Kamis, 09 Juni 2011

Aktifitas Pertambangan Dalam Kaca Mata Sastrawan

Wahib Muthalib
http://www.senimana.com/

“Saya fikir di setiap daerah hampir sama. Ketika ada industri pertambangan, pasti perusahaan dan Pemda (Pemerintah Daerah) setempat memberikan janji-janji kesejahteraan bagi masyarakat.”

Demikian pernyataan Bustan Basir Maras penulis cerpen “Ziarah Mandar” mengawali komentarnya tentang aktifitas pertambangan di Indonesia. Pria asli Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat ini mengatakan, persoalan yang timbul akibat aktifitas pertambangan bukanlah cerita baru.

Di Polewali Mandar, ujar Bustan, sedang berlansung aktifitas pertambangan batubara dan minyak bumi. Aktifitas tersebut bukannya tak menghadirkan masalah bagi warga setempat. Banyak masyarakat yang tidak siap dengan adanya aktifitas pertambangan.

Salah satu potret masalah pertambangan di Polewali Mandar, kata Bustan, adalah kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan yang ditunjuk oleh pemerintah daerah. Hal ini membuat masyarakat banyak yang tidak siap melihat ada hal-hal baru.

“Tiba-tiba saja di masjid ada pengumuman bahwa di daerah ini akan diadakan eksplorasi minyak,” tuturnya saat menghadiri acara bedah buku cerpennya yang berjudul ‘Ziarah Mandar’ dalam gelar GELADAK SASTRA bersama Komunitas Lembah Pring, di Omah Pring Kecamatan Sumobito, Jombang.

Bustan mengungkapkan, protes masyarakat pada akhirnya berujung pada sikap yang menghendaki adanya surat perjanjian kesefahaman antara warga dengan perusahaan tambang. Dengan adanya perjanjian, masyarakat berharap nantinya dapat diketahui sampai sejauh mana manfaat yang diberikan industri tambang bagi warga sekitar. “Namun sampai saat ini, ternyata usulan (surat perjanjian) tersebut belum ditindaklanjuti,” katanya.

Hanya keprihatinan yang dirasakan Bustan dan masyarakat Polewali Mandar. Usulan adanya surat perjanjian tak terwujud, sedangkan kesejahteraan yang dijanji-janjikan sebelumnya juga tak dirasakan. “Kita prihatin Mas. Meskipun sepertinya sulit mendorong terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat, tapi jika kita tidak berbuat apa-apa juga sepertinya menjadi hal yang aneh.”

Akhirnya, keprihatinan Bustan terhadap kondisi nelayan dan petani Kabupaten Polewali Mandar atas adanya aktifitas pertambangan dicurahkan melalui cerpen berjudul “Ziarah Mandar”. “Nah, setidaknya dengan cerpen ini saya bisa memberikan sesuatu melalui karya sastra,” ucap sastrawan yang saat ini tengah sibuk menyelesaikan thesisnya di fakultas Antropologi Universitas Gadjah Mada.

Belajarlah dari Kasus Mandar! Demikian pesan tersirat dari Abdul Malik, pengamat sastra asal Mojokerto. “Ziarah Mandar merupakan pengalaman, pengembaraan, pergulatan menghadapi kerasnya kehidupan dan catatan-catatan kritis Bustan Basir Maras terhadap kekayaan alam Mandar yang makin tergerus oleh kapitalisme asing,” ulasnya.

Rencananya karya ini juga akan dibawa roadshow kesejumlah daerah di Indonesia.

***

ROAD SHOW ZIARAH MANDAR 2011
ETAPE SLEBES (SULAWESI)

PALU-SULTENG, PASANGKAYU-MATRA, MAMUJU, MALUNDA, MAJENE, POLEWALI, MAKASSAR

Setelah etape pulau Jawa dan beberapa pulau lain, road show Ziarah Mandar kini memasuki etape Sulawesi. Bermula dari kota Palu-Sulawesi Tengah, terus ke selatan, Pasangkayu, Mamuju, Malunda, Majene, Polewali Mandar dan akan berakhir di gedung Lembaga Administarasi Negara (LAN) Makassar. Lalu awal April ini semoga sudah kembali ke Jogja lagi sambil persiapan etape Kalimantan-Palangkaraya dan beberapa kota lain di Pulau Borneo itu.

Dalam perjalanan road show di pulau Slebes (Sulawesi) yang bermula dari tanah suku bangsa Kaili-Palu, Sulawesi Tengah, ada banyak catatan menarik. Sebab apa yang mengalir dalam cerita Ziarah Mandar yang tertuang di dalam buku kumpulan cerpen Ziarah Mandar yang kami road show-kan ini, berbalik dari rute road show yang telah rampung 80 % hingga ke Sulawesi Barat-Mandar sekarang. Rute berikutnya tinggal beberapa komunitas di selatan Sulawesi Barat dan beberapa komunitas sastra di Makassar yang rencananya akan berlangsung di LAN Makassar (dalam konfirmasi). Jika di dalam cerpen Ziarah Mandar, tokoh aku mengisahkan dirinya melakukan perjalanan mulai dari Makassar hingga ke tanah Mandar yang kini bermetamorfosis menjadi Sulawesi Barat, maka dalam kenyataannya road show ini justru bermula dari Tanah Kaili-Palu, Sulawesi Tengah dan selanjutnya ke selatan-Makassar dll. Kota Palu, adalah kota orang-orang yang memanggilku Ngana (kamu). Demikianlah bahasa khas mereka jika memanggil seseorang. “Ngana pe buku, asyik juga dibaca le’ !” (Buku anda enak juga dibaca ya). Demikianlah mereka berkata kepada saya dalam sebuah forum. Hehe. Asyik juga. Benar-benar Indonesia.

Dari Sulawesi Tengah-Palu, saya mengalir bersama beberapa panitia dan kolega, menyusuri jalan berkelok ke Donggala, sebuah kota tua yang indah. Di sana-sini masih banyak ditemui bangunan peninggalan Portugis, menandakan kota ini suatu waktu pernah menjadi ladang basah portugis. Mereka mendirikan pelabuhan tua di sini, sambil menghisap rempah; lada, cengkeh dan berbagai hasil alam kota mungil ini ke dalam kapal-kapal induk pelayaran mereka ke eropa barat dan beberapa negeri lainnya di timur jauh bahkan ke afrika Selatan. Demikianlah sejarah mencatatkan. Meski, tentu tak dapat saya kisahkan semua peristiwa-peristiwa menarik dalam perjalanan ini, tetapi perjalanan berhari-hari ini kemudian menyampaikan langkah saya ke kota Vova Sanggayu, nama asal kota Pasangkayu, ibu kota Mamuju Utara kini. Di kota kecil ini saya sempatkan waktu, mengunjungi Tanjong Pasangkayu dan beberapa tempat lainnya yang pernah saya tapaki beberapa tahun silam saat melakukan riset di sini, termasuk ke suku bangsa Bunggu (Binggi), suku bangsa tertua di wilayah ini.

Dari Pasangkayu, kami terus merinsek ke Selatan, memasuki ibu kota Provinsi Sulawesi Barat, Mamuju atau biasa pula disebut dengan Manakarra. Di ibu kota propinsi termuda di Indonesia ini, saya sempatkan diri berenang di Kali Mamuju. Sesuatu yang aneh tentunya. Penduduk sekitar, terutama penduduk kota Manakarra menyebutnya dengan istilah Kali. Padahal kenyataannya kali ini adalah sungai besar yang membelah kota Mamuju menjadi dua. Entahlah. Lalu setelah puas mengguyur diri di Kali Mamuju, saya kemudian menyerahkan diri ke tangan kawan-kawan Komunitas Rumah Kita (KORUMTA) yang kami dirikan sejak tahun 2006 lalu. Mereka lalu ‘menggelandang’ saya ke sana kemari. Merekalah yang menghendel begitu banyak acara, mulai dari lanjutan road show Ziarah Mandar di Universiatas Alas’ariyah Mandar (Unasman) Malunda, hingga beberapa work shop kepenulisan di Majene dan Malunda. Bahkan mereka ‘menyandera’ saya berhari-hari, mendaki gunung Mekkatta di Malunda, dan meminta waktu khusus kuliah malam selama dua hari berturut-turut. Gila. Luar biasa. Kawan-kawan Korumta-lah pula yang mengantar saya hingga ke Polewali Mandar untuk lanjutan road show Ziarah Mandar di Unasman-Manding, Polewali Mandar. Dan meski perjalanan menuju Makassar sudah separuh jalan, tapi mereka tetap menahan saya dan kembali lagi ke Majene untuk beberapa work shop yang sudah disiapkan oleh Korumta. Diam-diam saya juga menyadari, inilah konsekwensi logis yang harus saya terima lantaran telah ikut mendirikan komunitas ini lima tahun silam. Hehe. Kini tinggal menunggu konfirmasi tanggal dan kepastian dari beberapa panitia di Selatan Sulawesi Barat dan sekelompok mahasiswa di LAN Makassar. Semoga sisa dua rute road show memasuki Sulawesi Selatan dalam beberapa hari ke depan juga berjalan dengan baik dan lancar, sebagaimana road show sebelumnya.

Amin !

Sumber: http://www.senimana.com/berita-153-bustan-basir-maras.html

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar