TE Priyono
http://www.kr.co.id/
DERU NAFASNYA bak dengusan laju kereta, membelah sunyi malam. Ini kali pertama segalanya berjalan tanpa ada tekanan. Tak ada rontaan, apalagi teriakan dan sumpah serapah menjijikkan. Dibiarkannya rabaan tangan yang semakin nakal menelusuri tubuhnya, mengikuti lekuk-liku tubuh sintal yang menjadi kebanggaannya. Dia pilih menyerah, menikmati liarnya gairah yang selama hidup baru kali ini bisa dirasakannya. Kian riuh desah nafasnya. Semakin dalam tubuhnya ditanam memasuki dunia khayalan, membangun imajinasi kemesraan yang selama ini hanya sebagai gincu kehidupannya.
“Kali ini biarlah, untuk perkenalan kau kugratiskan,” begitu jujurnya ucapan itu meluncur tanpa ada beban dari mulut Kadarsih. Laki-laki itu cuma tersenyum sembari membenahi kancing celananya.
Tidak seperti biasa, tamu yang satu ini begitu mengesankan hati. Sudah ratusan bahkan ribuan lebih lelaki yang datang dan pergi meneguk kenikmatan tubuhnya, sesaat. Semua tidak ada yang meninggalkan kesan. Bahkan, kebanyakan justru hanya menjadikan tubuhnya sebagai pelampiasan, tempat pembuangan sampah syahwat. Menyakitkan memang. Tetapi begitulah jalan nasib yang harus dijalani.
Kalau saja orangtuanya tidak mendesak dia ikut Darman bekerja di Surabaya, mungkin cerita kehidupannya akan menjadi lain. Dia tidak akan pernah jadi penghuni kompleks Dolly. Paling tidak, seperti yang pernah dikatakan kepada Narsih, temannya sepermainan di kampung. Dia kepingin jadi seorang ibu yang baik, mengasuh anak-anaknya. Suatu keinginan yang wajar bagi gadis. Naluri keperempuanannya selalu bergerak untuk menjadi kekasih-abadi bagi belahan hati.
Tapi kemiskinan yang melibas kehidupan orangtuanya, telah membutakan mata dan kejernihan fikir. Begitulah kenyataan yang terjadi. Dalam keadaan miskin, segalanya bisa terjadi. Kemiskinan bisa mengubah seseorang menjadi pendusta, perampok, pembunuh, bahkan murtad. Keluar dari keyakinan agama. Sehingga tidak berlebihan ketika Darman, pemuda yang dulu sering bikin onar dan menjadi jagoan di kampungnya, menjanjikan pekerjaan bagi Kadarsih. Kedua orangtuanya percaya, lalu melepas anak gadisnya, yang sebenarnya belum dewasa benar.
“Lik Jino tidak perlu khawatir. Juraganku orang baik. Lik Jino bisa lihat sendiri. Dulu aku suka bikin onar, pengangguran dan miskin. Tetapi sekarang, aku bisa beli motor, jam tangan emas, gelang, cincin, kalung emas dan lainnya. Ini semua barang mahal Lik,” tutur Darman sembari menunjukkan barang yang dipakainya.
Kadarsih tercengang. Takjub melihat untaian kalung dan gelang yang dipakai Darman. Belum pernah seumur hidupnya membayangkan, apalagi mengimpikan memiliki perhiasan semewah itu.
“Kalau Kadarsih mau ikut aku, dia nanti juga bisa memiliki semua ini, Lik. Mungkin bisa melebihi apa yang aku pakai sekarang ini!” tutur Darman lagi sambil tersenyum.
Entah bayangan apa yang tiba-tiba muncul di benak orangtua Kadarsih, begitu Darman menjatuhkan dua lembar uang kertas duapuluhribuan. Kedua orangtuanya mengikhlaskan anaknya dibawa Darman untuk diberi pekerjaan.
“Ini aku tinggali uang sedikit, Lik Jino. Nanti kalau Kadarsih sudah kerja di kota, dia pasti akan kirim uang lebih banyak lagi!” ucapan Darman bagai memiliki kekuatan hipnotis yang memukau.
Kadarsih cuma bisa menerima keputusan sepihak itu. Orang-tuanya tidak pernah tahu, Darman pernah berbuat kurangajar kepadanya. Darman pernah mencium dan meremas dadanya secara paksa. Pernah juga laki-laki itu hampir menidurkannya di tegalan singkong, sewaktu dia merumput di tegalan dekat gunung. Untung saja belum sampai niatnya terlaksana, tangan Kadarsih sempat mengayunkan sabit. Tepat mengenai bagian paha Darman, yang kemudian lari tunggang langgang berlumuran darah.
Rahasia itu tidak pernah diceritakan pada siapapun. Dia tidak mau semua orang mengetahui aib itu. Dia tidak mau orang tahu kalau dirinya pernah dicium Darman, dicabuli laki-laki kurangajar itu.
Sejak kejadian itu, Darman pergi entah ke mana. Tidak pernah ada yang tahu. Kadarsih pun tidak pernah mempersoalkan lagi peristiwa itu. Kemunculan Darman yang tiba-tiba itu, hampir menggegerkan seisi kampung. Tapi ternyata Darman sudah berubah. Pengangguran yang suka bikin onar itu, sekarang menjadi laki-laki perlente!
**
DARMAN tidak lagi memiliki nafsu syahwat. Sabetan sabit Kadarsih dulu, ternyata tidak hanya melukai bagian paha, tetapi telak mengenai alat vitalnya. Ada bagian otot penting yang berfungsi membangkitkan seks, putus. Darman impoten total!
Jalan hidup Darman jadi berubah. Dia memang tidak kurangajar lagi. Paling tidak begitulah kesannya setelah muncul kembali. Karena itu, dia memperlakukan Kadarsih seperti menjaga mutiara.
“Kita sudah sampai, Sih. Bosku baru pergi. Kau tunggu dulu di sini ya. Aku buatkan minuman. Kamu pasti haus,” Darman dengan sopan menyuruh Kadarsih duduk di sofa. Dia sebetulnya enggan. Tetapi Darman begitu saja meninggalkannya di ruangan yang sangat mewah, dalam pandangan Kadarsih yang lugu.
Setelah menikmati minuman yang diberikan Darman, Kadarsih merasakan pening luarbiasa. Tubuhnya tiba-tiba terasa ringan dan pandangan kabur. Setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.
Kadarsih mendapatkan dirinya terdampar di kasur busa tanpa ada sehelai kain yang menutupi tubuhnya. Dia tidak tahu apa yang sudah terjadi. Hanya rasa perih yang sangat pada alat kelaminnya, begitu badannya bergerak hendak meraih pakaiannya yang berserakan di lantai. Kadarsih baru menyadari, Darman telah menjual keperawanannya pada Bosnya. Kadarsih pun menangis sejadinya.
***
“NAMAKU Sumarsih. Kau boleh panggil Asih atau siapa saja sesukamu,” tutur Kadarsih sambil menebar senyum. Laki-laki itu hanya mengangguk pelan.
“Kau hebat. Baru sekali ini dalam hidupku merasakan kenikmatan seperti itu. Lucu memang, perempuan sundal seperti aku, baru bisa merasakan nikmatnya persetubuhan setelah sekian tahun!” tutur Kadarsih sambil tertawa.
Laki-laki itu tidak memberikan komentar. Dicabutnya selembar limapuluhribuan dari dompetnya. Dilemparnya uang itu di atas ranjang yang masih kusut selimutnya. Tidak ada lagi basa-basi. Semua berlalu layaknya perpisahan antara penjual dan pembeli. Laki-laki itu berlalu.
“Tunggu!” pinta Kadarsih dengan lembut. Laki-laki itu berhenti. Sejenak dipandanginya Kadarsih yang kemudian berdiri tepat di depannya.
“Kuminta kau menerima tawaranku tadi. Sebagai perkenalan, kau kugratiskan,” tutur Kadarsih sembari memagut leher laki-laki itu.
“Terima kasih. Tetapi aku keberatan. Kau jual tubuhmu, aku membelinya. Sudah seharusnya aku membayar untuk itu,” tutur laki-laki itu kalem.
“Tapi kau tidak keberatan jadi teman baikku kan?”
“Mmm… baiklah!”
“Trims!! dan Kadarsih sekali lagi memagut leher lelaki itu.
***
SEJAK MENJADI penghuni gang Dolly, Kadarsih tidak pernah lagi pulang ke kampungnya. Dia tidak berani. Darman telah membalas dendam atas peristiwa di ladang singkong itu, dengan menjual keperawanan Kadarsih pada Bosnya. Laki-laki itu kemudian menyerahkan Kadarsih pada seorang germo di kompleks Dolly. Bukan itu saja, Darman kemudian juga menyebarkan kabar kalau Kadarsih di Surabaya hidup sebagai pelacur. Darman pun tidak pernah lagi menampakkan batang hidungnya.
Tapi, suatu hari Surabaya geger. Ditemukan sesosok mayat yang mengerikan keadaannya. Menurut identitasnya, orang itu bernama Darman. Sudarman nama lengkapnya.
“Ini baru berita namanya!” teriak Darsih di kamarnya Gang Dolly, setelah membaca koran hari itu. “Maka jangan meremehkan wanita!”
Bantul, Maret 2002
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar