awalnya RD, kan, hanya untuk warga lokal. Ternyata sekarang orang-orang dari berbagai pelosok nusantara pun datang. Beberapa sekolah bahkan rutin berkunjung ke sini, misalnya anak-anak TK dan SD. Para mahasiswa pun sekarang banyak ke RD untuk mencari rujukan skripsi.

Kegiatan di RD tidak dipungut bayaran. Lalu, bagaimana cara menggalang dana?
GG: Saya menggalang dana untuk RD dengan membuat buku, baik pribadi maupun komunitas. Semoga semuanya lancar, karena saya juga masih punya cita-cita menambah sarana RD dengan membuat lapangan olahraga.

(Puluhan anak masih beraktivitas. Sebagian membaca buku, sebagian menulis. Sebuah bekal berharga bagi mereka untuk kelak “menggenggam dunia”. Semoga.)

Dijumput dari:
http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=11280
http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=11280&no=2

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar