Rabu, 10 Maret 2010

Buku, Gaya Hidup, dan Perubahan

Muhammadun A.S
http://www1.surya.co.id/

Ada sebuah teka-teki menarik. Apa beda manusia dengan hewan? Yang dimaksud bukan kepemilikan akal budi atau cipratan ruh Ilahi dalam raga manusia. Jawabnya sederhana saja. Manusia mampu melewati kodrat biologis hidupnya (nutrisi, reproduksi) dengan menciptakan gaya. Gaya ini, berbeda dengan hewan, tidak tunduk pada kemestian biologis. Manusia, misalnya, menindik hidung dan bibirnya bukan untuk mencari nafkah.

Ada sesuatu yang transenden di sana, kata Donny Gahral Adian. Itulah manusia yang mulai mencipta budayanya sendiri. Manusia mampu memahat hidupnya melampaui yang faktual dan aktual. Manusia mencipta kreasi atas dirinya secara otonom, tidak diintervensi siapa pun. Dalam mencipta gaya hidupnya, manusia bebas menentukan pilihan variabel yang mendukung gaya hidup tersebut. Tetapi variabel-variabel yang sangat menentukan adalah buku.

Buku mampu mencipta gagasan, mengalirkan energi gagasan, merumuskan konsep ilmiah gagasan, dan menerobos batas-batas revolusi global yang terjadi di berbagai belahan dunia. Dalam konteks inilah, peringatan Hari Buku Sedunia, 23 April 2007, sangat tepat dijadikan momentum mencipta ruang gaya pemikiran yang bebas, independen, dan bertanggung jawab untuk menggapai perubahan lebih baik bagi bangsa Indonesia.

Buku memang harus independen. Tetapi dalam kreasi sosialnya buku mencipta tatanan kehidupan sesuai yang diinginkan pembaca sebagai penguasa penuh atas teks.

Dengan buku, manusia mendapatkan ilham. Buku mampu mencipta gaya hidup dan resistensi manusia atas gaya hidup lain. Mereka yang tekun membaca buku Marx, Hegel, dan yang sealiran mempunyai gaya hidup dan komunitas yang berseberangan dengan kaum membaca buku Adam Smith, Keynes, dan para pemikir kapitalis lainnya. Mereka yang membaca buku kaum pergerakan, maka hasrat dan komitmen menjadi aktivis akan menggebu dalam diri mereka. Sering membaca sastra (puisi, cerpen, novel, dan lainnya) akan mencari gaya hidupnya di hadapan para penyair dan seniman.

Buku spiritualitas akan menggiring pembaca menjadi khusyuk dan aktif pergi ke mesjid, gereja, kuil, dan vihara. Buku agama yang mengajarkan jihad perang, memerintahkan pembacanya untuk menebarkan teror atas nama agama.
Buku telah membuat kategorisasi gaya hidup pembacanya.

Kaum aktivis yang suka buku kritis akan berdiri didepan gedung negara membawa megafon untuk mengkritik kebijakan pemerintah yang sewenang-wenang. Sastrawan dan seniman dengan perangkat budaya tampil dalam taman budaya untuk mengkreasikan diri mereka. Para pemikir
mencitrakan dirinya sebagai ilmiah yang duduk menulis dan meriset ilmu pengetahuan yang hadir sebagai pembicara utama dalam berbagai seminar nasional dan internasional.

Dalam kerangka tersebut, buku memberikan gizi yang besar terhadap munculnya perubahan sosial. Buku menjadi variabel primer manusia menentukan pilihan gaya hidup yang cerdas dan menggugah semangat. Asalkan dalam kerangka tersebut, buku menjadi kekuatan yang sangat strategis. Tetapi sekarang berbeda. Buku-buku yang hadir di pasaran tidak mampu membendung gaya hidup borjuasi yang dilancarkan kaum kapitalisme lanjut. Gaya hidup borjuasi meletakkan materi sebagai keutamaan. Perbincangan kaum borjuasi hanya seputar di manakah pesta yang paling bergengsi malam ini dan gaun apa yang paling cocok dipakai.

Manusia diukur berdasarkan kesuksesan materi dan status sosial. Aku ke mal, maka
aku ada, itulah salah satu jargon yang menjadi ikon gaya hidup borjuasi. Ketika membeli kemeja di sebuah mal, kita bukanlah memberi kain penutup tubuh, melainkan segala imaji yang mengepung barang itu. Saat kita menonton film di Jakarta Theatre, bukan muatan film yang kita konsumsi, melainkan imaji borjuasi yang berpendar darinya.

Manusia sedang kehilangan sejarahnya sendiri. Manusia membunuh sejarahnya sendiri. Masa lalu yang lenyap dan musnah. Belum sebulan memegang telepon genggam terbarunya, muncul lagi versi baru yang lebih canggih. Kreativitas manusia dilumpuhkan oleh imaji demi imaji. Gagasan-gagasan kritis manusia lumpuh, tidak berlaku di hadapan penguasa kapital yang begitu tangguh.

Kalau demikian, bagaimana mengembalikan manusia kepada fitrahnya? Fitrah yang kreatif, kritis, dan transformatif. Dalam konteks ini, menarik sebuah cerita pada awal abad kesembilan belas, di sebagian Eropa dan Amerika, sekelompok orang menarik perhatian dengan gaya hidup alternatifnya. Mereka hidup di bagian kota termiskin, menyesaki waktu dengan membaca, berkarakter melankolis, bersekutu dengan seni, dan merayakan seks bebas.

Mereka pun dijuluki Bohemian, nama yang diambil dari karya Henry Murger, Scenes de la vie de Boheme (1851) yang menggambarkan gaya hidup intelektual bebas di kafe-kafe. Bagi Bohemian, yang terpenting adalah menikmati dunia dengan keanekawarnaannya dan devosi habis-habisan pada seni. Mereka independen, menyelami dunia keseniannya, dan tidak mau terikat dan diikat oleh gaya hidup kaum borjuasi yang terus mengepung mereka.

Dalam konteks itu, buku menjadi alternatif memunculkan gerakan yang dapat menghadang laju gaya hidup konsumeristik dewasa ini. Buku yang menyimpan ragam gagasan akan menjadi gerakan besar yang mengusung kebebesan gaya hidup. Dalam hal ini, menarik sekali gaya hidup orang pesantren yang tetap konsisten dengan tradisi warisan leluhurnya. Mereka tidak risau dan gagap melihat gempita arus konsumerisme global yang menggerogoti hampir seluruh lapisan masyarakat dunia.

Mempertahankan tradisi-tradis agung tersebut, buku sangat tepat sebagai jawabnya. Dalam gerakan mahasiswa, buku-buku kritis yang menggugah harus menjadi makanan utama dalam setiap diskusi dan gerakan advokasinya. Gaya-gaya hidup yang lahir dari tradisi besar, dari pembacaan yang kritis, dan dari permenungan yang mendalam, jangan sampai terkalahkan dengan dahsyatnya arus konsumerisme global.

Di sinilah komitmen anak bangsa untuk membuka ruang baca bagi publik di berbagai penjuru Nusantara, khususnya di pelosok desa. Bisa berupa taman baca, perpustakaan terbuka, atau apa pun bentuknya. Dengan ruang baca tersebut masyarakat dapat diajak berdiskusi, menggali gagasan, dan membuka peluang-pluang strategis memunculkan gerakan baru yang kreatif, yang tidak didikte arus besar. Gerakan-gerakan inilah yang akan memunculkan gaya hidup baru yang dapat mengubah sejarah peradaban dunia.

Gerakan inilah yang, dalam bahasa sejarawan Arnold Toynbe, akan memunculkan kaum minoritas kreatif yang mengubah jarum sejarah dunia. Kaum mayoritas hanya akan membunuh sejarahnya sendiri.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar