Sabtu, 16 Oktober 2010

Claude Debussy (1962-1918)

Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/?p=494


Pada buku “Les Français et I’Indonésie du XVIe au Xxe siécle” yang disusun Bernard Dorléans menyebutkan, di dalam catatannya Debussy menuliskan: “Jika anda mendengar alunan gending Jawa dengan telinga Eropa yang normal, anda harus mengakui ialah musik kita tak lebih daripada sekadar bunyi-bunyi dasar sirkus keliling.”

Dan menurut profesor lajang sampai akhir hayatnya, Gertrudes Johan Resink (1911-1997), berkabar bahwa komponis Prancis, Claude Debussy memperkenalkan nada musik Jawa ke dalam komposisi musiknya. Ini tampak terdengar jelas atas karyanya yang bertitel “La cathédrale engloutie.” Di mana nada-nada gemelan menyusup ke rulung jiwa, sedari pantulan pekerti jiwa Jawa seraya.

Seringkali aku dengar gending-gending Jawa seperti menyaksikan lembah pesawahan di tanah Dwipa, bencah subur menandai jiwa lestari para pengolanya, meski harga pupuk tak sedap dirasa, oleh pemerintahan hanya mementingkan perutnya saja; gaji tinggi namun masih korupsi, kolusi dan sebangsatnya.

Aku simak petikan “La cathédrale engloutie” lewat youtube dengan perasaan merinding, digetarkan dadaku. Jantungku bak melepuh, terangkat sukmaku diterbangkan alunan komposisinya. Aku yang hendak menyelam, ternyata sudah tenggelam dalam, meringkuk di kedalamannya, merasuki pusaran henang-hening-henung suwong, terkubur lama di lumpur ketenangan.

Kembali kuterangkat semata air mengaliri hijaunya pesawahan lereng bukit, ondak-ondakan menandai tetingkatan kesabaran petani, tekun menandaskan kasih sayang bunda pertiwi. Pada pribadi tanggung menggadaikan pula menjual ladangnya demi pernik-pernik mewah yang hanya mengenyangkan mata telinga ragawi, terhisap puting keluguannya oleh penampakan gemerlap urbani.

Maka dengarlah musik bathinmu, meski terperoleh dari jauh. Adakah merasa kehilangan, ketika nada jiwamu tak lagi merdu? Kala keseharianmu diringkus intrik hara-huru? Berbaliklah, kembali fitri sedenyut air menyusup di sela-sela tanah liat menjamah tubuh. Kau akan terpancari kecantikan yang tak menarikmu membeli bedak pula gincu. Datanglah bersama suara Debussy.

J. Van Ackere pada buku Musik Abadi, terjemahan J. A. Dungga, Gunung Agung Djakarta, tahun lenyap, judul buku aslinya Eeuwige Muziek, diterbitkan N.V. Standaard-Boekhandel, Antwerpen, Belgie, berujar:

“Orang mengatakan Debussy menjadi pendahulu dari musik impressionisme. Seperti juga ismen lainnya, kata inipun sukar untuk menentukannya. Memang sudah pasti saja, bahwa bahasa dan teknik Debussy, ada persamaan dengan pelukis-pelukis impressionis. Ia memberikan kesan yang sambil lalu, dan impressif, ia lebih menyukai warna daripada garis, dan nuanse daripada warna, perasaan hanya samar-samar pun sedikit, pula sering diucapkan simbolis. Romantik penderitaan serta kekerasannya sudah dilupakan. Pakaian-pakaian lama telah ditinggalkan.”

Lelangkah kaki Debussy seakan berjalan di bencah sawah, musiknya mengajak istirah di bawah pohon menikmati semilir bayu tropis, menggantungkan bunga-bunga awan putih. Ada ketenangan damai tak hendak lenyapkan cerita, membuka lelembaran kemungkinan lewat hadirnya nuase indah:

Itu pekabutan pagi, gadis-gadis desa bangun dari tidurnya, para pejaka mempercayai nasib seruncing tombak di atas kesungguhan bekerja. Seusapan lembut bidadari cahaya mentari; sepyuran bintik berwarna pelangi, menembusi rindangnya daun-daun pepohonan turi, yang berjajar di pematang.

Dan di bawah pohon gempol membersihkan jemari tangan di sungai mengalir jernih, sebelum merasai nasi serta lauk-pauk kiriman dari desa purbawi, yang memakmurkan warisan para leluhur, moyang mengabdikan diri, demi anak-anak kehidupan meraup tirta sejati.

Achille-Claude Debussy lahir 22 Agustus 1862, meninggal 25 Maret 1918 ialah komponis berkebangsaan Perancis. Musiknya dianggap peralihan zaman romantik ke modern awal abad XX. Bersama Maurice Ravel, merupakan figur utama bidang musik impressionis, walaupun ia kurang menyukai pemberian nama aliran tersebut.

Ia yang diberkahi ketenangan alam, menebarkan benang-benang halus ditariknya kelembutan puitik, serupa bola-bola mata jelita menghujami kenangan insani, memandangi sorot tajamnya. Cahaya itu melesatnya pulung membuyar menerangi uwung-uwung rumah, menentramkan para penghuninya di malam-malam sunyi diruapi keyakinan. Doa-doa diterbangkan iman, memecahkan kebisuan melalui denting air ke batu-batu kepasrahan, adanya terpantul dari sana, gema keseriusan seluas cakrawala kalbu di pucuk gunung ketinggian kehidupan.

Musik Debussy mengungkapkan rahasia hayati diri, hati yang dipetik laksana untaian senar dengan getarannya menggugah keinginan, kepaduan nada para peri bermandian di sendang pancuran, membangkitkan pesona dari dalam. Bukanlah serupa yang ditandai Wagner pada percintaan maut, tetapi kehalusan budhi selepas membaca kekalutan hidup, yang tak pernah pudar membelenggu kaki-kaki manusiawi.

Getarannya menuntun jauh melebihi lorong-lorong romantik, keajaiban ialah bahasanya. Anak panah terapung di udara atas ketinggian drajat penciptaan mencapai sasaran kodrati. Atau pun gelembung udara di permukaan telaga, yang menggoda burung-burung meneguk nikmati canda dalam luapan guyub persahabatan di perkampungan, dan menurunkan nadanya ke dalam mimpi-mimpi.

Ialah kesamaran musiknya mempunyai bunyi-bunyian tak wujud, seharum kembang terpancar dari guratan lukisan kelas impressif, seolah arkeolog menjelajahi masa silam memasuki sunyi riuh penelitian. Ia mereguk batu-batu berbicara dalam kehati-hatian, seembun membunting di ujung daun masih enggan jatuhkan kecupan.

Serasa detik-detik akhir tak mau segera tamat, para pencari terus saja menemukan keheningan berbeda, kesepian ganjil menghantari tanya, dengan ucapan paling lembut yang lemas mencair. Debussy membukakan pepintu rahasia keharmonisan dunia, yang kerap dilupakan perubahan masa, nan ditindih tampakan terang di depan mata.

Musiknya mengajak pejamkan indra, meraba kalbu masing-masing, yang hakikatnya kesendirian itu seirama berjalin komposisi lain. Begitulah angin berbahasa, denyutan air berucap kata mesra pada bibir-bibir batu, lantas sejarah terlihat sebening keasliannya. Demikian nalar seimbangkan data berketepatan masa-masa, yang terkandung di dalamnya.

Lamongan- Lirboyo.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar