[Menulis itu Banci?] Dari Jambore Satra di Kaki Kahyangan
Wina Karnie *
http://winakarnie76.multiply.com/
Kota Ponorogo memang tak asing lagi di telinga saya. Selain letak geografisnya yang berbatasan langsung dengan kota Magetan. Ponorogo juga terkenal dengan icon reognya yang bagi saya tak asing sama sekali. Sejak kecil saya sudah mengenal budaya reog melalui salah satu warga yang sedang melangsungkan hajatan. Mereka mengundang untuk hiburan para tamu undangan. Tapi sekarang tradisi Itu mulai luntur di desa kami.
Saya juga banyak mengenal beberapa teman di Ponorogo selama saya tinggal di Hong Kong. Bahkan beberapa tetangga saya banyak yang berjodohan dengan warga Ponorogo. Dan satu hal yang tidak bisa saya hindari, saya pun berjodoh dengan laki-laki berdarah Ponorogo. Sesuatu yang serba kebetulan menurut saya tapi satu hal yang harus saya percaya bahwa semua itu adalah rencana Allah Swt.
Ponorogo makin lekat di telinga saya, saat suami saya sering pamit ke Ponorogo menemui teman-teman sepemikiran, seprofesi, dan seaktifitas. Nama Jenggo dan Hadi selalu menjadi bahan perbincangan dengan saya saat dia pulang ke rumah. Saya menangkap keakraban diantara mereka. Alhamdulillah, suami saya telah menemukan komunitas. Ada saja hal-hal lucu dan menarik dari cerita suami. Satu hal yang sering membuat saya iri pada suami, yakni saat dia pamer nasi tiwul di rumah Mbah Wo (Kamituo) di sebuah dusun Pandan Sari di Kaki Kahyangan Ponorogo. Saya pun berpikir, kapan saya bisa ke sana, kapan suami bisa menepati janjinya mengajak saya camping di Kaki Kahyangan.
Suatu saat suami mentransfer SMS dari Jenggo, Panitia Jambore Sastra 2009 di Ponorogo. Jenggo meminta saya menjadi pemateri seminar penulisan cerpen. Setelah saya klarifikasi, hal yang membuat saya terperanjat adalah kemungkinan besar dihadiri oleh para guru dan pelajar yang akan dibagi menjadi dua sesi. Saya berpikir, saya harus siap mental dong. Walaupun saat di Hong Kong saya sering berhadapan dengan teman-teman berdiskusi soal tulisan, tapi sudah cukup lama saya fakum menunggu hadirnya makhluk kecil dalam rahim saya. Tapi kali ini saya tak bisa menolaknya. Ini kesempatan saya memberikan yang terbaik untuk diri saya dan mereka yang membutuhkan.
Selama pembahasan kepanitian, suami sering wira-wiri ke Ponorogo. Saya mulai cemas dengan kondisi fisiknya. Saya takut ia ngedrop karena kecapekan. Saya pun harus bisa bersabar untuk bisa ke Kaki Kahyangan karena kondisi fisik saya yang juga lagi lemah. Saya pun lebih banyak istirahat di rumah selama control ke RSI Madiun setiap bulannya. Alhamdulillah kondisi fisik saya mulai membaik.
Tanggal 23 Mei 2009, saya merasa fit dan siap menjadi pemateri talkshow yang bertema, ‘Ayo Nulis Cerpen’, walaupun dua tiga hari sebelumnya saya bersama suami sempat terpontang-panting saat meliput jatuhnya pesawat Hercules C130 di Magetan yang tak jauh dari tempat kami tinggal.
Usai subuh, 23 Mei 2009 itu, kami berdua berangkat ke kaki Kahyangan. Begitu memasuki Pulung, udara sejuk mulai merayapi kulit kami. Terlebih ketika kami sudah sampai di kecamatan Pudak. Saya kedinginan. Menyesal saya tak mengenakan jaket yang lebih tebal. Saya pun bertukar dengan jaket suami yang lebih tebal. Sarapan di rumah Mbah Wo dengan nasi putih & tiwul dengan lauk kerupuk dan sayur lodeh terasa sangat nikmat. Udara dingin membuat nafsu makan kami lebih menggigit.
Pukul sembilan pagi lebih sekian, saya harus duduk berhadap-hadapan dengan kurang lebih 90 guru dari TK hingga SLTA. Ternyata tidak ada pelajar. Hanya para guru. Tapi benarkah para guru itu serius ingin nulis cerpen atau sebatas mengejar sertifikat berstempel diknas? Apapun alasannya, saya dan Pak Bonarie Nabonenar yang saat itu berdua menjadi pemateri merasa senang karena telah bisa berbuat untuk yang membutuhkan. Saya menangkap keseriusan dari beberapa guru yang berminat nulis.
Diantara para guru ada yang curhat bingung memindahkan pikiran di otak ke dalam tulisan. Ada yang curhat juga bagaimana bila sudah pernah ngirim tulisan tapi tak di muat di media masa? Diantara beberapa pertanyaan, ada satu yang menarik, yaitu dari peserta bernama Nur cahyono, yang mengatakan bahwa ia pernah menuliskan kisah keseharian waktu SLTA, tapi mandek karena diolok-olok oleh temannya bahwa menulis itu banci.
Dari Kaki Kahyangan, banyak hal yang bisa saya ambil hikmahnya. Kerukunan warga dan pemuda Pandan Sari. Hal itu terbukti saat usai talkshow, dan berlanjut ke materi workshob teater oleh Pak Kuspriantonama dan Pak Arim Kamandaka sebagai nara sumbernya. Mengamati Pak Kus, saya teringat dengan guru saya bahasa Indonesia di SLTP 2 Takeran, Bpk. Suprapto. Gaya bicaranya mirip banget. Dan Pak Arim yang bisa mencairkan suasana serius membuat workshob basik teater serasa berlalu tanpa waktu. Pak Kus menyerahkan sebuah buku berjudul Redi Lawu, dan setelah saya buka isinya, ternyata berupa antologi pusi. Kemudian saya serahkan juga buku saya Perempuan di Negeri Beton. Pak Kus memesan agar kami hadir di acara peluncuran Redi Lawu di TB Solo, 25 Mei 09.
Di ujung acara, saya dan suami pamit berdua untuk sebentar singgah di Kaki Kahyangan. Jalanan bermakadam dan menanjak bukan penghalang untuk kami. Karena rasa was-was takut terjatuh itu tergantikan dengan hijaunya kaki Kahyangan. Rimbunnya hutan Kahyangan, pohon-pohon pinus yang berdiri gagah, hamparan tanaman milik petani, gemericik air nan jernih dan sapaan lembut semilir angin mampu melupakan segala penat. Saya bermain-main dengan air jernih yang menggelitik untuk di sentuh. Saya telah lupa kalau air itu sangat dingin. Saya baru sadar saat kaki kiri saya terpeleset dari batu dan terendam air. Sepatu dan kaos kaki basah. Saya lepas. Saya teruskan bermain-main dengan air. Sementara suami saya sibuk mengabadikan tingkah kanak-kanak saya. “Pa, suatu saat kita harus bisa camping di sini. Lebih seru kalau bersama Pak Jenggo dan keluarganya.” Suami saya mengiyakan. Sebelum meninggalkan Kaki Kahyangan saya sempat membeli sawi putih yang baru dipetik oleh petani Dusun Pandan Sari. Dengan uang lima ribu rupiah, tas plastic bekas belanja di Mitra yang kusodorkan terisi penuh total. Lumayan untuk oleh-oleh.
Satu hal mengesankan dari cerita suamiku saat kami sudah berada di rumah, suamiku mengatakan,”Ma, tadi aku sempat tanya ke salah satu peserta yang ternyata kepala sekolah SDN Pudak Wetan tentang kesan-kesannya ikut talkshow kemarin,” trus apa jawabnya?” tanyaku.
“Peserta bernama Bu Titik Cahyani bilang ngga percaya kalau yang sedang berbicara sebagai pemateri itu adalah seorang mantan TKW. Ia mengatakan masyarakat harus mulai membuka wawasan dan cara pandang terhadap TKW.” Saya tersenyum menanggapi. “Papa bangga memiliki Mama,” lanjut suami saya.
Ah, aku pun tersipu malu. Sebegitunyakah? Toh saya tak pernah peduli dengan bagaimana orang memandang saya. Itu hak mereka. Prinsip saya, rasa percaya diri wajib dimiliki oleh setiap orang. Tidak perlu mengacu pada jenis pekerjaan, status social, ataupun jenis kelamin. Termasuk saya. Saya berhak menjadikan diri saya yang terbaik. Untuk diri saya, untuk siapapun yang membutuhkan.
[Magetan, 25 mei 2009]
Sumber tulisan: http://winakarnie76.multiply.com/journal/item/183
*) Wina Karnie adalah nama Pena dari Winarsih Mohamad Karnie. Ia dilahirkan di kota Magetan, 30 April 1976. Ibunya bernama Wainem dan ayahnya adalah Mohamad Karni. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Duyung, dan melanjutkan ke SLTP Negeri 2 Takeran dan menyelesaikan SLTA di SMA Negeri 3 Magetan. Tahun 1995 ia membulatkan tekadnya ke Hong Kong dan bekerja sebagai pekerja migran. Ia menuliskan diarenya hampir tiap hari disela waktu luangnya. Tahun 2003 merupakan tonggak sejarah yang tak pernah dilupakannya ketika ia mampu menyabet juara lomba penulisan cerpen yang diadakan oleh media Berita Indonesia di HKG dan KJRI-HK.
Sejak itu Istri dari Amiwan Ahmad Syifa’i Salahuddin Al-Ayyubi ini aktif menulis dan bergabung di FLPHK pada 15 Februari 2004. Ia aktif di pengurusan FLP-HK dan tahun ini terpilih sebagai wakil ketua FLP-HK 2006-2007. Ia juga aktif di milis penulisan terutama CafĂ© de Kosta, Apresiasi Sastra, Penyair, dan Lingkar pena Yahoogroups. Tiga cerpennya ada di buku Antologi Hong Kong, Namaku Peri Cinta. Cerpen itu diantaranya ; Hujan Masih Menjanjikan Cinta, Jilbab in Hong Kong, Beri Aku Kamboja. . Cerpen-cerpennya yang lain juga pernah bertebaran di Tabloid Intermezo, Helper, dan Berita Indonesia. Dan tahun 2005, Wina juga dipercaya oleh GIA-HK sebagai tim penyeleksian naskah lomba opini/juri dan lomba cerpen di FLP-HK. Wanita yang gemar membaca dan berorganisasi ini ingin menjadikan dirinya seorang peri yang tak pernah berhenti mengurai cahaya lewat penanya.
Wina Karnie juga pernah terlibat dalam workshop penulisan di Hong Kong sebagai moderator. Bersama Asma Nadia di Islamic Union Wanchai pada bulan Juni 2005. Workshop penulisan cerpen dan Esai bersama Kuswinarto dan Bonari Nabonenar di Hong Kong City University pada bulan Juli 2005. Bersama Helvy Tiana Rosa dalam kiat penulisan fiksi di Hong Kong City University pada September 2005. Kisah bangkit dari ‘Patah Hati -nya’ terangkum dalam Galz, Please don’t Cry! bersama Asma Nadia dkk.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena DĂ©
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar