Kamis, 16 Februari 2012

Khazanah HAM Cak Nur

Judul Buku : Islam dan Hak Asasi Manusia dalam Pandangan Nurcholish Madjid
Penulis : Mohammad Monib dan Islah Bahrawi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahun : 2011
Tebal : cover + xxvii + 354 hlm.
Peresensi : Hasnan Bachtiar*
http://sastra-indonesia.com/

TIDAK BISA dipungkiri bahwa Nurcholish Madjid adalah seorang guru. Ia bukan hanya profesor dan intelektual yang menguasai tradisi akademik Barat, tetapi juga ulama’, mufassir dan mujtahid yang mendalami keluasan khazanah Timur. Ia mengajarkan contoh-contoh dan perilaku nabi, pula dengan tuturan yang sederhana, bahasa yang dimengerti seluruh golongan. Gagasannya melampaui Timur dan Barat dengan segala kearifan qurani.

Cak Nur, begitulah akrab dikenal, adalah rujukan yang paling cocok untuk membaca nilai suatu agama, tanpa tendensi apapun, tanpa memaksakan kehendak untuk menganut suatu simbol-ideologi, bahkan Islam sekalipun sebagai agama yang dijunjung. Baginya yang terpenting bahwa, pesan mawas diri (taqwa) bisa merasuk ke dalam sanubari seluruh ummat.

Pesan takwa yang pernah disampaikannya adalah bahwa, “Manusia tidak boleh saling menindas, tidak boleh terjadi exploitation de’ l’homme par l’homme. Nabi menandaskan bahwa semua bentuk penindasan dan kezaliman di masa jahiliyah dinyatakan batal.” (Nurcholish Madjid, Memahami Kembali Makna Pidato Perpisahan Nabi, 1997).

Sebenarnya, pesan-pesan kenabian Cak Nur itu merupakan fundamen ajaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang sangat berkesan. Di tengah silang sengkarut problem kemanusiaan yang menimpa negeri ini, menimba pesan agama (teologi) sangat relevan dilakukan untuk mempertajam kesadaran kemanusiaan kita.

Dalam bulan Ramadhan yang diberkati, membaca buku-buku, literatur, esai dan gagasan teologi Cak Nur, kiranya termasuk tadarus dalam artian yang sebenarnya(tadarus intelektual). Belajar untuk berubah menjadi manusia yang lebih manusiawi.

Ijtihad HAM Cak Nur

Dalam kancah akademis, ada literatur penting yang ditulis oleh Mohammad Monib dan Islah Bahrawi, bertajuk “Islam dan Hak Asasi Manusia dalam Pandangan Nurcholish Madjid”. Sepenuhnya buku ini menyari, membincang dan menafsirkan ide-ide tentang HAM Cak Nur.

Dalam bukuya, Monib-Bahrawi menulis, “Sebagai sarjana Muslim yang berlatar belakang keilmuan klasik Islam, formulasi pemikiran HAM-nya khas kaum teolog. Teks-teks suci Islam (al-Quran dan al-Hadits) menjadi rujukan.” (Mohammad Monib dan Islah Bahrawi, 2011: 298). Dengan demikian, tidak heran jika Cak Nur tengah berupaya untuk melakukan kontekstualisasi dan reaktualisasi ajaran Islam.

Cak Nur sendiri menyampaikan bahwa, “Jelas sekali bahwa konsep modern tentang HAM dapat dipandang sebagai tidak lain dari pada penjabaran lebih lanjut nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama seperti Pidato Perpisahan Nabi.” (Ibid., 2011: 99).

Monib-Bahrawi mencatat bahwa HAM yang dipahami Cak Nur adalah manifestasi tauhid (akidah) dalam kehidupan seorang Muslim sehari-hari. Merujuk sejarah, memang benar jika nabi menitipkan nilai tauhid yang mulia pada umat penerusnya. Seluruh dimensi humanisme ada pada nilai tauhid tersebut. Pada haji terakhir (wada’), nabi berpesan bahwa hendaknya manusia memegang teguh misi kenabian, tegaknya tauhid. Dalam bahasa yang lebih mudah, tauhid sebenarnya adalah kemanusiaan yang manusiawi.

Kendati demikian, tak ada gading yang tak retak. Hanya saja tulisan Monib-Bahrawi terlampau fokus dan spesial ini belum membidik persoalan klasifikasi atau tipologi pemikiran Islam dan HAM. Kedua pemikir ini menguraikan Islam dan HAM secara mendalam, tetapi tidak menampilkan pula secara jelas peta pemikiran lainnya. Karena itu, sulit untuk mengidentifikasi gejolak dan dialektika pemikiran yang ada. Padahal intelektual Muslim yang memiliki spesialisasi di bidang Islam dan HAM cukup banyak.

Merujuk pada pemikir Islam dan HAM terkemuka, Fouad Zakaria (1985), pentingnya memilah pelbagai corak pemikiran ini adalah untuk revitalisasi nilai-nilai klasik yang masih baik dan transformasi nilai-nilai kontemporer (al-muhafadzah ‘ala al-qadim al-shalih wa al-ahdzu bi al-jadid al-ashlah).

Membincang tipologi secara lebih lanjut, model Islam-HAM menurut Niaz A. Shah memiliki kecenderungan pada empat model (Pradana Boy ZTF, 2010). Keempat model itu adalah: sekular, non-kompatibel, rekonsiliasi dan interpretif (model HAM Cak Nur).

Ide sekular yang digawangi oleh Reza Afshari menghendaki adanya adopsi nilai-nilai HAM sebagaimana termaktub dalam deklarasi HAM bagi umat Islam (Reza Afshari, 1996). Namun jika kita cermati, ada sejumlah perbedaan yang mendasar antara Islam dengan HAM.

Maka mengharap air dan minyak koeksis adalah mustahil. Tidak mungkin menyatukan hal yang tidak seimbang itu, lagipula hal ini akan menyulut api konservatisme sebagian umat dengan adanya tafsir al-Quran yang ekstrim.

Model yang kedua, non-kompatibel, umumnya diwakili oleh para penguasa negara-negara Islam. Mahatir Mohammad misalnya, berargumen bahwa HAM Barat kurang cocok dengan kultur masyarakat Islam-Timur, karena itu Deklarasi Universal HAM perlu dimodifikasi agar sesuai dengan “cita rasa Asia”. (Mohammed Barwin, 2002).

Dasar gagasan ini mengakomodir pemikiran benturan peradaban (Huntington) dan relativisme kultural. Di Dalam Islam, hak dan kewajiban tidak diciptakan manusia, tetapi bersumber pada Yang Ilahi. Pandangan terhadap HAM jelas bukan antroposentris, tetapi teosentris, karena itu bersifat abadi. Jadi, menyangkut hal yang paling asali, tidak ada yang mesti dimodifikasi.

Model yang ketiga adalah rekonsiliasi. Gagasan rekonsiliasi lebih kepada mencari-cari kesamaan atau paralelisme antara HAM-Islam dengan HAM-Barat. Sederet pemikir yang bergelut dengan ide ini adalah Bassam Tibi, Abdullahi Ahmed An-Na’im, Mahmood Monshipouri dan Mashood Baderin.

An-Na’im sendiri tatkala menegosiasikan Islam-Barat adalah dengan menampilkan ayat-ayat al-Qur’an yang tidak konsisten dengan HAM Universal, lalu menafsirkan kembali dengan pelbagai dalil yang mendukung pelaksanaan HAM (Abdullahi Ahmed An-Na’im, 2007).

Cara yang cenderung memaksa ini, jelas sulit mendapatkan simpati dan dukungan dari kalangang Muslim sendiri. Dalam kerangka mental masyarakat Islam, masih terdapat ambivalensi menyangkut perasaan mereka terhadap modernitas Barat. Mungkin sebagian masyarakat tidak terlalu mempersoalkan penggunaan teknologi, tetapi pada saat yang sama mereka menolak untuk mengadopsi kebudayaan Barat.

Model yang terakhir adalah interpretif. Formulasi gagasan ini sangat menarik, dibanding dengan banyak pandangan yang cenderung antagonistik. Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat modern, yang tidak sama dengan konteks tatkala al-Quran di turunkan.

Model interpretif ini sama sekali bukan bermaksud untuk mencari titik temu atau negosiasi, atau bahkan upaya untuk saling mengakali antara konsep qurani dengan HAM-Barat. Dalam kaitannya dengan HAM, interpretasi yang dimaksudkan adalah lebih kepada penjelasan bahwa al-Quran adalah teks yang terbuka tatkala hendak menghadapi tantangan zaman.

Interpretasi model ini, merupakan tafsir yang transformatif (al-tafsir al-‘ilmi). Jelas sekali pandangan demikian memiliki akar yang kuat dalam tradisi Islam, karena itu sangat baik untuk dipromosikan di tengah khalayak umum.

Gagasan Islam-HAM Pendiri Yayasan Wakaf Paramadina ini kiranya temasuk dalam model pemikiran interpretif. Model ini adalah model yang paling baik di antara para cendekiawan Muslim lainnya. Dalam benak Cak Nur, segala teks al-Quran adalah korpus terbuka yang siap untuk mereproduksi makna-makna nilai untuk melayani umat. HAM adalah persamaan, keharusan memelihara jiwa, harta, dan kehormatan orang lain, larangan melakukan penindasan atau pemerasan terhadap kaum lemah di seluruh aspek kehidupan.

Singkat kata, HAM adalah praktik kehidupan Muslim yang saleh, menyongsong dan menelusuri jalan keselamatan, serta menyandang tantangan-tantangan kenabian. HAM secara nyata adalah wujud dari aplikasi teologi positif (amar ma’ruf), sekaligus kehendak untuk melawan dan menafikan segala bentuk teologi negatif (nahi munkar). Dengan kata lain, HAM adalah gairah juang pemihakan terhadap para marginal dan melawan seluruh gelombang eksploitasi, penguasaan, hegemoni dan dominasi sekelompok tertentu.

Di penghujung goresan pena, ada satu kutipan dari Cak Nur yang hendaknya kita renungkan, “Nabi menegaskan prinsip persamaan seluruh umat manusia, karena Tuhan seluruh umat manusia adalah satu (sama) dan ayah atau moyang seluruh manusia adalah satu (sama) yaitu adam.” (Ibid. Monib-Bahrawi, 2011: 90). Berdasarkan prinsip itu, semua manusia adalah sama, punya HAM yang sama, dan tanggungjawab kemanusiaan yang sama pula. Selamat Membaca!
_________
*Penulis adalah Peneliti Filsafat di Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) UMM.
**Mengenang almarhum Hari Widjaja yang kerap kali menyebut Nurcholish Madjid di sela-sela diskusinya.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar