Uly Giznawati
http://www.kompasiana.com/www.ulygiznawati-ar.com
Elly Susanti, Bikin Album Perdana Duet Dengan Marwoto
Semangatnya yang terus membara mengejar cita-cita, walau akhirnya perjalanan hidupnya kemudian menuntunnya bekerja sebagai buruh migrant Indonesia (BMI) di Hong Kong yang mana sebelumnya pernah bekerja di Taiwan selama 3 tahun. Ibu dari dua orang anak, asal Ponorogo, Jawa Timur ini. Disela kesibukannya karena bekerja ikut orang dan setumpuk pekerjaan selama sepekan, namun hal ini tidak menyurutkan keinginannya untuk menjadikan seseorang yang diinginkannya. Impiannya sejak kecil ingin menjadi penyanyi.
Elly menjadikan Hongkong sebagai tempat untuk menimba segala macam ilmu yang bisa ia pelajari, ‘’saya belajar apa saja selama di Hongkong, menjadi seorang BMI adalah suatu hal yang tidak pernah aku bayangkan. Tapi perlahan aku mulai bersyukur dengan apa yang aku jalani sekarang, dimana aku bisa mengambil hikmahnnya, aku juga bersyukur mempunyai teman dan sahabat-sahabat yang saling memperingatkan dan saling mendukung” tuturnya. Ia menyadari keberhasilannya saat ini tak lepas dari peran serta teman-temannya.
Dalam hal menyanyi, bagi Elly sudah tidak asing lagi. Jauh sebelum berangkat menjadi BMI, Ia adalah artis panggung, penyanyi dangdut dari desa ke desa. Di Hongkong pun, disela waktu liburnya, Elly kerap memenangkan berbagai lomba menyanyi yang digelar oleh Organisasi BMI. Dari berbagai kegiatan yang diikutinya, akhirnya membawa Elly bertemu dengan pelawak Marwoto, secara kebetulan, yang beberapa waktu lalu menyambangi Hong Kong bersama Group Ketoprak Humornya. Dan dari situ, Elly dikenalkan oleh Budi Pramono, seseorang yang biasa mengarensemen musik. Butuh satu bulan untuk Elly melakukan proses arasemen musik, pembenahan vokal, rekaman dan syuting video klip. Semua itu dilakukan Elly saat pulang cuti bulan maret lalu di Budi Studio Jogjakarta.
Dialbum ”Mangan Ati”, berisi 8 lagu dan semua lirik lagu hasil karangan Elly sendiri. Yang mana Ia tulis disela waktu bekerja dirumah majikannya. Album tersebut berisi tentang sisi kehidupan BMI diluar negeri, diantaranya mengenai kisah cinta lewat dunia maya, yang lagi nge-trend yaitu Chating.
Wanti Rahayu
Wanti Rahayu, bekerja di Hongkong sejak tahun 2002, merupakan salah satu aktifis buruh migran Indonesia di Hongkong. Gadis manis asal dari Kebumen ini mengaku senang dan enjoy menjalankan tugas-tugas organisasinya. Saat ini dia menjadi salah satu pengurus di organisasi AMANAH (Asosiasi Masyarakat & Mantan Nakerwan Indonesia Hong Kong ) yang menyediakan kursus pendidikan ketrampilan bagi BMI di Hong Kong yaitu kursus menjahit dan Tata rias pengantin. Wanti juga aktif sebagai team Advokasi di KOTKIHO (Koalisi Tenaga Kerja Indonesia Hong Kong). untuk membantu teman-teman senasibnya yang kurang beruntung. Dengan mengikuti berbagai macam training yang menunjang tugas dan pengetahuanya. Wanti juga baru menyelesaikan D1-nya di LPPMI (lembaga pendidikan professional Mandala Indonesia) di Hongkong.
Menyanyi adalah hobynya, setiap ada panggung terbuka, wanti tidak akan menyia-nyikan kesempatan untuk tampil menyanyi di depan Publik. Suaranya yang merdu selalu mendapat aplusan meriah dari penonton. Memang belum banyak prestasi kejuaraan yang ia raih dalam lomba tarik suara, namun demikian tidak menyurutkan semangatnya untuk tampil menyanyi di depan umum, terbukti wanti selalu dapat orderan menyanyi baik di kalangan BMI maupun organisasi local Hongkong.
Prestasi di Hongkong :
1. Juara II Busana Tradisional Sanggar Budaya tahun 2007
2. Masuk 10 Besar Lomba Busana Muslim Sanggar Budaya 2008
3. Masuk 5 Besar Lomba Karoke KJRI tahun 2008
Krisnani
Sebut saja Krisnani ( 41), wanita enerjik asal Banjarnegara ini mengawali karier sebagai Perias dan Penata rambut mulai dari Indonesia, sebelum berangkat ke Hongkong tahun 2002, ia sudah pernah bekerja di beberapa salon baik Jakarta maupun di daerahnya. Tujuan utama ke Hongkong adalah mengumpulakan dolar untuk di jadikan modal usaha salonnya, namun karena mudahnya semua fasilitas yang tersedia di Hongkong akhirnya melenakan krisnani dari tujuan mulianya, namun kemudian ia menyadarinya.
”Dulu pertama datang ke Hongkong saya tidak ada pikiran untuk dapat mengembangkan bakat yang saya punyai, beberapa tahun berlalu hari libur saya gunakan hanya untuk berfoya, jalan-jalan, kumpul dengan teman-teman., hanya itu saja, tetapi kemudian saya menyadarinya kalau selalu begini tidak akan ada manfaatnya, melihat banyaknya teman-teman BMI yang selalu berjilbab akhirnya menumbuhkan kesadaranku untuk belajar, meyakinkanku bahwa aku bisa mengembangkan karya-karyaku,” tutur perempuan yang mempunyai anak satu ini mengawali kisahnya.
Akhirnya ia menemukan keyakinan dan sekaligus membuktikan, bahwa bekerja menjadi TKW adalah pekerjaan mulia, dan berharap pandangan-pandangan miring yang merendahkan harga diri seorang TKW berubah menjadi menghargainya, bahwa TKW mempunyai nilai lebih dari sekedar menjadi pembantu di negeri orang.
Baginya baik umur maupun waktu yang terbatas bukanlah alasan untuk menunda keinginan untuk belajar. Di sela-sela hari liburnya yaitu satu kali dalam sepekan, ia gunakan untuk belajar di suatu lembaga pendidikan swasta di Hongkong. Walaupun ia sudah merasa mampu secara otodidak namun ia masih merasa perlu untuk tetap belajar. Untuk pertama kali ia bergabung pada lembaga pendidikan YMCA Hongkong.
Setelah berhasil menggondoli ijasah dari pendidikan YMCA, Krisnani selalu di percaya dan turut andil dalam setiap event-event seperti “Fashion Show” yang di selenggarakan di kalangan buruh migrant baik Indonesia maupun Philipina.
Sebagai penata rambut pada 10 finalis pemilihan Miss Sahabat Smartone tahun 2006.
Juara satu lomba rias wajah NBF dengan durasi 30 menit tahun 2006.
Pemenang 1 dan 2 Liberty Foto Model Competion BMI 2006.
Penata rambut untuk Cover dalam majalah Liberty bulan oktober 2007.
Penata rambut dan perancang busana untuk pemenang putri Kartini Sanggar Budaya tahun 2007.
Perancang busana untuk juara 2 pemilihan model tabloid Rose Mawar Hongkong 2007
Penata rambut untuk juara 2 pada acara gebyar merah putih Dav Entertaitment 2007
Penata rambut pada juara 1 putri kartini Sanggar Budaya tahun 2008.
Penata rambut pada pemilihan Miss Smartone 2007 Versi Philipina.
Perancang busana untuk juara 1 penganten Muslimah Indonews 2007.
Perancang busana juara 1 kategori Fantasi Versi Philipina.
Penata rambut juara 1 pada lomba fashion show casual, Sanggar Budaya Hongkong.
Penata rambut untuk juara 1 pemilihan Top Model dari Positive Art Hongkong 2008.
Karena banyaknya prestasi yang di dapat, ia banyak di kenal di kalangan BMI Hongkong. Dan hal itu memacu semangatnya untuk terus maju dan berkreatifitas, ia banyak membantu dan memberi inspirasi pada teman-temanya untuk berkembang. Merubah penampilan dengan make-up dan gaya rambut akan menjadikan perubahan total. Disinggung tentang rahasianya ia menekankah bahwa tidak ada ritual khusus, yang penting mau belajar dan berlatih itu saja, ucapnya meyakinkan.
”Ibaratnya menyelam sambil minum air, selain uang yang kita bawa pulang, pengetahuan, wawasan juga ketrampilan kita dapatkan, aku juga ingin membuktikan bahwa kerja di luar negeri menjadi TKW bukan pekerjaaan rendah, banyak kan orang-orang Indonesia selalu memandang kami hanya sebelah mata, hanya melihat bahwa kita penuh penderitaan dan tidak berkembang,” Pungkasnya.
Musik Dari Taiwan
Bekerja dan Bermusik
Di tanah rantau, selain bekerja ”ikut orang”, bisa dijadikan ajang untuk mengekspresikan diri. Dan fakta membuktikan orang-orang yang yang ada diperantauan banyak yang berhasil. Kemampuan atau bakat yang terpendam dapat tersalurkan. Kalau di Hongkong banyak BMI yang mendirikan group dancers, organisasi kerohaniaan, Forum Lingkar Pena, atau kelompok seni budaya lainnya. Beda dengan buruh migrant yang ada di Negeri Formusa atau Taiwan. Yang mana Taiwan sedikit lebih banyak didominasi oleh tenaga kerja laki-laki (TKI). Mereka umumnya bekerja di sektor industri, dan kegiatan diluar yang mereka pilih adalah dengan membentuk suatu kelompok musik. Diantaranya ada, Nasionalize Band, Satoe Band, Bollo Band dan Eye Shadow Band.
Bollo Band sendiri memiliki arti “Semuanya adalah sahabat”. Inspirasi utama kelompok ini berasal dari salah satu personilnya yang bernama Sari (vokalis), dimana ia adalah seorang buruh migrant asal Indonesia yang menikah dengan warga Taiwan. Namun sempat mengalami kekerasan dalam rumahtangga. Sari yang mengalami kisah sedih ini, tidak putus asa, ia malah bersama dengan Bollo Band, menggunakan musik untuk mengobati sakit hati dan keluar dari bayang-bayang kehidupan silam.
Anggota Bollo Band sendiri mayoritas adalah TKI yang berada di Selatan Taiwan, dengan jumlah anggota 9 hingga 15 orang. Jumlah mereka untuk berkumpul memang tidak tentu, karena tidak barengnya mereka mendapat jatah libur. Maka bisa dimaklumi kalau kelompok band ini sering mengalami pergantian personil.
Namun seiring dengan semangat mereka, maka Bollo Band juga telah mendapatkan hati di kalangan para TKI di Taiwan. Bahkan pada bulan Agustus lalu Bollo band terpilih mewakili Indonesia dalam ‘’Bitan Music Festival 2009’’ yang diselenggarakan tepat didepan sungai Bitan. Ajang itu diikuti oleh pekerja asing dari Filiphina, Thailand, Nepal, juga Vietnam.
Dalam satu kesempatan Sari mengatakan, “Dengan musik dan tari, saya mengajak Bollo Band untuk memberikan hiburan bagi para perantau Indonesia di Taiwan untuk tetap semangat, tegar karena hidup di negeri orang.”
Sungguh sebuah kelompok musik yang yang hadir dengan latar belakang seorang BMI yang penuh dengan pengalaman pahit. Namun, memberikan makna arti yang mendalam bagi setiap insan manusia.
Eye Shadow Band
Eyeshadow atau ‘Bayangan Mata’, sekelompok anak muda, yang dimotori oleh empat orang yaitu Dian, Dani, Edi dan Onot. Mereka adalah Tenaga Kerja Indonesia yang mengais dollar Taiwan. Di sela waktu liburnya mereka mencoba mengisi dengan kegiatan positif, yaitu bermain musik. Awal mereka membentuk Band ini secara tidak sengaja, disaat libur mereka kerap bertemu dan nongkrong bareng, dan akhirnya sepakat untuk menjajal kemampuan mereka dalam bermain alat musik.
Eyeshadow Band kerap mengisi acara acara yang digelar oleh organisasi buruh migrant Indonesia di Taiwan dengan menggusung aliran musik pop. Mereka mencoba menghibur semua orang, khususnya adalah para buruh migrant Indonesia yang ada di Taiwan .
Dengan segala keyakinan, dan semangat yang luar biasa, pada tanggal 30 Januari 2009, Eyeshadow telah kelar merampungkan album perdana mereka yang bertajuk ”Jejak Langkah Anak Bangsa”. Album tersebut berisi 10 lagu yang mereka garap dengan sempurna, dan memakan waktu yang lama. Lagu yang sangat sederhana dan lirik yang penuh perenungan, gelisah kerinduan yang melelahkan sebagai pekerja yang hidup di tanah perantauan. Setiap bait lagu yang menampilkan perasaan para personil Eyeshadow teruntuk orang orang yang mereka cintai. Dan album tersebut akan serentak diedarkan di tiga negara, yakni Taiwan, Hong Kong dan Macau.
”Kami masih belum apa apa, dan masih banyak kekurangan disana-sini, tapi kami akan terus belajar. Kami ingin membuktikan sebagai anak bangsa, walau di tanah perantauan, tidak pernah putus asa dalam menggapai mimpi hingga berani mewujudkannya. Dengan segala keterbatasan yang kami punya, kami ingin menunjukkan pada dunia, menggugah semua kalangan, bahwa kami para buruh migrant Indonesia bukan puing yang berserakan, dan tidak pantas dipandang sebelah mata, akan tetapi kami adalah kumpulan berlian yang berkilau,” ujar mereka kompak.
Dengan ”Jejak Langkah Anak Bangsa” Eyeshadow Band ingin mengajak semua kaum buruh migrant Indonesia dimana pun berada, untuk berteriak dengan lantang… bahwa kita bukan kaum yang tersisih tapi, kita adalah kaum buruh migrant yang mempunyai kemampuan dan potensi sebagai aset negara yaitu Indonesia.
Meski di tanah rantau tidak lantas diam dan larut dalam pekerjaan, tanpa berbuat sesuatu. Sungguh semangat yang patut untuk dicontoh! dengan keterbatasan waktu, mereka bisa berkarya. Kayauuu !!
_________________03 January 2011
Terpublikasi di Tabloid Memorandum – Surabaya
Uly Giz
Hong Kong
Sumber: http://regional.kompasiana.com/2011/01/03/kabar-dari-sebrang-bmi-bekerja-bmi-berkarya/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar