Sabtu, 21 April 2012

Hasan Junus, Pena yang Tak Kunjung Kering

untuk mengenang Hasan Junus
UU Hamidy
http://www.riaupos.co/

1. Pewaris Darah Pengarang

Kalau ada pengarang kreatif di Riau tidak mengenal nama Hasan Junus, maka akan diragukan kepengarangannya. Betapa tidak, sebab tokoh yang kita ketengahkan ini, sudah mengharu-biru belantara dunia kreatif di Riau. Mulai dari Kepulauan Riau (Tanjungpinang) sampai ke daratan Riau (Pekanbaru).
Di Tanjungpinang, dalam tahun 1970-an, Hasan Junus bersama Eddy Mawuntu dan Iskandar Leo (nama pena Rida K Liamsi dewasa itu) telah menerbitkan buletin budaya bertajuk Solarium serta memulai karya kreatif dalam sastra dengan kumpulan sajak mereka Jelaga. Kemudian, setelah pindah dah ke Pekanbaru, Hasan Junus bersama Rida K Liamsi menerbitkan pula mingguan Genta. Selepas itu Hasan Junus masih terlibat dengan berbagai kegiatan budaya, di antaranya dengan majalah Menyimak. Kemudian hampir sepuluh tahun sampai dewasa ini Hasan Junus memegang teraju majalah budaya Sagang.

Hasan Junus adalah pewaris darah pengarang besar Riau Raja Ali Haji. Ayahnya Raja Haji Muhammad Yunus Ahmad, masih terbilang anggota pengarang Rusydiah Klab. Rusydiah Klab adalah perkumpulan pengarang Riau yang berdiri pada penghujung abad ke-19, berjaya pada awal abad ke-20, lalu surut kegiatannya pada tahun 1920-an, setelah aktor intelektualisnya yakni Raja Ali Kelana, terpaksa pindah dari Riau ke Johor, karena Kerajaan Riau-Lingga dibubarkan oleh Belanda tahun 1913. Para pengarang Rusydiah Klab, disamping menulis berbagai kitab agama, bahasa, sastra, sejarah dan sebagainya, juga sempat menerbitkan majalah budaya dan masyarakat dengan tajuk Al Imam, yang diterbitkan di Singapura tahun 1906.

Para pengarang Riau yang tergabung dalam Rusydiah Klab, terdiri dari anak jati Riau sebagai pengarang inti serta dilengkapi oleh berbagai pengarang dari belahan Nusantara, seperti dari Minangkabau dan Patani. Semangat mereka telah ditempa oleh semangat jihad Raja Haji Fisabilillah, yang syahid di Teluk Ketapang tahun 1874. Raja Haji Fisabilillah, adalah datuk Raja Ali Haji, pengarang Riau yang cerdas lagi piawai pada abad ke-19.

Raja Haji Muhammad Yunus Ahmad (ayah tokoh kita Hasan Junus) menerbitkan majalah Peringatan pada bulan Mei 1939 di Pulau Penyengat. Pada majalah itu Raja Haji Muhammad Yunus Ahmad tercantum sebagai Kepala Yang Menganggung Soal, sepadan agaknya dengan ketua redaksi sekarang ini. Dalam majalah itu dibentangkan beberapa pengarang Rusydiah Klab, di antaranya Raja Haji Abdullah alias Abu Muhammad Adnan, seorang pengarang yang banyak karyanya.

Hasan Junus mengokohkan kehadirannya di Pekanbaru dengan peristiwa budaya Sidang Sastra Pekanbaru 1981. Dalam Sidang Sastra Pekanbaru 1981 itu, Hasan Junus tampil pembawa makalah bersanding dengan Umar Junus dari Universiti Malaya, Kuala Lumpur serta Putu Wijaya dengan isterinya ketika itu Reni Jayusman dari Jakarta. Selepas itu Hasan Junus menjadi editor penerbit Bumi Pustaka di Pekanbaru, yakni penerbit yang didirikan oleh Ibrahim Sattah.

2. Merambah Pengarang Dunia

Satu di antara keunggulan Hasan Junus sebagai pengarang, ialah kemampuan penanya merambah kegiatan kreatif para pengarang dunia. Hasan Junus telah membukakan jendela kegiatan kreatif pengarang dunia kepada pengarang muda di Riau. Dengan penanya, Hasan Junus menghidangkan tulisan tentang pengarang dari berbagai belahan dunia terutama dari belahan Eropa. Tapi Hasan Junus juga dapat menulis tentang pengarang dari Amerika, Timur Tengah bahkan Amerika Latin. Cukup banyak peraih hadiah Nobel dalam sastra yang telah diulas oleh Hasan dalam karangannya. Di samping itu, karya-karya terkenal seperti Don Kisot de la Manca, Kisah Seribu Satu Malam, Mahabarata, Ramayana, dan Bhagavad Gita, semuanya terapresiasi dengan baik dalam tulisan Hasan. Ini semuanya tentu memberi apresiasi pula terhadap pengarang muda yang membaca karangannya. Sementara mengenai para pengarang besar Indonesia, apalagi para pengarang Rusydiah Klab tersaji dengan sendirinya dalam berbagai tulisannya.

Tulisan Hasan Junus tentang dunia sastra itu memang cukup banyak ragamnya. Mulai dari komentar tentang tokoh pengarang, kegiatan kreatifnya, isi cerita atau karyanya sampai pada hal-hal yang masih menarik untuk ditulis, dihidangkan kepada pembaca. Tulisan Hasan Junus mengenai ’’Syair Hukum Nikah‘’ yang dimuat kalau tidak silap dalam surat kabar Merdeka di Jakarta, mungkin merupakan tulisannya yang pertama, yang akan menandai dirinya sebagai seorang pengarang yang berbakat.

3. Pena yang Tak Kunjung Kering

Hasan Junus telah membuktikan dengan jalan kehidupan yang ditempuhnya, bahwa untuk menjadi seorang pengarang yang berkualitas, tidaklah semata-mata bersandar pada bangku sekolah, yang kemudian memberikan gelar-gelar, seakan-akan mengakui keberhasilan yang bersangkutan. Hasan Junus telah memberi contoh nyata, jalan satu-satunya yang harus dilalui menjadi pengarang adalah menulis atau berkarya. Hasan Junus seakan-akan hendak mengatakan kepada kita, apa gunanya gelar-gelar, kalau tak ada karya yang mendukung gelar itu. Keadaan itu hanya membuat orang menjadi narsis (memuja diri) dengan gelarnya, sehingga akhirnya bisa jadi mengigau. Seseorang dianggap pernah hidup di muka bumi ini, pertama-tama ditandai oleh karyanya, bukan oleh batu nisannya.

Kemudian, jalan yang ditempuh oleh Hasan Junus menjadi pengarang yang sukses, telah memberi arah kepada siapa saja yang ingin menjadi pengarang yang Handal. Bagi calon pengarang —terutama pengarang kreatif bidang sastra— yang ingin berhasil, dari pengalaman Hasan Junus dapat kita simpulkan harus menguasai (beberapa) bahasa dengan baik serta banyak membaca. Hasan Junus telah membuktikan, betapa penguasaan bahasanya yang luas lagi baik, mulai dari bahasa Melayu (Indonesia) Arab, sampai bahasa Perancis, Inggris dan Jerman, bahkan bahasa daerah, sudah menjadi alat yang ampuh baginya untuk mengetahui seluk­beluk dunia sastra, budaya dan masyarakat. Penguasaan bahasa yang bagus itu digunakan Hasan untuk membaca, mempelajari dan meneroka berbagai kitab, buku dan tulisan apa saja, sehingga akhirnya dia mempunyai informasi, pengetahuan dan ilmu yang memadai, tanpa harus duduk di bangku sekolah bertahun-tahun, mendengar kuliah para guru yang belum tentu berkualitas. Hasan Junus, jangan-jangan memang tak mau melanjutkan studinya, karena bosan mendengar celoteh dan bual para dosen, yang tidak mendorong untuk bekarya.

Alat berupa penguasaan bahasa yang baik dan hasil bacaan yang luas lagi mendalam yang dimiliki oleh Hasan Junus tentu dengan mudah menggerakkan penanya untuk menulis, bila dan di mana saja. Dengan pikiran yang tajam, pembayangan yang sempurna, Hasan Junus dapat menampilkan tulisannya lewat rubrik ‘’Rampai’’ pada Riau Pos, sekali dalam seminggu yang diturunkan tiap Ahad, dengan judul yang menarik serta bahasa yang indah.

Pena Hasan yang tak pernah kering telah menampilkan beragam jenis karangan: esei, artikel, cerita pendek, naskah drama dan terjemahan karya-karya pengarang dunia. Dia juga ikut dalam, kegiatan penelitian budaya dan sejarah serta ikut menuliskannya. Karyanya Burung Tiung Seri Gading, sampai dipentaskan tujuh kali. Karangan kreatifnya menjadi bahan kajian untuk skripsi oleh para mahasiswa. Karena itu, karya-karya Hasan Junus layak dibuat dokumentasinya oleh pihak Perpustakaan Soeman Hs. Dibuatkan suatu bilik khusus, sehingga mudah bagi para peminat dan khalayak untuk membaca dan mempelajarinya.

Pena Hasan Junus yang tak kunjung kering, tak diragukan lagi telah memberi semangat kreatif dan kekayaan ide kepada para penulis kreatif di Riau. Melalui rangkaian karangannya, dia telah membuat mata rantai yang indah dalam tiga gelombang besar pengarang Riau, mulai dari Raja Ali Haji, tiang mocu pengarang Melayu abad ke-19 sampai pengarang Riau tahun 2000-an ini. Keistimewaan pena Hasan yang tak kunjung kering juga diperlihatkan oleh semangat kepengarangannya, yang tiada pudar oleh usia. Potensinya mengarang bagaikan berlomba dengan tambahan usianya, sehingga di belakangnya, terbentanglah deretan panjang karangannya. Siapakah agaknya yang akan dapat meneruskannya? ***

UU Hamidy, Penulis setidaknya 50 buku tentang Melayu, penerima Seniman/Budayawan Pilihan Anugerah Sagang 2007, pengajar di Universitas Islam Riau.

Tulisan ini sebelumnya telah pernah dimuat di halaman ‘’Budaya’’ Riau Pos beberapa tahun lalu. Kini, tulisan ini kami muat kembali untuk mengenang Hasan Junus yang telah berpulang ke Rahmatullah pada Jumat 30 Maret 2012.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar