Minggu, 05 April 2009

BERTEMU JOKPIN & JOGJA

Budhi Setyawan
http://budhisetyawan.wordpress.com/

Sebagai pegawai negeri, dalam hal tertentu saya merasa beruntung dengan adanya beberapa dinas luar, luar kota atau luar negeri. Setelah urusan tugas kantor selesai, saya selalu manfaatkan untuk melampiaskan hobi berburu kaset atau CD musik rock atau jazz kesukaan saya. Untuk saat ini kemungkinan menjadi kecil untuk mendapatkan kaset lama yang merupakan album atau karya masterpiece atau monumental dari seorang musisi atau sebuah grup musik, karena semakin banyak orang yang mengetahui mengenai musik-musik yang progresif atau sangat layak jadi koleksi. Kemudian selain itu saya juga memanfaatkan waktu meski sedikit untuk bersilaturahmi dengan para penulis/penyair/sastrawan di kota yang saya singgahi. Seperti waktu dinas di Kudus, saya menemui beberapa penyair: Jumari HS, Yudhi MS, Thomas Budi Santoso. Waktu di Solo menemui Sosiawan Leak. Waktu dinas ke Bali saya beruntung bisa bertemu dengan Warih Wisatsana, Wayan Sunarta, Pranita Dewi. Kemudian waktu ke Bandung bertemu dengan Juniarso Ridwan, Dian Hartati, Widzar Al-Ghifarry. Sedangkan waktu acara lebaran ke Tasikmalaya, saya sempatkan bertemu dengan Acep Zamzam Noor, Sarabunis Mubarok dan Saepul Badar.

Dalam dinas 3 hari di Jogjakarta, saya bertemu dengan TS Pinang, Fais Asol, Eko Nuryono, Raudal T Banua, pelukis Wara Anindyah dan suaminya Sri Harjanto Sahid yang ternyata juga penyair, dramawan, pelukis, dan yang sangat menggembirakan bertemu dengan penyair Joko Pinurbo, yang akrab dipanggil Jokpin. Hari Jumat 24 Oktober 2008, saya bertemu dengan Jokpin dengan mampir di kantornya di daerah ex-nDalem Tejokusuman di Jln. Wachid Hasyim Jogjakarta. Meskipun saya pernah lama tinggal di Yogya, namun sepertinya saya tak pernah atau amat jarang lewat jalan itu. Memang sepertinya daerah itu kurang begitu ramai, bukan akses yang sering dilewati kendaraan. Dalam bahasa jawa disebut rada kiwa.

Kami duduk berdua di semacam lobi atau ruang di depan ruang kerjanya. Setelah ngobrol pembuka dan ringan kata, Jokpin lalu bercerita bahwa selama sekitar 13 tahun bekerja di kantor di daerah itu. Dia katakan bahwa hampir semua puisi yang ditulisnya mulai dari Celana dan seterusnya lahir di situ. Memang suasana di situ sangat asri, ada bangunan pendapa yang cukup besar dan banyak pepohonan besar, sehingga suhu udara di lingkungan itu tak terlalu panas, begitu tenang dengan suara kendaraan di jalan raya yang tak begitu kentara, padahal saya di sana pada jam kerja. Saya bayangkan apalagi kalau pada waktu senja dan malam hari, betapa sepi dan syahdunya di situ. Dengan asyiknya dan gaya bicara yang medhok jawa-jogja, dia bilang: ’coba nek le mrene pas sawone awoh, tak suguhi lan tak gawani nggo oleh-oleh. Saiki lagi ora awoh, bar dipanen wingi kuwi. Sawone legi banget ’/ ’coba kalau kesini pas pohon sawo itu berbuah, pasti saya suguhi dan bawa sawo untuk oleh-oleh, sekarang lagi gak ada buahnya, belum lama baru dipanen. Sawonya sangat manis ’. sungguh ungkapan yang begitu akrab dan bersahabat. Dan beruntung Jokpin bercerita mengenai membuat puisi, meski hanya sedikit. Dia bilang, yang utama dalam proses untuk mendapatkan ide dan menulis karya puisi diperlukan ’pengembaraan batin’. Dan saya setuju dengan hal itu. Puisi termasuk jenis seni, dan seni memancarkan keindahannya, dan keindahan adalah lebih merupakan konsumsi dari rasa. Dan tentunya sangat cocok, sebuah hasil karya seni yang merupakan konsumsi untuk dunia rasa dilahirkan dari olah rasa penciptanya. Siang itu begitu temaram, sesejuk ungkap dan kata sang penyair yang banyak bercerita. Suasana kian enak dengan ditemani minuman secangkir kopi dan pisang rebus hasil memetik di kebun belakang kantornya. Sungguh suasana menjadi sangat desa, teringat masa kecil di desa saya, pelosok Purworejo. Dia lalu bilang, kalau selama ini ada tokoh misalnya anak kecil di puisinya, itu hasil pengembaraan batinnya yang merasa cocok menampilkan tokoh dalam puisinya. Juga untuk tokoh-tokoh yang lain, yang sebenarnya hasil dari sengaja diciptakan untuk sub-media pesan dalam puisinya. Sedikit berbelok dari sastra indonesia, kami sempat ngobrol tentang sastra jawa, khususnya geguritan. Saya sependapat bahwa karya sastra jawa banyak yang begitu tajam mempunyai daya pukau dan usia yang sangat panjang jauh melampaui dari para penyairnya. Seperti Serat Centhini, Kalatidha, dll. Banyak pujangga yang karyanya masyhur menurut cerita juga dipengaruhi oleh proses kreatifnya yang sangat disiplin dan sungguh-sungguh dalam mencari sari pati kata, sehingga dihasilkan uraian kata yang berbobot atau dalam bahasa jawa: mentes. Berbagai cara dilakukan seperti puasa, bertapa/semedi, kontemplasi, meditasi, dll untuk menempatkan emosi mencari hening dan mengendapkan hiruk pikuk kata agar diperoleh karakter yang kukuh dan tajam (dalam bahasa jawanya: meneng lan menep). Dan serat-serat karya pujangga itu banyak dikaji di beberapa negara Eropa, terutama Belanda. Dalam sebuah majalah berbahasa jawa, saya membaca artikel: bahwa di Universitas Leiden sangat sering diadakan diskusi kajian mengenai karysa sastra jawa. Juga di tembok sebuah gedung di Universitas Leiden ditulis sebuah syair dari serat Kalatidha dalam aksara Jawa. Menurut saya yang lahir dan besar di Jawa Tengah, memang dengan bahasa ibu atau sehari-hari dengan bahasa jawa, maka menulis karya dalam bahasa jawa lebih terasa nuansa spiritualitasnya atau jelajah batinnya. Apalagi dengan banyaknya kosa kata, menjadi lebih mewakili atau lebih dekat dengan ide atau model yang muncul di angan/khayalan, meskipun diperlukan upaya yang tidak ringan karena bagi warga asal suku Jawa yang tinggal di kota besar, dalam tugas dan percakapan sehari-hari lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia.

Sembari menghisap cerutu yang saya sodorkan padanya, dia bilang: ’wah enak iki cerutune, entheng lan ora nyegrak’ / ’wah enak benar ini cerutu, begitu ringan dan tak membuat batuk tersedak.’ Lalu dia bilang cerutu juga bisa menjadi ide untuk puisi, misalnya cerutu yang terbuat dari tembakau, namun dalam puisi bisa dibelokkan menjadi: bukan menghirup tembakau tetapi misalnya menjadi ’menghirup rambut ibu….dst’. Kemudian mengenai minum teh juga bisa dijadikan tema puisi. Karena para pemetik teh adalah kebanyakan perempuan desa yang lugu dan ekonomi yang pas-pasan, puisi minum teh bukan dengan kalimat menghirup pekat teh hitam, namun menjadi ’menghirup aroma keringat para pemetik …. dst’. Ah dasar Jokpin penyair beneran, sepertinya begitu mudah melontarkan ide dan metafora atau majas untuk bahan menjadi puisi. Saya sendiri belum bisa berpikir seperti itu.

Ketika senja sedikit tembaga, suasana mulai merangkak kian temaram dan akan gelap, maka sebelum maghrib saya ijin pamit meninggalkan lokasi kantornya dengan membawa bermacam berkas sapa, gumpalan kata dan suka rasa. Semoga yang Puisi tentang Cerutu bisa segera dituliskan. Dan saya usahakan puisi tentang Minum Teh dapat ditulis dengan sebaik-baiknya. Terima kasih Jokpin atas pendar semangatnya semoga merasuk dalam pori kata yang tengah saya peram di bawah geliat doa. Semoga sukma kata kita senantiasa bersapa.

Sebagai bonus saya torehkan puisi pendek dari Jokpin dan puisi saya yang saya tulis waktu belum mempunyai buku kumpulan puisinya Jokpin.

MAGRIB

Di bawah alismu hujan berteduh
Di merah matamu senja berlabuh

2006 (Jokpin, kumpulan puisi Kepada Cium, 2007)

RESONANSI

pada kelopak harimu
kususuri senandung angin
pada kecipak katamu
kutitipkan butiran ingin

Jakarta, 4 Des 2007 (Buset, kumpulan puisi Dialog Zaman, belum diterbitkan)

Salam progresif.

(Ditulis di Bekasi, 26 Oktober 2008)

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar