Cikie Wahab *
http://www.riaupos.co/
Saat mendarat di Trudeau International Airport, Ink buru-buru menemui Bonita di ruang kedatangan. Perjalanan selama empat puluh dua jam itu membuatnya begitu lelah. Bonita menyambutnya dengan riang. “Welcome!”
“Oh, Boni,” kata Ink ketika mendapati Bonita ada di depannya dan langsung memeluknya.
“Kau kedinginan? Sudah musim dingin di sini, Ink.” Bonita menyodorkan penutup kepala pada Ink, agar bisa menutupi telinga Ink dari udara. Kemudian mereka berdua naik kereta menuju sebuah tempat di sekitar jalan St Chaterine St.
Ink memperhatikan salju yang turun pelan dari kaca jendela, ia merekamnya dengan kamera ponsel, juga Bonita. Tapi kemudian ia merasa kedinginan lagi dan hanya duduk mendekap tangannya dengan tenang.
“Mon ami*), sebentar lagi kita sampai.” Bonita tahu Ink tidak nyaman dengan pakaiannya yang kurang tebal. Setelah mengalami transit tiga kali, Ink pasti kelelahan.
“Aku tidak menyangka sedingin ini.”
Kereta berhenti. Mereka berjalan kaki menuju sebuah kedai makanan. Boni menarik tangan Ink masuk ke kedai. Beberapa orang tampak menunggu pesanan, dan dari balik meja kasirnya Kriz menggoda Bonita yang membawa seorang pria.
Bonita mengelak dan masuk ke pintu belakang, di sana ada sebuah tangga yang memiliki beberapa kamar. Ruangan kamar berukuran 4×3 meter, namun ruang itu di beri penyekat untuk melindungi tempat tidur dan lemari baju. Di sebelahnya ada televisi kecil dan lemari buku. Bonita melempar sweater tambahan pada Ink.
“Kau mau coklat panas?” tawar Boni. Ink mengangguk dan mengamati kamar kecil yang disewa Boni selama ia menyelesaikan studi di Montreal.
“Maaf, terlalu kecil, ya? Ini yang paling murah, karena akupun bekerja di kedai bawah. Kau lebih kurus dari fotomu di Facebook, sudah lama rasanya kita tak bertemu. Seminarmu hanya empat hari, bukan? Sayang sekali kalian mengambil tema musim salju,” Bonita terkekeh.
“Ya. Maafkan aku, seharusnya aku tidak merepotkanmu dengan menumpang di sini. Aku bisa menyewa hotel saja.”
“Gila! Aku sudah berbaik hati padamu. Mon ami, sahabatku… tinggallah di sini untuk menemaniku.” Bonita mengulurkan segelas coklat panas dan kue muffin yang ia ambil dari kedai bawah. Ink menerimanya dan Bonita kembali ke bawah untuk menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda. Tinggal Ink sendiri di kamar itu. Ia hanya mengintip dari kaca jendela yang tertutup rapat, kacanya tampak buram karena salju, tapi ia masih bisa melihat kerumunan orang di seberang jalan. Musim dingin ini mereka tampak bersemangat, lampu-lampu natal sudah terpasang di beberapa toko.
Ink ingin turun ke bawah sore itu. Dan ia ingat pesan Boni untuk memakai sepatu boot dan jaket tebal. Ia keluar melewati pintu samping dan berdiri lebih dekat dari kerumunan itu. Ia berada dekat sekali dengan manusia kulit putih yang dulu sempat membuatnya benci.
“Hei! You, Get this!!”
Ink menatap lurus pandangan seorang wanita yang menyapanya. Kulitnya putih kemerah-merahan, rambutnya pirang dan ia kelihatan seperti orang Asia kebanyakan. Wanita itu menjual kerincing, Ink seperti melihat pedagang kaki lima versi lain di sana. Kerincing yang berbunyi dan tampak imut itu berbentuk santa claus, pohon natal dan kartu ucapan natal. Ink menggeleng dan menyadari kini hanya ada ia dan wanita itu.
“Parlez Franchaise or English, Sir?”
“English only,” jawab Ink sedikit tidak pede dengan kemampuan bahasa Inggrisnya, sungguh ia memiliki kosakata yang sangat sedikit dengan bahasa Prancis. “Asia?” tanya Ink balik.
“Of Course. Indonesia.”
“Ah, kebetulan sekali. Aku dari Indonesia juga.”
“Pardon, sorry… saya tidak memperhatikan dari tadi.” Kali ini wanita itu memperlihatkan barisan giginya yang rapi. Kemudian ia melanjutkan ucapannya, “Papa saya asli Montreal, ibu saya juga. Hanya saja nenek yang sangat saya cintai itu berasal dari Jakarta.” Wanita itu memasukkan kembali barang dagangannya ke dalam tas.
Ink mengernyit heran, tapi wanita itu segera memberitahu bahwa ia mencoba mengisi waktu luangnya dengan berbisnis jualan seperti di Jakarta. Tapi tetap saja Montreal itu tidak sama dengan Jakarta. Mereka tertawa berdua.
“Kau tinggal di mana?” tanya Ink
“Di mana saja.”
“Kau pikir ini Indonesia? Kalau di sana kita bisa menumpang dengan aman atau meminta pertolongan. Di sini?”
“Nama saya Resa. Panggil saja Res. Ini kartu nama saya. Saya harus pergi.”
Ink mengangguk dan mengamati Resa yang berjalan menjauhinya. Bumi ini tak lagi seluas yang ia kira, ia bisa bertemu dengan orang yang tidak ia sangka-sangka. Ink mengulang kembali nama wanita itu di bibirnya.
***
Bonita memperhatikan kartu nama yang ada di tangan Ink. Tak biasanya Boni dengan kesal menarik selimut yang ada di atas Ink. Melihat itu, Ink bangkit dan bertanya, namun Boni menatapnya dengan kecewa.
“Kau janji tidak akan dekat dengan siapapun selama seminar. Berhati-hatilah pada siapapun. Aku bertanggung jawab pada ibumu.”
Ink paham, Bonita pasti melihat ia dan wanita itu tadi sore. Bonita terlalu khawatir padanya. “Aku janji, Boni. Selesai seminar aku akan menemanimu di kedai dan menghabiskan waktu menjelang tahun baru bersama. Lagipula aku ini laki-laki, kau jangan terlalu khawatir begitu padaku.” Ink diam sesudah mengatakannya. Boni pun diam. Selama satu jam mereka diam. Tapi Boni kembali duduk di samping Ink dan menghabiskan sup yang di buatnya tadi.
“Maaf, Ink. Mungkin Januari aku akan pulang,” ucap Boni ketika Ink memandangnya.
“Itu bagus, ujianmu sudah selesai, kan?”
“Aku… aku dijodohkan, Ink!”
Ink berhenti makan, menggaruk-garuk kepalanya yang terasa gatal. Boni mengulang perkataannya lagi. Ia tidak bisa menolak keinginan orang tuanya. Baginya orang tuanya lebih dari apapun. Ink menelan ludah dan mengusap kepala Boni.
“Kau menerimanya begitu saja?” Ink melihat Boni menyunggingkan senyum, senyum itu seperti mengatakan. “Kenapa bukan Ink yang melamarnya.”
Salju turun lagi dan Ink membiarkan Bonita larut dalam pikirannya sendiri.
Dua hari berikutnya, Ink bertemu dengan wanita penjual kerincing. Ink meneleponnya dan bertemu untuk sekadar berbincang-bincang. Esoknya pun begitu, Ink terhipnotis oleh keramahan Resa.
“Datanglah ke pesta natal di rumahku, ada banyak temanku yang datang.”
“Begitu, ya. Maaf aku tidak bisa.”
“Oh, I know. You’re muslim.” Resa mengambil kesimpulan sendiri yang diikuti anggukan Ink. Tapi Resa tampak tak perduli. Di musim dingin seperti ini, ia tetap berpenampilan meriah dengan rambut yang di cat merah kecoklatan, eyeshadow dan lipstik pink di bibirnya yang merekah. Ink sedikit tidak nyaman dengan penampilan Resa, kini ia tampak seratus persen orang Kanada dibanding orang Indonesia. Tapi Ink sudah terlanjur dalam pelukan Resa, mereka bercerita dan makan bersama menjelang senja, hingga Ink lupa ada janji dengan Bonita.
Saat malam tiba, Ink masuk segera ke dalam kamar. Beruntung Boni sedang bekerja di kedai bawah. Ink lega dan bersiap-siap tidur lebih awal.
***
Boni tidak lagi menyiapkan sup atau coklat panas untuk Ink, hingga pagi itu Ink turun ke kedai dan memesan muffin serta kopi. Ia merasa sangat kedinginan dan kehilangan seseorang. Ada apa dengan Bonita? Terkaannya bertambah-tambah. Bonita diam saja dan lebih dingin dari salju yang membeku. Boni hanya melayani tamu-tamu yang lain kecuali Ink. Beruntung seminar di universitas sudah selesai dan Ink butuh waktu untuk menyadari bahwa ia menemui Boni dalam 90% kedatangannya ke Montreal.
Kriz menyuguhkan kopi dan beberapa porsi muffin ke meja Ink. “Excusez moi**). Are you okey?” Ink menggeleng, menunjuk Bonita yang lalu-lalang begitu saja. Sebentar mereka bercerita, Kriz kembali ke meja kasir. Ada yang menarik perhatian karena kedatangan seorang wanita di kedai itu. Ink menoleh, hingga kecupan hangat mampir di pipinya.
“Ink! I miss u. Why your phone is not active?”
“Maaf, Resa. Aku sibuk sekali,” kilah Ink.
“Tempat ini tidak tutup? Natal di mana-mana.”
Ink gundah, tiba-tiba ia ingin melihat wajah Bonita, namun sayang ia hanya sempat melihat langkah kaki Boni berlari melewati tangga. Kriz geleng-geleng kepala.
“Maaf Resa. Lain kali saja, ya.” Ink menyalami Resa sebentar, diikuti anggukan Kriz yang mengacungkan jempolnya. Ink mengejar Boni ke lantai atas, tak ia pedulikan teriakan Resa yang memanggilnya.
Tak ada yang membukakan pintu ketika Ink mengetuknya. Ink menyesal tergoda kerincing yang ditawarkan Resa. Bonita, mon ami-nya, lebih dari segalanya. Dan ia merasa dingin luar biasa malam itu. Lonceng natal terdengar di mana-mana. Dan sepuluh menit kemudian Bonita membuka juga pintu kamarnya dan memeluk Ink erat-erat.
“Pulanglah bersamaku, dan kau akan jadi saksi di pernikahanku nanti.” Suara Boni bergetar, lebih kencang dari suara lonceng malam. Ink diam, membalas pelukan Boni lebih erat lagi. Ia menatap jauh pohon natal yang berkelap-kelip dari jendela. Orang-orang memakai baju hangat, namun ia merasa kaku di bulan Desember yang beku itu.***
Catatan:
*)Mon ami: sahabat (Prancis)
**)Excusez moi: permisi (Prancis)
_______________8 Januari 2012
*) Cikie Wahab, Sedang belajar menulis di Sekolah Menulis Paragraf. Beberapa cerpennya dimuat di beberapa media dan antologi bersama. Tinggal di Pekanbaru.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar