Senin, 27 Februari 2012

Suara-suara yang Ditiupkan ke Dalam Dada (1)

Jusuf An
http://www.kompasiana.com/jusuf_an

Cerpen ini pernah dimuat di Jurnal Cerpen Indonesia edisi X tahun 2009.

NASIB? Sama sepertiku, kau juga tak percaya kalau nasib seseorang sudah lama diguratkan. Anggapan itu kau simpulkan pada suatu siang saat kau duduk di atas kloset. Nasib, menurutmu: jalinan sebab demi sebab, kejadian demi kejadian, dan buah-buah akibat dari pohonan keputusan.
Dan kau menganggap dua orang tuamu telah banyak turut campur menentukan nasibmu, memilihkan jalan-jalan hidup yang harus kau lintasi sesuai dengan apa yang dikehendaki mereka bedua. Perlahan tumbuhlah keinginan yang dari hari ke hari bertambah subur dan kuat. Keinginan untuk melepas tali-tali bersimpul mati yang mengikat kaki dan tanganmu. Kau berpikir, masa depanmu adalah milikmu sendiri, bukan milik Tuhan, apalagi dua orang tuamu. Bagimu, manusia diciptakan untuk merdeka, siapa pun tak seorang pun berhak mengaturnya. Kalaupun ada norma, undang-undang, atau kitab suci, menurutmu itu semua hanyalah rambu-rambu yang berfungsi agar keteraturan sosial dapat terwujud.

Kau merasa sudah saatnya meretas jalan kebebasan! Meski sebenarnya kau sadar, bahwa kebebasan seseorang akan selalu dibatasi kewajiban untuk mematuhi norma-norma dan atusan negara. Dengan keterpaksaan yang berat, setelah kau menyadari bahwa akal manusia yang semestinya digunakan untuk membaca baik-buruk sering dapat dikalahkan oleh hal-hal yang remeh, kau dapat memaklumi hal itu. Tetapi kau tetap tak dapat memaklumi jika kebebasan seorang anak yang telah dewasa sepertimu dibatasi oleh keinginan seseorang yang disebut Bapak, Abah, Ayah, Ibu, Umi, Emak, atau sebutan lain yang serupa itu. Seharunya orang tua kasihan terhadap anaknya karena mereka telah membuat seorang anak lahir ke dunia yang dipenuh kesedihan, begitu menurutmu.

Tapi itu semua hanya sekadar percikan pikiran yang berkelebat-kelebat setiap kau duduk di atas kloset sembari buang air besar. Kau belum berani sepenuhnya melawan arus besar yang membuncah berupa aturan dan harapan-harapan dua orang tuamu. Kau masih seperti kebanyakan manusia, merasa berhutang jasa karena dua orang tuamu telah bersusah-payah membesarkanmu dari bayi hingga dewasa dengan mengeluarkan banyak biaya dan tenaga.

“Uang? Itukah yang dijadikan dasar bagi para orang tua untuk mengatur kehidupan anaknya?”

Kau merasa menemukan jawaban atas pertanyaan itu setelah beberapa hari ke depan, setelah puluhan kali kau duduk di atas kloset dan berbatang-batang rokok kau habiskan di sana.

Pada mulanya, jauh sebelum kau menggemari duduk berlama-lama di atas kloset dan kemudian gairah kebebasanmu meledak, dengan segenap uang yang kau terima dari ibumu, kau menyewa sebuah kamar berlantai keramik yang kemudian kau isi dengan selembar busa, lemari plastik, meja duduk, rak buku, dan menempeli temboknya dengan sebuah poster bergambar seorang revolusioner dari Cuba yang menjepit rokok dibibirnya. Kamar itu terletak lima puluhan meter dari sebuah pesantren yang kebanyakan santrinya adalah mahasiswa. Saban subuh kau akan keluar dari kamar, melintasi dua buah rumah dan memasuki pintu gerbang besi bercat hijau tua dan selanjutnya kau akan melihat bangunan bertingkat dua yang masing-masing terdiri dari lima kamar dan tak jauh dari bangunan itu terdapat sebuah masjid yang cukup menampung dua ratusan jamaah shalat Jumat. Di masjid itulah setiap selepas subuh kau mengaji.

Setiap subuh, uh! Kecuali subuh di hari Jumat.

Kala adzan subuh menggelegar aku akan meninggalkanmu yang masih dalam keadaan tidur, dan begitu aku kembali lagi ke kamarmu sudah kulihat kau terbangun. Lalu kau akan keluar mengambil wudhu, dan kembali masuk kamar untuk melakukan shalat sunnah dua rakaat di kamar. Semua itu membuatku tak berdaya. Dengan membawa sebuah kitab kau kempit di ketiak kakimu seolah terasa ringan kau kayuh menuju ke masjid. Aku selalu berjalan di belakangmu dan tak letih-letihnya berteriak agar kau membalikkan badan untuk kembali ke kamar. Tetapi kau terus berlajan, tak mempedulikan rayuanku.

Berbeda dengan pesantren yang dulu kau tempati selama tiga bulan itu, kau lebih kerasan mengaji di pesantren barumu ini. Sebagian besar dari mereka yang mengaji tinggal menetap di gedung di sebelah masjid, dan puluhan santri lain berstatus sebagai santri kalong seperti dirimu-santri yang tidur di luar asrama. Kau senang bergaul bersama mereka yang juga mengemari buku-buku yang bermutu. Tetapi berbeda dengan mereka, kau mengaji di situ bukan karena keinginanmu sendiri, melainkan karena tuntutan orang tuamu.

Setelah shalat subuh, kau dan puluhan jamaah yang jumlahnya kurang lebih seratus orang laki-laki itu akan duduk bergerombol mengitari ruangan masjid. Kemudian seseorang yang menjadi imam shalat akan membalikkan badannya membelakangi kiblat, mulai membuka kitab berhuruf Arab, menerjemahkannya kata demi kata, dan menerangkannya dengan bahasa Indonesia. Minhajut Thalibin, Tuhfah, Fathul Qarib, Durarun Nashihin, dan kitab-kitab klasik lain kau beli, kau buka dan pelototi, lalu kau tutup begitu saja setibanya di kamar. Jika disuruh menerjemahkan kitab-kitab itu kau yakin akan kewalahan (meski lama kelamaan kau cukup bisa), tetapi kau akan menjawab dengan lancar jika ditanya mengenai isinya. Sebab sepulang mengaji kau selalu mencatat kembali penuturan yang disampaikan guru ngajimu dalam sebuah buku tulis. Catatan itulah yang akan kau pelajari sebelum pulang ke Tuban setiap dua bulan sekali, sebab ayahmu akan menanyakan kitab apa yang sudah kau pelajari dan kemudian menyuruhmu menerangkan isi yang terkandung dari kitab tersebut. Begitulah cara ayahmu menguji keseriusanmu mengaji dan akan menyuruhmu pulang ke Tuban untuk selamanya jika kau tidak bisa memenuhi keinginannya. Selama setahun lebih tak ada kesusahan yang kau alami, bahkan kadang-kadang ayah dan ibumu merasa kagum dengan pengetahuan dan gaya bicaramu.

Di luar rutinitasmu yang paling aku benci itu, kau masih sering mengeluarkan humor-homor porno, mulai berani meninggalkan jadwal-jadwal kuliah, menghujat beberapa dosen yang memberimu nilai buruk dan yang melarangmu memakai sandal jepit atau kaus oblong. Pula, kau sering ikut demontrasi, nonton perjunjukan teater dan musik, pergi ke pasar dan swalayan, mengunjungi perpustakaan dan pameran buku, dan duduk berlama-lama di kedai kopi. Sering pula kulihat kau gelisah dengan cara belajarmu, terutama caramu membaca buku. Kau sering merasa dirimu begitu dungu, memiliki daya ingat yang lemah dan mudah berpikir pendek. Buku-buku tebal berisi percikan teori-teori sosial, agama, dan politik seringkali kau rampungkan dalam beberapa jam saja, lalu pudar dari ingatanmu oleh buku-buku yang kau santap kemudian. Kau banyak berceloteh dalam forum-forum diskusi termasuk yang berlangsung di kedai-kedai kopi, meski kau sendiri sering tak paham dengan makna kata-kata yang kau ucapkan. Kau tunjukkan puisi-puisimu kepada para seniormu di sanggar teater dan kau diguyur hujan kritikan; mereka mengatai puisi-puisimu cengeng dan mentah; membuatmu marah. Tetapi kau tidak menyerah. Kau berusaha belajar dengan lebih baik lagi, membaca buku dengan teliti dan teratur lagi, membuat puisi yang lebih padat dan berisi; tetapi aku selalu berusaha dan berhasil menghalang-halangi niatmu itu, hingga kau kian kacau mengatur banyak keinginan yang bergemuruh di dadamu.

bersambung…..

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar