Tanggapan Terhadap Tulisan Darman Moenir dan Devy Kurnia Alamsyah
Sudarmoko
http://www.harianhaluan.com/
Sepanjang sejarahnya, Sumatera Barat menjadi bagian yang penting dari sedikit daerah di Indonesia yang dalam segi jumlah memberikan pengaruh penting dalam kesusastraan.
Hingga tahun 1977, kehidupan sastra Indonesia modern di Sumatera Barat dicatat dengan baik oleh Nigel Phillips dalam artikelnya di Indonesia and the Malay World (Vol. 5(12): 26-32),”Notes on Modern Literature in West Sumatera”. Dalam catatan yang dibuat di sela-sela penelitiannya tentang sastra lisan, terutama Si Jobang yang sudah diterbitkan, ia mencatat sejumlah pencapaian dan sastrawan Sumatera Barat.
Mereka yang sudah aktif dalam dunia sastra di Sumatera Barat ketika itu adalah AA Navis, Rusli Marzuki Saria, Abrar Yusra, Chairul Harun, Leon Agusta, Hamid Jabbar, Zaidin Bakry, Wisran Hadi, Darman Moenir, Joesfik Helmy, Makmur Hendrik, Upita Agustin. Selain itu juga terdapat nama-nama seperti A. Damhoeri, Nurdin Jacub, Rivai Marlaut, dan juga yang khusus karena menulis cerita dalam bahasa Minangkabau, Nasrul Siddik.
Pilihan untuk menggunakan medium Bahasa Indonesia dibandingkan dengan Bahasa Minangkabau dibicarakan dengan singkat dalam artikel itu. Bahasa Indonesia lebih digemari sebagai pilihan bahasa karena cakupan pembaca yang lebih luas. Di samping itu, ada alasan bahwa Bahasa Minangkabau pada tingkat tuturan untuk pidato informal, dan sejumlah karya sastra yang lahir sebelumnya. Bahasa Minangkabau tulisan sendiri mulai diajarkan di sekolah-sekolah pada tahun 1930an. Tentu saja, Bahasa Minangkabau telah banyak digunakan bagi karya-karya sastra yang lahir sebelum dekade tersebut.
Pada tahun yang sama, 1977, Alberta Joy Freidus menerbitkan tesisnya di Universitas Hawaii berjudul Sumateran Contributions to the Development of Indonesian Literature; 1920-1942. Freidus memberikan konteks sosial tentang kelahiran dan peran yang diberikan oleh para intelektual dan pengarang dari Sumatera, terutama Sumatera Bagian Barat, yang menurut catatannya menjadi bagian penting dari pertumbuhan sastra Indonesia, dengan kira-kira 85-90%, dari jumlah pengarang yang bergiat pada dekade bahasan bukunya.
Dari dua sumber di atas, terlihat bagaimana keberlangsungan sastra yang berkembang di daerah ini. Dalam pendekatan sosiologis yang dilakukan dalam melihat bagaimana sastrawan dan karya sastra muncul, penting untuk memperhatikan bagaimana berbagai unsur mempengaruhinya. Karya sastra memang tidak muncul dengan sendirinya, namun dipengaruhi oleh banyak hal, seperti ekonomi, pendidikan, politik, budaya, dan juga pengaruh yang lebih spesifik dan berlingkup kecil.
Sumbangsih Media Massa
Media massa salah satu bagian yang dibicarakan oleh Nigel Phillips dalam artikelnya itu. Kehadiran media massa sangat berarti bagi penyebarluasan dan penjaga pertumbuhan sastrawan dan karya sastra. Selain ruang-ruang untuk cerpen, puisi, dan artikel dan esai, cerita bersambung menjadi bagian yang banyak mendapat perhatian. Sejumlah media massa yang pernah dan terus menjadi bagian penting dalam pertumbuhan sastra di Sumatera Barat setelah masa kemerdekaan Indonesia adalah Haluan, Singgalang, Semangat, Padang Ekspres. Sejumlah media massa lain juga memberikan sumbangan berarti, meski berumur tidak begitu lama, seperti Mimbar Minang, Target, Padang Pos, Bukittinggi Pos, dan lainnya. Hingga kini pun, media massa ini masih memegang peran penting dalam kesusastraan kita, menjadi media publikasi dan apresiasi yang lebih besar dan luas ketimbang buku. Inilah juga yang harus dipertimbangkan dalam pembicaraan sastra. Tidak ada perbedaan mendasar antara karya sastra yang berbentuk buku atau yang diterbitkan media massa, dilihat dari segi kualitas. Apalagi ditinjau dari segi finansial yang diterima oleh penulis, media massa lebih menjanjikan.
Bagi sastra Indonesia modern yang tumbuh dan berkembang di Sumatera Barat, beberapa informasi di atas memperlihatkan bagian yang penting dalam perjalanannya. Sejumlah perkembangan yang terjadi setelah catatan Nigel Phillips dan Freidus tersebut, tentulah banyak informasi dan data lainnya yang muncul belakangan. Bahkan, dari sejumlah nama yang disebut itu, telah lahir sejumlah karya penting yang diakui oleh kalangan sastra di Indonesia dan di tingkat regional serta internasional. Capaian ini tentu saja patut untuk dipikirkan dan dianalisis, guna mendapatkan sebuah gambaran mengenai keterusberlangsungan sastra di Sumatera Barat.
Bahkan, pada perkembangan terkini, sudah semakin banyak capaian dan hasil karya sastra, baik yang sudah dibicarakan dan dianalisis maupun yang belum sempat dibahas dalam berbagai media pembicaraan karya sastra.
Untuk kasus yang lebih awal, dari dua tulisan yang disebut di atas, kita bisa membaca sejarah kesusastraan ini dalam buku saya, Roman Pergaoelan, dan juga tulisan Suryadi tentang Roman Indonesia, yang harus dikaji lebih dalam. Menyambung sejarahnya, patut untuk kemudian diletakkan tulisan Nigel Phillip dan Freidus di atas. Data-data yang disajikan dalam tulisan-tulisan itu cukup untuk membantu kita melihat dan membayangkan bagaimana Sumatera Barat tidak henti-henti melahirkan penulis, memberikan ruang eksplorasi penulisan, suasana kepenulisan, dan juga pemikiran dalam sastra Indonesia.
Sastra Indonesia di Sumatera Barat Kini
Betulkah dunia sastra Sumatera Barat sekarang, dan sejak dua atau tiga dekade ini, berhenti pada Gus tf Sakai? Apa ukuran yang dilekatkan untuk mengucapkan klaim seperti itu? Inilah tampaknya yang dibenarkan oleh Darman Moenir dalam tulisannya di Haluan, Minggu 23/1/2011. Dua paragaraf terakhir menunjukkan alasan tulisan itu dibuat, yang merujuk pada ucapan kepala Balai Bahasa Padang yang pernah dilansir media massa besar di Jakarta dan mendapatkan tanggapan beragam dalam media jejaring sosial. Sebenarnya saya berharap Darman Moenir dapat memberikan latar belakang klaim isi tulisannya, dengan memberikan gambaran seperti apa kesusastraan Indonesia di Sumatera Barat belakangan ini, sehingga menuntunnya untuk memberikan penilaian bahwa tidak ada novel yang bermutu, selain dengan penyebutan sedikit karya yang dianggapnya bermutu.
Jika tulisan itu berangkat dari serangkaian pembacaan dan analisis terhadap karya-karya sastra yang lahir, tentu akan memberikan sumbangan yang berarti bagi wacana sastra Indonesia di Sumatera Barat. Tetapi sayangnya kedua klaim yang dimunculkan itu terkesan hanya ungkapan sambil lalu, dan bahkan mengundang pertanyaan akan kredibilitas kesastrawanan penulisnya dan juga posisi peneliti di Balai Bahasa yang dikutipnya. Sepanjang tulisan yang dihadirkan oleh Darman Moenir, hanya enam paragraf terakhir yang ditulisnya. Bagian sebelumnya hanya kopi paste yang tidak disebutkan sumbernya, yang patut untuk disayangkan karena dilakukan oleh seorang penulis yang sudah dikenal dengan novel Bako tersebut.
Selama 30 tahun terakhir ini, tidak sedikit karya sastra yang muncul dari Sumatera Barat. Baik dari tangan penulis yang masih berdomisili di Sumatera Barat maupun penulis-penulis asal Sumatera Barat yang berproses di luar. Jika mutu yang dipertanyakan, diperlukan kajian yang betul-betul mendalam untuk kemudian keluar pernyataan apakah karya-karya itu bermutu atau tidak. Jika hanya komentar dan klaim tanpa kajian yang dikeluarkan, saya khawatir kasusnya akan sama dengan komentar Kepala Balai Bahasa Padang yang disiarkan di media massa besar itu, yang juga disinggung Darman Moenir, bahwa tidak ada karya sastra bermutu di Sumatera Barat.
Selain kajian-kajian yang mendalam, pengakuan-pengakuan atas prestasi para penulis Sumatera Barat juga dapat mendukung kita untuk kemudian dapat dijadikan bahan dalam membuat penilaian. Penilaian ini dapat dilihat bukan hanya dari segi sayembara, hadiah, tetapi juga dalam pembicaraan, diskusi, pemuatan karya, artikel-artikel, dan sebagainya. Keutuhan sudut melihat pertumbuhan karya sastra dan juga penulisnya akan membantu kita untuk menilai dan mendalami kondisi literer.
Tindakan Estetik dan Realistik
Satu hal yang mungkin perlu dilanjutkan adalah terus memperbincangkan dan mendalami isi estetika dan literer karya-karya yang muncul. Selain itu juga menjaga kondisi lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan sastra kita secara umum terus subur. Ini yang mungkin terlupakan dalam mengeluarkan pernyataan-pernyataan dan penilaian selama ini. Apresiasi yang muncul tidak hanya berpengaruh positif, namun kadang kala bernilai negatif dan mematikan. Kesadaran seperti ini diperlukan untuk setidaknya membuka kemungkinan yang lebih luas dalam mengembangkan potensi sastra kita.
Jaringan kanonik sastra yang ditengarai oleh Devy Kurnia Alamsyah (Haluan, 30/1/2011), misalnya, harus diperlebar dengan tindakan nyata membuka ruang kreatif bagi penulis dan pembaca, siswa dan mahasiswa, penerbit maupun media massa, dan juga lembaga-lembaga, untuk mendukungnya. Di tengah kelesuan penerbitan buku, termasuk karya sastra, apalagi karya sastra penulis Indonesia karena karya terjemahan menjadi lebih disenangi penerbit, mendapatkan novel atau karya sastra penulis Indonesia saja akan sangat membahagiakan. Di tengah-tengah koleksi dan bacaan karya terjemahan, tentu akan sangat menyenangkan bila ada karya-karya penulis Indonesia yang berada di rak buku kita, menjadi bacaan kita.
Dalam sejarah penerbitan Sumatera Barat, misalnya, dikenal penerbit-penerbit Penjiaran Ilmoe, Tsamaratul Ichwan, Nusantara, Limbago dan sebagainya. Selain hadir pada masa sulit ekonomi, mereka memberikan sumbangan yang penting bagi dunia pendidikan dan melek huruf di Sumatera Barat dan Indonesia. Mereka memberikan tindakan nyata dalam membangun kelangsungan kepenulisan dan sumbangan karya, tidak sekadar mengonsumsi karya. Elan vital ini masih terasa, pada sejumlah penulis dan lembaga di Sumatera Barat. Tidak hanya mengeluh dan berkoar, tetapi sedikit berkarya. Jika dibalik, tentu akan lebih menarik.
SUDARMOKO (Visiting Lecturer Di Hankuk University Of Foreign Studies Korea)
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar