Jumat, 10 September 2010

Mistik Pesantren dalam Puisi dan Cerpen II

Bagian terakhir dari dua tulisan
Binhad Nurrohmat
http://www.infoanda.com/Republika

Kisah-kisah mistik dalam dunia pesantren menjadi bagian yang dominan dan menarik dalam cerpen-cerpen Gus Mus. Kisah-kisah dalam cerpen Gus Mus penuh kejutan surealistik dengan cara bercerita Gus Mus datar-datar saja. Tanpa teknik bercerita yang canggih. Misalnya, cerpen Gus Jakfar.

Cerpen Gus Jakfar mengisahkan putra almarhum Kiai Saleh bernama Jakfar yang dipercaya punya kemampuan mistik atau supranatural. Jakfar bisa melihat pikiran atau yang akan terjadi pada diri seseorang (ilmu kasyaf). Dalam mimpinya, Jakfar bertemu almarhum ayahnya yang berpesan agar Jakfar menemui Kiai Tawakkal. Jakfar memenuhi pesan ayahnya itu.

Penampilan Kiai Tawakkal alim, tapi dengan ilmu kasyaf-nya Jakfar melihat tulisan Ahli Neraka di kening kiai itu. Dalam sebuah pengintaian Jakfar memergoki kiai itu mampir ke warung yang bersuasana mesum dan kiai itu menangkap basah pengintaian Jakfar. Tapi, dalam sebuah perbincangan dengan Kiai Tawakkal yang mampu berjalan di atas itu, Jakfar mendapatkan pencerahan spiritual tentang ilmu kasyaf yang sering dipraktikkannya. Jakfar sadar dan tak lagi mempraktikkannya.

Kisah-kisah mistik yang lain dari dunia pesantren juga muncul dalam cerpen-cerpen Gus Mus yang lain, misalnya cerpen Kang Kasanun yang menceritakan tokoh Kasanun yang punya ilmu yang membuatnya bisa tak tampak oleh penglihatan orang lain, cerpen Ndara Mat Amit yang berkisah tentang orang yang bisa melihat kehadiran Nabi Muhammad dan kiai yang menyembunyikan kelebihan ilmunya agar tak terlihat di mata orang atau penguasa (ilmu mastur), maupun cerpen Mbah Sidiq yang bercerita tentang tokoh Mbah Sidiq yang dipercaya dalam waktu yang sama berada di beberapa tempat yang berbeda, sehingga ketika tubuhnya ada di Jawa, saat itu juga dia bisa shalat Jumat di Mekkah.

Realitas-realitas mistik dalam cerpen-cerpen Gus Mus itu bisa diambil langsung dari kisah-kisah yang akrab dalam pengetahuan kolektif masyarakat pesantren. Penggambaran realitas-realitas mistik dalam cerpen-cerpen itu pun mengambil pola yang persis seperti yang sangat lazim dikenal dalam masyarakat pesantren. Cerpen-cerpen itu tak ubahnya transkripsi realitas yang sering dilisankan masyarakat pesantren dan direproduksi dalam tulisan berbentuk cerpen.

Realitas-realitas mistik dalam cerpen itu hidup sebagai bagian tak terpisahkan dalam masyarakat pesantren. Cerpen-cerpen itu berperan sebagai dokumenter pesantren yang bersumberkan dari pengetahuan tradisi kolektif masyarakat pesantren melalui pendekatan antropologis, yaitu menggambarkan perilaku para tokoh cerita yang alim dan juga memiliki kemampuan mistik, punya ilmu kesaktian atau ilmu supranatural. Tokoh-tokoh cerita Gus Mus itu merupakan para santri “priyayi”, yaitu para kiai pesantren dan para putranya.

Selain Gus Mus, ada sejumlah cerpen yang ditulis para pengarang muda yang berlatar kultur dan tradisi pesantren yang memiliki kecenderungan yang mirip dengan cerpen-cerpen Gus Mus. Misalnya, cerpen-cerpen yang dihimpun dalam buku Antologi Cerpen Pesantren Ludah Surga (2006). Cerpen-cerpen dalam Ludah Surga secara spesifik menjadikan kehidupan masyarakat pesantren sebagai bahan penciptaan. Melalui cerpen-cerpen dalam buku ini terungkap gambaran dunia santri dan pesantren dalam konteks masa kini dan juga kecenderungan mistiknya.

Misalnya, cerpen NON GOEs-Gus karya Ahmad Musthofa Haroen. Cerpen berlatar kehidupan pesantren ini mengisahkan putra Kiai Abdul Mukhattit yang bernama Ahmad Lazim Mukhattit (Gus Kotot).

Sebagai calon pewaris pesantren, sejak lulus SD Gus Kotot dikirim ke pesantren di luar desa untuk belajar sampai dia lulus SMA. Selama di pesantren, Gus Kotot badung dan malas belajar, tapi karena dia putra kiai besar, pengasuh pesantrennya membiarkannya. Selepas SMA Gus Kotot tinggal di kos dan menjadi makin liar. Dia bahkan mendirikan grup musik dan jauh dari kehidupan agamis.

Tapi setelah ayahnya wafat, secara tiba-tiba Gus Kotot yang biasanya berpenampilan sebagai anak band, berganti kostum sebagaimana para kiai dan secara ajaib dia punya kemampuan keilmuan selayaknya kiai. Dan, Gus Kotot menggantikan peran ayahnya sebagai kiai pesantren.

Dalam buku antologi cerpen itu juga ada cerpen berjudul Ludah Surga karya Moh. Nur Ali Muslim. Cerpen ini yang juga berlatar kehidupan pesantren menceritakan seorang bernama Jhony.

Jhony adalah pecandu narkoba yang setamat SMA ingin sembuh dan masuk pesantren di Lasem asuhan Kiai Bakhrun Al Hanif. Kiai ini tahu Jhony pecandu narkoba. Untuk terapi, Kiai Bakhrun mempekerjakan Jhony sebagai penjaga sawah. Ketika kiai Bakhrun akan menunaikan haji, Jhony memesan minyak za’faron yang dijual oleh pedagang bernama Harits Ibnu Ash di sebelah selatan Masjid Nabawi.

Kiai Bakhrun bertemu pedagang itu dan pedagang itu tahu kiai itu dari Lasem. Pedagang itu bercerita bahwa dia punya teman bernama Jhony santri pesantren asuhan Kiai Bakhrun, Jhony adalah temannya yang selalu shalat lima waktu di Masjid Nabawi, dan Jhony adalah putra ulama besar di Sumatera. Kiai Bakhrun jadi mengerti kenapa selama di pesantren teman-teman Jhony tak pernah melihat Jhony mendirikan shalat.

Dalam perjalanan pulang haji, Kiai Haji Bakhrun bermimpi bertengkar dengan Jhony. Jhony menagih minyak za’faron yang dipesannya. Tapi kiai Bakhrun malah meludahi Jhony. Jhony pun bermimpi yang sama.

Setiba di Lasem, Kiai Haji Bakhrun memergoki Jhony yang mau kabur dari pesantren dan kiai itu menanyai Jhony tentang siapa dirinya sesungguhnya. Jhony tak mengaku. Kiai Haji Bakhrun marah dan meludahi mulut Jhony.

Dua tahun kemudian, Jhony dikenal sebagai ulama besar di Sumatera dengan menyandang nama Farits Zaini Mubarok Al Khanif. Watak dan kealiman Farits Zaini Mubarok Al Khanif alias Jhony setara dengan gurunya, yaitu Kiai Haji Bakhrun Al Khanif.

Seperti ciri cerpen-cerpen Gus Mus, dua cerpen itu juga menjadi -meminjam sinyalemen kritikus Faruk — dokumentasi dunia pesantren yang bersumber dari pengetahuan kolektif masyarakat pesantren melalui pendekatan antropologis, yaitu menggambarkan perilaku para tokoh santri priyayi (putra-putra kiai) yang memiliki kemampuan mistik atau supranatural.

Kecenderungan mistik dalam cerpen-cerpen yang menggali bahan penciptaan dari kultur dan tradisi pesantren itu memukau atau mengejutkan masih sebatas dilantari oleh realitas yang ditampilkannya bukan realitas yang lazim dalam kenyataan umum, sehingga cerpen-cerpen itu menjadi dongeng atau mitos kehidupan pesantren yang terasa ‘antik’ dan magis. Realitas-realitas semacam itu akan mengalami penjenuhan karena pengulangan-pengulangan.

Kehidupan pesantren yang masih pinggiran dalam bahan cerita percerpenan Indonesia itu kemungkinan besar akan kehilangan pukau bila tak menggali realitas-realitas yang lain dunia pesantren yang masih tersembunyi atau mengembangkan kemungkinan-kemungkinan teknik bercerita yang bisa menghadirkan kehidupan pesantren melalui cara yang berbeda, sehingga cerpen-cerpen itu bukan hanya menyuguhkan mutu dokumentasi, tapi juga memberikan mutu kesusastraan.

*) Penyair, mantan sastri Krapyak

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar