Kamis, 19 Mei 2011

MANUSKRIP DAERAH: PELESTARIAN IDENTITAS KULTURAL MENUJU KOMODITAS

Agus Sulton
Radar Mojokerto, 1 Mei 2011

Mayoritas masyarakat kita tidak mengenal apa itu filologi, apa itu manuskrip, dan arti pentingnya. Ini setidaknya menjadi suatu fenomena besar, mungkin terjadi kesalahan dari sistem pendidikan kita sehingga hal semacam ini tidak diperkenal di tingkat sekolah lanjutan. Padahal orang yang kredibel dibidang ini berpendapat manuskrip adalah benda bersejarah dan masuk dalam cagar budaya yang harus dilindungi akan keberadaannya. Edwar Djamaris menyayangkan apabila manuskrip tidak dirawat dengan cermat akan cepat sekali hancur dan tidak bernilai lagi sebagai warisan budaya nenek moyang. Manuskrip bukanlah perhiasan yang harus dibanggakan dan mempertontonkan saja. Manuskrip itu baru berharga apabila masih dapat dibaca dan dipahami isinya.

Jurang yang telah tumbuh antara sastra lama dan manusia modern akan bertambah besar bila tidak ada pemeliharaan yang terarah dalam bentuk pelajaran sekolah dan pengadaan buku tentang sastra lama itu sendiri. Keasingan ini menyebabkan orang enggan mempelajarinya, yang mengakibatkan karya-karya sastra lama tidak dipelihara dan akhirnya punah. Padahal dari tulisan-tulisan itulah kita bisa memperoleh gambaran lebih jelas mengenai alam pikiran, adat-istiadat, kepercayaan, dan sistem nilai orang pada zaman lampau; suatu pengertian yang tidak mungkin tercapai jika bahan-bahan keterangan kita hanya terdiri dari peninggalan material, karena hal itu banyak kesimpulan akan berdasarkan dugaan belaka. Dalam penelitian, peninggalan tulisan dan kebendaan merupakan dua unsur yang saling melengkapi (Ikram, 1997: 24-32).

Dalam konteks itu, manuskrip merupakan produk nenek moyang yang menyimpan nilai-nilai keagungan dan wajib segera kita ungkap agar dapat menjadikan bangsa yang kokoh tetap berpedoman pada akar budaya masa lampau, walaupun budaya asing semakin beragam menghiasi bumi Nusantara tetapi pendukung kebudayaan lokal masih mewarnai kreativitas kelompok etnis dari beberapa suku di setiap daerah. Setidaknya, manuskrip sebagai dasar jembatan penghubung ke dunia masa kini. Bukan malah menjadikan benda keramat yang membuat seseorang ketakutan layaknya punya arwah yang akan menghantui seseorang apabila orang itu belum cukup usia atau bahkan tidak perlu dibuka, beranggapan di dalamnya mengandung ajaran tentang Tuhan dan deskripsi terciptanya Nabi Adam.

Anggapan-anggapan tersebut tak asing lagi ditelinga kita. Bahkan pemegang manuskrip akan merasa dirinya bangga karena telah memiliki manuskrip yang mereka anggap sebagi bagian urgen dan menyimpan aroma mistik, secara tentatif anggapan itu salah kaprah. Indikasinya, seseorang yang ingin meneliti kandungan teks mejadikan obsesi idiosinkrasi dan terjepit. Kalau sudah seperti ini peneliti jelas merasa kesulitan dan pihak pemegang manuskrip tetap berpedoman pada praduga-praduga yang kita sebut sebagai kesenjangan impulsifitas.

Diskursus ini segera harus kita kembangkan, dikemas menjadi sesuatu yang lebih menarik dan mencari alasan atau titik temu terhadap pemikiran masyarakat yang masih lekat dengan pedoman-pedoman kolot (kuno). Oleh karena itu, tidak lepas dari substansi kaum intelektual untuk mendongkrak generasi muda agar tidak menggangap hal semacam itu seperti banda yang tabu. Pemberontakan semacam ini tidak berarti resistensi pada aturan-aturan para pendahulu kita, tetapi bagaimana teks ini dapat bermanfaat disemua pihak, toh masyarakat (pembaca) yang akan menilai dan berpendapat benar atau tidaknya.

Pada sisi yang lain, generasi pemuda kita enggan menikmati sastra lama mereka menganggap sastra lama kurang bisa menawarkan gagasan-gasan yang relevan, dipihak lain akses untuk membaca manuskrip merupakan kesulitan tersendiri. Tidak ada yang ditawarkan secara gratis atau sekedar pengganti ucapan trimakasih, padahal hanya sebuah foto copy dari hasil digitalisasi. Bahkan pengelola perpustakaan dibawah naungan pemerintah mematok harga Rp. 3500/lembar. Bagaimana kalau ada salah seorang yang sekedar ingin membaca manuskrip babad atau Serat Ambiya setebal di atas 150 halaman, apakah mereka harus merogoh kantong lebih dari lima ratus ribu? Infeksi ini akan terus menghantui kita, terutama generasi muda yang status ekonominya kurang beruntung.

Kalau problematika ini dibiarkan berlarut-larut tidak ada salahnya apabila masyarakat kita berfikir apatis tanpa ada stimulasi-gairah untuk menyelamatkan dan mempelajari sastra lama. Ada semacam dikotomi antara dua pihak yang saling pertentangan, yaitu masyarakat yang mensakralkan suatu manuskrip tanpa memperhatikan akan kandungan teks dan masyarakat yang kurang bisa menghargai warisan nenek moyangnya, bisa jadi manuskrip tersebut tidak dirawat akhirnya dijual atau dibakar, seperti apa terjadi pada manuskrip cerita salinan Aji Saka di Mojowarno Jombang dan beberapa manuskrip cerita Nabi dan cerita pewayangan yang sering dibacakan di era sebelum tahun 1950-an sekarang bukti fisiknya sangat sulit untuk kita temukan. Sumber interview menjelaskan manuskrip-manuskrip tersebut sudah banyak yang hilang, dijual, dan dibakar.

Pemerintah yang seharusnya berwenang mewadahi dan lebih kooperatif, malah kurang begitu ambisi terhadap permasalahan manuskrip kita yang masih banyak tersimpan secara pribadi. Preservasi setidaknya menjadi perkara tersendiri yang dihadapi para kolektor, termasuk strategi untuk memanfaatkan dan mengkaji ulang. Sangat disayangkan apabila manuskrip tersebut alih generasi tinggal menyisakan serpihan potongan-potongan kertas sisa diakhir usia menjelang ajal karena perawatan dari pihak pemilik tidak ada kekuatan dalam pemahaman.

Selama penulis melakukan codicology independent research data lapangan menunjukkan bahwa, manuskrip yang masih tersimpan di masyarakat kondisinya banyak berlubang karena dimakan serangga, lapuk karena kurang perawatan termasuk usia, dan ditumbuhi jamur terutama berbahan daluwang. Kondisi seperti itu akan lebih parah lagi kalau pihak pemerintah dan kaum intelektual bidang pernaskahan tidak proaktif untuk memberikan kontribusi pembinaan atau penyelamatan.

Manuskrip merupakan salah satu bukti peradaban suatu bangsa bahwa bangsa itu memiliki tradisi kebudayaan yang maju. Bisa juga sebagai pencitraan kredit yang menyimpan banyak dokumen sejarah masa lalu dan cerminanan akan zamannya. Jika saja perlindungan pemerintah dan kepedulian masyarakat begitu tinggi terhadap manuskrip sungguh suatu hal yang menarik, bermanfaat besar untuk pengkajian ilmu pengetahuan pada bangsanya. Karena tonggak kekuatan suatu bangsa bisa kokoh tidak terlepas dari ketahanan dan pelestarian budayanya, akhirnya menuju komoditas aset pariwisata budaya.

Negara Indonesia patut berbangga diri karena termasuk paling kaya di dunia yang mewarisi khazanan manuskrip kedaerahan. Kekayaan ini seharusnya diimbangi dengan rasa kepedulian kita, mengingat manuskrip adalah artefak budaya penanda capain kebudayaan suatu bangsa. Strategi ini menjadi kunci, kekuatan tersendiri untuk tetap melestarian indentitas kultural agar akar budaya tiap-tiap daerah tidak tercerabut dari penjajahan budaya secara perlahan.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar