(Ditulis kembali dari apresiasi novel Mahadewa Mahadewi)
M Fadjroel Rachman*
Media Indonesia, 02 Sep 2007
APAKAH para sastrawati generasi abad XXI di Indonesia, sebagian seperti Ayu Utami, Djenar Mahesa Ayu, Dinar Rahayu, Nova Riyanti Yusuf (Noriyu), Mariana Amiruddin, dan Fira Basuki, mengungkapkan persoalan seksualitas untuk eksploitasi seksual semata? Samakah karya mereka dengan karya pornografi jalanan, cetak maupun elektronik di kaki lima di seluruh penjuru Tanah Air, dan pantas dicap menganut eksploitasi seksual sebagai standar estetika? Penulis ingin mengenali dan mencatat bagaimana para sastrawati muda Indonesia mengaktualisasi diri. Dengan apresiasi tentu saja, sebagai apresiator.
Marilah dengan kepala dingin kita apresiasi secara singkat sebagian karya Noriyu, Ayu Utami, Djenar Mahesa Ayu, dan Fira Basuki. Dimulai dari Mahadewa Mahadewi (MM), karya Noriyu, seorang dokter umum, ahli kejiwaan, penulis skenario film Merah itu Cinta. Bila Anda mengutuki dan meratapi zaman ini, seks bebas, perkawinan tanpa cinta, percintaan liar kaum gay, lesbian, biseks, dan transeksual. Lalu agama dan moralitas bertopeng kepalsuan, menjadi dalih pintar omong kosong. MM memberikan kesaksiannya.
Kesaksian tentang dunia yang disembunyikan rapi, ditutup-tutupi, dunia bawah tanah yang sebenarnya adalah realitas hidup kita hari ini. Tanpa menghakimi. Tanpa penilaian. Telanjang sehabis-habisnya, karena kata MM, “Ini tentang dirimu. Aku hanya menonton. Ironi yang terkemas apik.” Membaca MM seperti mengizinkan palu menghantam kepala kita secara sukarela. Dengan sinis dan pintar MM membongkar pertahanan diri kita, menelanjangi semua selimut moralitas dan dalih pintar hidup kita yang terkemas apik sehabis-habisnya.
Tepatnya, menyetubuhi seluruh diri kita seliar-liarnya: pikiran, perasaan, dan segenap daging tubuh kita. Sebuah kejujuran tanpa beban, layaknya dokter Yukako yang ‘menyiksa’ kita karena jatuh cinta pada Reno, orang gila dan pasiennya di rumah sakit jiwa (RSJ) dengan deskripsi persetubuhan teramat liar (hlm 42):
“Ooooooohhhhhhhhh,” Kako menjerit. “Ren-no?” Seluruh energi terpancar dalam jeritannya. Bahkan peluh menjadi saksi akan terlumpuhkannya seluruh sistem tubuh dari ujung kepala sampai kaki. Kenikmatan berlebihan membunuh tenaga Kako yang masih tersisa, semata-mata karena kontraksi menggila otot genital yang terus-menerus dipacu penetrasi Reno yang cepat dan dalam. Klimaks seksual pertama. Begitu lepas.
Lalu percintaan liar dari pasangan gay, Gangga dan Prasetyo (hlm 59):
Kamu membahagiakan saya malam ini. Kamu hebat sekali bisa membuat saya berkali-kali orgasme. Tetapi, apakah kamu akan menemui saya lagi? Atau seperti biasa, ini akan menjadi ‘one night stand’?
Dalam MM, Nova memilih secara sadar aktivitas seksual untuk menghantam tabu yang paling sakral, dibarengi dengan penggambaran perilaku seksual dramatis. Akibatnya, terjadi demistifikasi kebutuhan biologis, perilaku seksual maupun orientasinya, demikian pula pada penulis segenerasinya, seperti Fira Basuki (Jendela-Jendela, Gramedia, 2001), Djenar Mahesa Ayu (Mereka Bilang, Saya Monyet, Gramedia, 2002), dan Ayu Utami (Saman, Gramedia 2002, cetakan ke-21). Dengar Ayu Utami (hlm 195):
Jakarta, 16 Juni 1994
Saman,
Orgasme dengan penis bukan sesuatu yang mutlak. Aku selalu orgasme jika membayangkan kamu. Aku orgasme karena keseluruhanmu
Jakarta, 20 Juni 1994
Saman
Tahukah kamu, malam itu, malam itu yang aku inginkan adalah menjamah tubuhmu, dan menikmati wajahmu ketika ejakulasi. Aku ingin datang ke sana. Aku ajari kamu. Aku perkosa kamu
Atau dengan terbuka June, tokoh Fira Basuki dalam Jendela-Jendela mengakui hubungan seksualnya dengan Dean sahabat suaminya, kepada suaminya Jigme (hlm 123):
“Aku melakukan ‘affair’?”
Jigme terdiam. Ia tidak bodoh, aku yakin ia tahu apa yang terjadi.
“Dean”
Aku mengangguk
“‘Did you sleep with him’?”
Aku tidak menjawab. Jigme menggeleng
“‘He’s my best friend’?”
Cerita pendek Djenar Maesa Ayu, bahkan langsung menyebut nama alat kelamin perempuan sebagai nama tokohnya (lihat Namanya hlm 90). Mereka menulis dalam detail yang sungguh luar biasa, dibarengi pengetahuan ilmiah yang harus dipahami secara seksama sebelum dapat secara ‘sempurna’ mengapresiasi karya mereka.
***
Bandingkan cara penggambaran seksualitas dan aktivitas seksual antara keempat penulis perempuan tersebut dengan cara Budi Darma menangani Olenka. Dalam novel tersebut Fanton Drummond memperlakukan tubuh Olenka seperti peta dunia, menghafal setiap lika-likunya, meletakkannya di atas tempat tidur, lalu ke meja seterika, selanjutnya ke bak kamar mandi, terus ke sofa, terus ke permadani, lalu ke meja masak, dan ke atas lemari pakaian. Penggambaran seksualitas ini terasa berjarak, namun dengan daya imajinasi yang sama liarnya dengan para pengarang perempuan tersebut.
Novel saya, Bulan Jingga dalam Kepala (Fadjroel Rachman, Gramedia, 2007) juga menggunakan imajinasi aktivitas seksual sebagai upaya desakralisasi dan pencitraan sensualitas. Sehingga status aktivitas seksual menjelma aktivitas manusiawi.
Setelah bergulat bagai binatang, telanjang menghadap langit di aspal hitam jalanan, diusap jari-jemari bintang. Inilah keheningan dan kebahagiaan Adam dan Hawa saat pertama kali merasakan tubuh manusia di hutan surgawi, sebelum diusir ke hutan dunia.
***
Apakah artinya aktivitas seksual di tangan para pengarang perempuan itu? Tidak lain adalah upaya merumuskan kembali identitas seksual mereka sebagai perempuan, mengatasi, dan membongkar dominasi konstruksi sosial yang menjadikan perempuan sebagai manusia kelas dua (second sex). Konstruksi sosial yang memusuhi tubuh dan organ kelamin perempuan. Sebuah upaya untuk menjadi perempuan, kata Simone de Beauvoir. Sangat berbeda dengan para pengarang lelaki yang melihatnya secara berjarak, tidak jarang menjadikan perempuan, tubuh dan organ kelaminnya, sebagai objek sensualitas belaka. Atau menghukumnya dengan nilai dan norma absolut yang bias gender.
Selain pembongkaran dominasi konstruksi sosial, juga kejujuran, jujur pada pikiran dan kata hati sendiri, dan bertanggung jawab terhadap pilihan sendiri sebagai manusia yang bebas dan otonom, menjadi kata kunci pada karya sastrawati abad XXI Indonesia tersebut. Kejujuran pada pikiran dan perasaan merupakan sarana manusia menjadi dirinya sendiri (man for him/herself). Kejujuran pada pikiran dan perasaan, juga menjadi kunci penting pada novel terkenal peraih hadiah Nobel Dokter Zhivago karya Boris Pasternak, sehingga Pasternak menengarai, “Ini merupakan penyakit terparah jaman kita. Sebagian besar kita harus menjalani hidup yang konstan dan berulang secara sistematik. Kesehatanmu pasti terpengaruh, jika hari demi hari engkau menyatakan sebaliknya dari apa yang kau rasakan, merendahkan diri di depan apa yang tak kau sukai dan harus bergembira dengan sesuatu yang tidak menghasilkan apa pun selain kemalangan.”
Dokter Zhivago adalah tragedi manusia, kemanusiaan, dan kehidupan dengan latar Revolusi Oktober 1917 di Rusia. Para tokoh dalam cerita dari sastrawati baru Indonesia adalah tragedi manusia, kemanusiaan, dan kehidupan dengan latar perubahan sosial, ekonomi, politik, dan ilmu pengetahuan dalam kepungan sistem sosial kapitalisme yang berstatus semifeodal dan semikolonial pada awal abad XXI.
***
‘Sastra pembebasan’ atau ‘sastra emansipasi’, itulah istilah yang tepat pada para generasi penulis baru seperti Ayu Utami, Djenar Maesa Ayu, Dinar Rahayu, Noriyu, Fira Basuki, dan lainnya. Sastra wangi pengharum progresivitas sastra baru Indonesia. Penulis-penulis muda dengan palu penghancur! Mereka ialah saksi, memberikan kesaksian terhadap hiruk pikuk zaman kita, dan menggambarkan tokoh-tokohnya tanpa belas kasihan ke hadapan kita.
Raungan dan hantaman telak terhadap dunia! Perlawanan atau pembebasan terhadap dunia yang menistakan manusia dan kehidupan, menistakan perempuan, demikian individual sifatnya. Generasi sastrawati baru ini merupakan bagian dari perlawanan individu yang menolak dibendakan, diobjektivikasi, didominasi konstruksi sosial di manapun di muka bumi. Siapa yang mesti menghakimi ekspresi mereka? Hanya pembaca serta waktu yang akan menghukum atau mengapresiasi karya sastra mereka.
Manusia dan kehidupan adalah keajaiban, dalam jutaan tahun sejarah semesta dan manusia, kita belajar bahwa tidak ada sejarah individu, sejarah alam dan sejarah sosial yang linear, tidak ada akhirisme (endism), tidak ada yang absolut. Semuanya sementara dan rapuh, bahkan, sebuah validitas terhadap kebenaran pun bersifat hipotetis. Jadi ‘kebenaran’ pun hanyalah hipotetif, bahkan tidak ada pernyataan tentang ‘fakta’ yang benar tidak teragukan. Eksperimen dalam karya sastra adalah upaya menangkap keajaiban hidup dan manusia. Menciptakan dunia baru dalam tangan penulis dan seniman kreatif.
Oleh karena itu, “Siapa pun yang takut terhadap kebebasan dan tanggung jawab pribadi, takut terhadap perbedaan, kehidupan dan progresivitas, dilarang membaca karya sastrawati Indonesia abad XXI”.
* M Fadjroel Rachman, esais dan penggagas Memo Indonesia
Diambil dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2007/09/sastrawati-menulis-identitas-seksual.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar