Minggu, 01 April 2012

Memoar Seorang Pendekar Tua

Judul Buku : Nagabumi I; Jurus Tanpa Bentuk
Penulis : Seno Gumira Ajidarma
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan : November 2009
Tebal : x + 815 halaman
Harga : Rp. 150.000,-
Peresensi : Akhmad Sekhu
http://hiburan.kompasiana.com/

Apa yang dapat dilakukan seorang pendekar tua yang tahu ajalnya sudah dekat? Ia tak ingin mati sebelum dapat menuliskan memoar riwayat hidupnya, sebagai cara untuk membongkar rahasia sejarah. Demikian yang tersirat dari buku berjudul “Nagabumi I; Jurus Tanpa Bentuk” yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma.

Buku itu tentu bukan menceritakan jaman sekarang, tapi jaman dahulu kala yaitu sekitar tahun 871 di Pulau Jawa. Alhasil buku itu harus menyertakan banyak referensi, baik itu referensi buku-buku sejarah maupun website. Bahkan tidak tanggung-tanggung Seno terpaksa kudu menyertakan catatan kaki sekitar 45 halaman. Ini sungguh lain dari para pengarang cerita silat sebelumnya, sebutlah misalnya Kho Ping Ho, pengarang buku silat legendaris Indonesia yang sangat produktif. Ia tak pernah menyertakan catatan kaki sedikitpun, selain hanya cerita asli rekaannya saja.

Mengapa Seno demikian peduli dengan sejarah yang melatari ceritanya? Padahal ia dikenal sebagai sosok sastrawan pembangkang dengan imajinasinya yang sangat liar. Mungkin ia ingin menciptakan tren baru dengan gaya khasnya sebagai tukang cerita yang sangat kaya dengan referensi. Ini yang dinamakan sebagai karya kreatif karena menciptakan sesuatu yang baru. Tapi diam-diam kita mesti curiga, jangan-jangan Seno sedang mengandai-andai dirinya menjadi seorang pendekar. Sebagaimana dulu ia pernah seperti Old Shatterhand di rimba suku Apache, cerita karya pengarang Jerman Karl May, yang mengembara mencari pengalaman.

Menggapai Wibawa Naga

Dalam buku setebal 815 halaman, diceritakan tentang Pendekar Tanpa Nama yang telah mengundurkan diri dari dunia persilatan karena umurnya sudah 100 tahun. Pendekar tua itu sudah lupa, siapa saja lawan yang pernah terbunuh olehnya, dan barangkali kini murid atau kerabat lawan-lawannya datang menuntut pembalasan dendam. Bahkan negara menawarkan hadiah besar untuk kematiannya.

Pembahasan dari bab pertama, yaitu Jurus Tanpa Bentuk, dimulai dari cerita Pendekar Tanpa Nama mengundurkan diri dari dunia persilatan. Kemudian, dari situ ia flashback panjang ke masa silam, seperti tentang dirinya yang pernah membantai seratus lawan dalam semalam. Setelah itu, cerita berturut-turut, tentang ketika maut berkelebat di balik kelam, rumah ketiadaan, Naga Emas, melawan suara seruling, sampai pada cerita kunci penalaran dan Pendekar Aksara Berdarah.

Bab berikutnya, bab kedua, Anak Sepasang Naga, dimulai dari cerita sepasang Naga dari Celah Kledung, mengenai pendekar harus membela yang lemah dan tidak berdaya, tentang Kitab Ilmu Naga Kembar, sampai pertanyaan; apakah menulis itu? Selanjutnya, bab ketiga, Kematian dan Kesempurnaan, pada Sub bab Rehat dan Filsafat menyodorkan perenungan mendalam; jika ilmu silat dalam sastra hanya semu, bagaimana caranya menjadi filsafat? Ketajaman pedang kata-kata dalam dirimu, lebih tajamkah dari pedang pesilat?

Bab Keempat, Dua Pedang Menuliskan Kematian, yang dimulai dari pengandaian bagaikan ruang angkasa; tentang ilmu hitam dan ilmu putih; seperti Berciuman dan Bercinta; Mantara atawa Aksara Bercahaya, sampai tentang tulisan dan kejujuran. Terakhir, bab kelima, Pendekar Tujuh Lautan, dimulai dari cerita berlayar ke Samudradvipa, pembantaian di tengah lautan, Naga Laut dan Nagarjuna, Mantra Nagarjuna, Putri Asoka, sampai dengan cerita tentang seorang putri di atas kudanya, dan paling akhir kehormatan pada pembaca tentang memoar seorang pendekar tua.

Buku ini diniatkan oleh penulisnya sebagai sebuah cerita tempat orang-orang awam menghayati dunia persilatan sebagai dongeng, tentang para pendekar yang telah menjadi terasing dari kehidupan sehari-hari, karena tujuan hidupnya untuk menggapai wibawa naga. Apakah kita percaya begitu saja dengan paparannya ini? Referensi yang sangat banyak itu tampaknya tak cukup untuk dapat menjawabnya.

Mengusung Intrik Politik Kekuasaan

Kemudian dikatakan Nagabumi adalah drama di antara pendekar-pendekar, pertarungan jurus-jurus maut, yang diwarnai intrik politik kekuasaan, maupun pergulatan pikiran-pikiran besar, dari Nagasena sampai Nagarjuna, dengan selingan kisah asmara mendebarkan, dalam latar kebudayaan dunia abad VIII-IX. Nah, inilah yang menjadi poin penting buku ini, yaitu dengan mengusung intrik politik kekuasaan. Sebuah tema yang mengemuka begitu bebasnya sejak bergulirnya era reformasi dengan eforia kebebasan berpendapat tentang intrik politik kekuasaan.

Misalnya pada sub bab; Menggugat Pembebasan Tanah, diceritakan persaingan kekuasaan, yang memanfaatkan segala perbedaan, termasuk agama, yang justru menghendaki perpecahan tersebut. Dengan terdapatnya perpecahan, suatu bangsa menjadi rapuh, dan mereka yang berkepentingan dengan keadaan ini akan mudah merebut kekuasaan. (hal. 43-44)

Begitu juga pada bab berikutnya, Permainan Kekuasaan, bahwa manusia bertarung memperebutkan kekuasaan atas nama agama dan bukan sebaliknya. Agama apa pun tidak membenarkan pertarungan antar agama dan tidak akan pernah ada kecuali manusia yang begitu bodoh sehingga menafsirkan yang sebaliknya. (hal. 424)

Ada lagi yang tentu patut untuk pembaca ketahui, yaitu dibanding pemerintahan raja-raja sebelumnya, masa pemerintahan Rakai Kayuwangi kemudian akan kuketahui sebagai salah satu masa yang paling tenang, sehingga mengherankan juga sebenarnya, permainan kekuasaan macam apa yang membuat istana sampai mengeluarkan selebaran untuk memburu dan membunuhku. (hal. 756)

Demikian Pendekar Tanpa Nama selalu bertanya-tanya seperti itu yang mungkin jawabannya akan kita temukan pada buku Nagabumi berikutnya. Sebuah buku yang tentu relatif tebal, tapi tampaknya tak cukup menampung semua paparan flashback panjang memoar seorang pendekar tua.

—-
Akhmad Sekhu lahir 27 Mei 1971 di Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jateng. Tulisan-tulisannya; puisi, cerpen, novel, esai budaya, resensi buku, artikel arsitektur-kota, kupasan film, telaah televisi, biografi dan company profile. Mantan Ketua Umum Kelompok Sastra Mangkubumen (KSM), Ketua Divisi Penerbitan Himpunan Sastrawan Muda Indonesia (Hismi), Ketua Divisi Apresiasi Masyarakat Sastra Jakarta (MSJ), Koordinator Komunitas Penulis Senen Gelanggang Remaja Jakarta Pusat, kini tinggal di Jakarta & Tegal. Web: http://asekhu.wordpress.com/ Email: sekhu006@yahoo.com, Mobile: 081575620485

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar