Minggu, 28 Agustus 2011

Sosiologis Sastrawan terhadap Karya Sastra

Ria Ristiana Dewi
http://www.analisadaily.com/

Buah yang jatuh memang tak jauh dari pohonnya. Ungkapan ini pas, bila melihat maraknya karya sastra di kota Medan dan memang tak jauh dari pribadi sastrawan itu sendiri. Bila ingin mengenal sastra, terlebih dahulu kita mengenal sastrawan yang merupakan sosok di balik terciptanya karya sastra. Di balik hubungan erat antara sastrawan dengan karya sastra, ada yang berbanding lurus pula berbanding terbalik.

Karya sastra yang berbanding lurus adalah karya sastra yang karakteristiknya merupakan cerminan pribadi kehidupan si pengarang. Berbanding terbalik, karya sastra yang karakteristiknya bertolak belakang dengan pengarang atau sastrawan. Dalam teori sastra, terdapat enam faktor yang melatarbelakangi sosiologis sastrawan: asal sosial, kelas sosial, jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan (Siswanto, 2008: 3).

Penulis ambil satu contoh sastrawan yang telah menasional terlebih dahulu, Budi Darma. Budi Darma lahir di Rembang, Jawa Tengah, 25 April 1937. Dia sudah sering berkeliling ke kota-kota di Indonesia dan mancanegara. Berangkat dari kegemarannya berkeliling itulah dia membuat cerpen berjudul “Gauhati” yang ditulis saat dia berada di Gauhati, India. Selain itu saat menempuh S-2 dan S-3 di Bloomington, Budi Darma melahirkan kumpulan cerpen Orang-Orang Bloomington. Dalam cerpen “Keluarga M”, diungkapkan tempat tinggal tokoh yang merupakan manipulasi dari tempat tinggal Budi Darma di apartemen seperti kutipan berikut:

Sudah lama saya tinggal di gedung raksasa yang memuat dua ratus apartemen ini dan mungkin sayalah satu-satunya yang hidup sendirian tanpa anak dan istri. Selama ini saya tidak pernah terganggu. Meskipun saya tidak pernah mempunyai cita-cita untuk mempunyai anak, saya tidak keberatan melihat anak-anak menghabiskan waktunya di lapangan bermain di sebelah utara gedung. Lapangan ini dapat saya lihat dari jendela apartemen saya di tingkat delapan. Banyak benar jumlah mereka. Karena banyak orang tua yang hanya tinggal beberapa bulan saja, anak-anak di gedung ini pun banyak yang datang dan pergi (Darma, 1940 : 41 dalam Siswanto, 2008: 4).

Budi Darma sebagai sastrawan yang sudah cukup lama, sudah sering kita dengar. Bagaimana pula sekarang? Di kota Medan khususnya, masih hangat dibenak kita bagaimana Hasan Al Banna meluncurkan buku antologi cerpen yang isinya berciri khas Batak. Hal ini tentu saja sejalan dengan identitasnya yang tinggal di Medan dan mengerti bahasa Batak. Hubungan ini merupakan salah satu contoh keberatan sastrawan dengan karyanya yang berbanding lurus.

Contohnya saja, judul-judul tertuang dalam buku Hasan Al Banna seperti: Rumah Amangboru, Gokma, Parompa Sadum Kiriman Ibu, Pasar Jongjong, Tiurmaida, Horja dan masih banyak lagi. Ini merupakan pembuktian. Asal sosial sastrawan turut mempengaruhi karyanya. Asal sosial sebagai salah satu faktor latar belakang sosiologis sastrawan ini menjadi bagian yang tak terlepaskan memunculkan ide-ide jitu memperkenalkan wilayah sastrawan, tentu tidak disia-siakan begitu saja.

Selain pada cerpen Hasan Al banna, Intan HS merupakan penulis sekaligus seorang guru di kota Medan juga sedikit banyaknya sering menulis ciri khas Batak dalam cerpen-cerpennya. Contoh cerpen Intan HS sering kita baca di koran Medan Bisnis (Minggu, 9 Mei 2010) berjudul Marlojong yang begitu kental dengan lokalitasnya. Selain pada judulnya Marlojong yang berarti kawin lari pada masyarakat Batak Angkola, isinya memakai sebutan Batak seperti Mak Tua dan Umak membuat pembaca begitu yakin pribadi si pengarang. Cerpen lainnya karya Intan HS Tumbaga Holing juga berparas lokalitas Batak (Medan Bisnis, 20 Juni 2010) dan Senja di Tanjung Pura (Analisa, 30 Juni 2010). Hal serupa juga terdapat pada cerpen Zuliana Ibrahim, seorang penulis pemula dan masih berstatus mahasiswa ini, pernah menciptakan cerpen berjudul “Sekantong Rindu dari Datu Beru”. Cerpen ini mengambil latar di dataran tinggi Gayo. Berikut kutipannya:

Malam semakin larut. Usai bersujud, melabuhkan rasa pilu di hadapan-Nya. Kembali kuusap hawa sejuk dari dataran tinggi Gayo. Aku bukan hanya ingin membangun imajinasi, semoga saja malam ini ada keajaiban, tiba-tiba Tuhan menurunkan pangeran untukku, dipertemukan di antara sesayup suara gemuruhnya ombak atau perkasanya hembusan angin yang menerjang.

Memang, penggambaran latar beberapa contoh di atas begitu erat kaitannya dengan sastrawan. Bagaimana bila hubungan antara sastrawan dengan karya sastranya justru berbanding terbalik. Hal ini tampak pada karya Umar Kayam. Saat dia berada pada situasi yang mapan, justru dia bercerita tentang masyarakat kelas bawah. Begitu pula akhir-akhir ini kita mengenal Andrea Hirata, sang penulis buku fenomenal yang telah merajai nusantara justru menceritakan pengalaman hidupnya yang begitu sulit di masa lalu saat ia telah sukses.

Jenis Kelamin dan Pendidikan Sastrawan dengan Karyanya

Jenis kelamin sastrawan, pria dan wanita, ada hubungannya dengan kesastrawanannya. Nh. Dini dalam novel-novelnya banyak bercerita dan menyuarakan wanita, seperti suara wanita Indonesia (Pada Sebuah Kapal, Hati yang damai, La Barka), Wanita Belanda (Keberangkatan) atau wanita Jepang (Namaku Hiroko). Demikian juga dengan novelis wanita lainnya, seperti Djenar Maesa ayu, Th. Sri Rahayu Prihatmi, Titis Basino, Ayu Utami dan Dewi Lestari.

Bagaimana yang berbanding terbalik? Ternyata sastrawan laki-laki seperti Umar Kayam dan Linus Suryadi justru membuat karyanya tentang perempuan. Umar Kayam membuat cerita berjudul “Sri Sumarah dan Bawuk”, sedangkan Linus Suryadi bercerita dalam “Pengakuan Pariyem”.

Sekarang ini, tahun-tahun setelah sastrawan di atas, kita mengenal pula beberapa penulis Medan, membuat cerita yang bisa jadi berbanding lurus dengan jenis kelaminnya atau sebaliknya. Seperti yang dibuat oleh Ester P (Penulis kelahiran 1986) ini pernah membuat cerpen berjudul “Azizah dan Pria Bertahi Lalat itu” (Medan Bisnis, 28 Maret 2010) yang mana mengisahkan perjalanan Azizah. Juga Rina Mahfuzah Nasution menceritakan kisah wanita seperti pada Cerpen “Zahra” (Republika, 28 Februari 2010) dan Di Balik Awan (Analisa, 12 Juni 2011). Sedikit kutipan cerpen Di Balik Awan berikut ini: Perempuan itu sering bercerita, betapa bahagianya dia hidup bersama suaminya. Sejak mereka mengikrarkan diri untuk saling memahami dan mencintai di sebuah taman kota 16 tahun lalu sampai sekarang, cintanya masih tetap sama.

Sama halnya dengan pendidikan, juga mampu mempengaruhi isi pikiran sastrawan dalam membuahkan ide-ide dalam karyanya. Seperti Chairil Anwar, A. A. Navis, Wildan Yatim, Ajip Rosidi, dan Trisnoyuwono ternyata banyak membaca buku karya sastra yang juga turut mempengaruhi kualitas karyanya.

Selain itu, ternyata pendidikan atau tempat bekerja sastrawan juga mempengaruhi isi cerita si pengarang atau sastrawan. Seperti yang kita ketahui di Medan, penulis sekaligus dosen muda, Win R. G. Juga pernah membuat cerpen berjudul “Zea Mays” (Medan Bisnis, 26 September 2010). Dapat dikutip: Seorang dosen muda berhenti di panggilan nama terakhir pada daftar hadir. Tampaknya dia heran akan sebuah nama itu. Beberapa detik kemudian, dia pun memanggil nama tersebut “Zea Mays”.

Berdasarkan contoh di atas, penulis ingin memberi gambaran bahwasannya karya sastra itu juga merupakan dokumen sosial. Bisa jadi dengan karya-karya itulah akan membawa cerminan masyarakat dengan berbagai cara. Bila kita ingin mengambil sisi positif dari karya-karya yang muncul dari latar belakang sosial sastrawan, tentu tidak akan pernah habis menjadi perbincangan. Di Medan juga telah banyak beredar buku-buku mengangkat unsur lokalitas dan digawangi oleh sastrawan-sastrawan senior di Taman Budaya Sumatera Utara.

Semoga saja perkembangan Medan dan sekitarnya juga takkan luput dari cengkraman pena sastrawan Medan baik itu dulu, sekarang, maupun di masa yang akan datang. Perharap penulis-penulis muda juga mampu terdongkrak ke permukaan persaingan sastra baik lokal maupun nasional demi menunjukkan kekayaan lokalitasnya.

Serambi KOMPAK, 19 Juli 2011.
07 Agt 2011: http://www.analisadaily.com/

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar