Sabtu, 28 Maret 2009

A.D. Pirous, Zikir Visual Pelukis Tak Berbakat

Dipo Handoko, Ida Farida
http://www.gatra.com/

SETELAH 17 tahun absen berpameran tunggal, Abdul Djalil Pirous, pelukis yang banyak menekuni kaligrafi, kembali menggelar pameran serial bertajuk Restrosepktif 2. Perhelatan yang dihadiri 300 tamu itu diselenggarakan di Galeri Nasional, Jakarta, Senin pekan lalu. Forum ini sekaligus menandai usia ke-70 tahun lelaki kelahiran Meulaboh, Aceh, itu. Acara juga diisi dengan peluncuran buku perjalanan berkeseniannya berjudul A.D. Pirous: Vision, Faith and a Journey in Indonesian Art, 1955-2002.

Cukup meriah. Selain seremoni pembukaan oleh Fuad Hassan, yang juga membuka pameran Retrospektif (1985), ada ''parade'' penyair. Sahabatnya, Abdul Hadi W.M. dan Taufiq Ismail, memarakkan acara dengan pembacaan puisi bertema sufistik karya Hamzah Fansuri, dan karya mereka sendiri. Ajang kali ini, yang dilaksanakan hingga 31 Maret 2002, menjadi parade lengkap karya Pirous pada kurun 1960-2002.

Ada 152 karya berupa lukisan, grafis, dan studi eksperimental. Namun, hanya seperempatnya yang dijual. Selebihnya merupakan koleksinya di Serambi Pirous, galeri miliknya di Jalan Sangkuriang, Bandung. Selain karya berupa kaligrafi Islam, pameran ini juga memajang lukisan abstrak, lanskap, dan beragam tema lainnya. Karyanya pada periode awal kepelukisannya, yang diangkat dalam Restrospektif (1985), kembali dimunculkan. Tengoklah sosok manusia, hewan, dan alam, seperti pada Pasar Pagi (1960), Anjing dengan Anak (1965), dan lukisan bertema politis, Mentari Setelah September 1965 (1965).

Pada dekade awal itu, Pirous getol mengangkat tema sosial dan politik. Ia suka bermain dengan aneka warna, bergaya campuran antara seni rupa lokal --yang mengadopsi bentuk pahatan di batu nisan ranah kelahirannya, Aceh-- dan seni lukis modern. Almarhum Sanento Yuliman, pengamat seni rupa, menyebut gaya modernis yang diusung Pirous menggoreskan ''tegangan'' antara warna lokal dan Barat. Studinya di Jurusan Desain Grafis, Rochester Institute of Technology, New York, Amerika Serikat, 1969, dan pengembaraannya di beberapa negeri Timur Tengah, berpengaruh besar pada karya-karya selanjutnya.

Garis, warna, dan komposisi ruang di atas kanvas menyiratkan pengembaraan Pirous. Namun, ia tak meninggalkan nuansa lokal. Simaklah perubahan karya itu mulai Wadjah III (1970), Pengembaraan Petruk dan Semar (1970), hingga Allah yang Menguasai Langit dan Bumi (1978). Menurut Mamannoor, pengamat seni rupa, Pirous telah menemukan format bahasa seni rupa dan tema kaligrafi modern Islam sejak awal 1970-an. ''Pirous adalah satu di antara perintis seni lukis kaligrafi Islam di Tanah Air,'' kata Mamannoor, yang juga penulis buku A.D. Pirous, bersama Kenneth M. George, antroplog asal Amerika.

Bandingkan karya di atas itu dengan lukisan Pirous bertarikh 1980-an. Menurut Mamannoor, pada karya Pirous era 1980-an tercermin penjelajahan dalam pembacaan teks-teks spritualitas, baik yang bersumber pada Al-Quran, hadis, syair, hikayat, maupun sekadar kata mutiara. Kekhusyukannya menggarap teks spiritualitas itu juga ditandai dengan ''hilangnya'' karya-karya berobjek alam benda. Barulah pada akhir 1990-an, Pirous kembali mengangkat figur manusia. Ketika itu, perasaan Pirous terusik oleh kondisi di Aceh yang bergolak panas, seiring dengan kejatuhan rezim Orde Baru.

A.D. PIROUS Muncullah lukisan bermedia campuran, kanvas dan kertas, perpaduan kaligrafi dan sosok Teuku Umar, dengan judul naratif yang amat panjang: Suatu Ketika Ada Perang Suci di Aceh: Penghormatan kepada Pahlawan yang Gagah Berani, Teuku Umar 1854-1859, (1998). Ada belasan karya dalam pameran kali ini tentang serial hikayat ''perang sabil'' di Aceh. Pergulatannya di seni kaligrafi modern Islam, selama lebih dari 30 tahun, juga menampakkan sikap Pirous yang tak mau terpaku pada gaya atau khat kaligrafi yang standar.

Awalnya, Pirous lebih "tergoda" pada khat kaligrafi Arab masa lampau, sekitar 200-500 Masehi. Selanjutnya, ia bergeser ke kaligrafi gaya Andalusia (dinasti Islam di Spanyol), hingga khat Maghribi, yang belakangan muncul pada abad ke-11. Di usia senjanya, Pirous, yang fisiknya tampak segar, masih terus mengeksplorasi teks lama karya penyair Persia, Melayu, dan Indonesia. Syair karya cendekiawan Aceh, seperti Hamzah Fansuri, Abdul Rauf, dan Syech Mushlihuddin Sa'adi, jadi inspirasinya.

Misalnya cuplikan Syair Perahu karya Hamzah Fansuri, yang divisualkan dalam Tamsil Perahu Mengarungi Kehidupan (2002). Dan Pirous masih terus berkarya. Seakan tak mau melanggar nasihat yang kerap disampaikan pada sejawatnya: ''Bekerjalah sampai batas (kekuatan), tetapi jangan melampauinya,'' katanya.

Jadi Pelukis Atau Guru

SUATU ketika, awal 1960-an, A.D. Pirous bertemu Srihadi Soedarsono dan But Mochtar, yang baru pulang dari pameran di Amerika. Pirous sendiri sedang mengikuti pameran bersama sejumlah pelukis Bandung di Balai Wartawan, Bandung. Waktu itu, kebetulan ada seorang asing yang ingin membeli sebuah karya Pirous. Tapi, Pirous tak tahu mesti menghargai berapa lukisan bertema anak-anak itu.

Srihadi bilang, ''Jual saja Rp 6.500.'' Di mata Pirous, jumlah itu terlalu tinggi. Maka, ia bilang ke sang pembeli dari Amerika itu, harganya cuma Rp 5.500. Eh, langsung dibeli. Pirous tak percaya lukisannya terjual dengan harga tinggi. Ia lalu bertanya ke Srihadi: ''Mas, saya ini lebih cocok sebagai pelukis atau sebagai guru?'' Srihadi hanya menyahut pendek, menyarankan Pirous menjadi guru saja. Akhirnya, lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), 1964, itu menjadi pengajar di almamaternya.

Ia sempat menimba ilmu desain grafis di Rochester Institute of Technology, Rochester, New York, pada 1969. Kariernya di ITB terus menanjak, hingga menjabat Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (1972-1991) dan mengajar Program S-2 Seni Rupa dan Desain ITB. Pada usia 62 tahun, Pirous meraih gelar profesor dari almamaternya itu. Toh, meski waktunya tersita untuk mengajar, Pirous tak berhenti berkarya. Sejak pameran pertamanya pada 1960 itu, karyanya selalu hadir di berbagai pameran.

A.D. PIROUS Ia rajin menyertakan lukisannya di belasan pameran bersama di Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Di ajang internasional, puluhan pameran pernah diikutinya sepanjang kurun 1960-2001. Ratusan karyanya dikoleksi penggemarnya di mancanegara. Prestasi itu tak membuat Pirous besar kepala. Ia lebih meyakini, keberhasilannya itu karena terus belajar tiada henti. ''Sembilan puluh lima persen kerja keras, sisanya adalah bakat,'' katanya.

Kesimpulan itu seperti berusaha "menohok" petuah Srihadi, yang dulu menyatakan bahwa dia tak berbakat jadi pelukis. Bakat seninya yang cuma lima persen itu, kata Pirous, mengalir dari ibunya, Hamidah, yang berprofesi sebagai penyulam benang emas. Karena itulah, Pirous emoh terjebak dalam ''selera'' pasar. Ia tetap khusyuk dengan jalurnya: lukisan kaligrafis. Perasaannya memang sempat tergelitik, menjumput objek kemalangan anak-anak jalanan, di awal periode kepelukisannya (1960-1970). Kemudian, ''Saya tak tega menjual penderitaan orang,'' kata ayah tiga anak dan kakek seorang cucu itu.

Maka, lukisannya tak lagi menampilkan elemen manusia. Ia lebih puas dengan garis, warna, dan tekstur. Dan, tentunya teks yang diambil dari Al-Quran, hadis, syair, dan petuah yang sarat ajaran tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, sesama dan alam sekitar. ''Dengan melukis kaligrafi, saya melakukan zikir visual,'' katanya.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar