Minggu, 22 Februari 2009

Keluarga Pengkhayal

Lily Yulianti Farid
http://oase.kompas.com/

BEBERAPA hari terakhir ini bapak terlihat berseragam sopir taksi.
“Bapak narik taksi, ya? Wah….”

Bapak tersenyum. Senang sekali tampaknya. Ia mengajakku ke ujung lorong, melihat taksi biru muda terparkir di tepi jalan.

Akhirnya, bapak bekerja lagi setelah enam bulan terakhir ia hanya duduk termenung di rumah.

Bapak menutup warung nasi yang telah dirintisnya enam tahun terakhir. Gara-garanya, enam bulan lalu, adik bungsuku meninggal di sebuah RS Paru-paru.

Tapi yang mati bukan hanya adikku. Yang dikubur keesokan harinya bukan hanya jasadnya yang malang itu. Yang menempati kuburan paling dalam adalah hidup kami sekeluarga.

Adik IW bekerja di sebuah kios ayam potong di pasar. Ia bekerja Senin sampai Jumat. Dari pagi hingga petang. Ia kadang diminta pemilik kios mendatangi peternakan di luar kota untuk mengambil ayam-ayam baru. Sesekali di akhir pekan, adik IW membantu bapak di warung. Di rumah kami tidak ada ayam atau unggas lainnya. Rumah kami sempit, tak ada halaman untuk memiliki hewan peliharaan.

Suatu hari adik IW demam dan sesak napas. Ia dibawa ke rumah sakit. Dua hari kemudian napasnya tidak lagi tersengal, tapi berhenti sama sekali. Ia mati dan masuk televisi. Di hari-hari berikutnya kulihat orang-orang meludah dan menutup hidung bila melintas di depan warung kami.

Bapak murung. Bapak menangis. Tapi kami, anak-anaknya, tidak bisa banyak membantu. Ibu, perempuan tuna rungu yang sabar dan diam, hanya bisa ikut menangis sambil mengeluarkan suara mirip lolongan. Kata adikku, lolongan ibu pertanda kesedihan yang lebih dalam dari sekadar tangis. Sedih yang paling sedih.

Warung nasi harus ditutup. Untuk apa dibuka bila yang datang hanya petugas berbaju putih dan orang-orang yang memanggul kamera, mengendus dan menyorot setiap sudut warung? Mereka bukannya memesan nasi rawon atau nasi campur.

Kepadaku, anak sulung dalam keluarga yang sehari-hari membantu berjualan, bapak pernah mengajarkan, setidaknya kami harus menjual 20 piring nasi rawon, nasi ayam, atau nasi campur, baru bisa balik modal. Di piring ke- 21 dan seterusnya barulah kami harap-harap cemas menghitung untung.

Ketika bapak menutup warung nasi itu, bukan hanya tenda kusam bertulis “Warung Nasi Dunia. Sedia Nasi Ayam, Nasi Campur, Nasi Rawon” yang terjuntai lesu, diturunkan dari dua tiang penyangga di depan warung. Kami semua ikut terkulai. Jatuh.

Untunglah sekarang bapak punya semangat baru. Beberapa hari terakhir ini, bapak yang berseragam pengemudi taksi --kemeja biru muda berlogo dua segitiga merah di sakunya dan celana biru tua -- memberikan harapan baru di rumah kami. Kesegaran semangat yang ditunjukkan di balik seragam itu, persis kesegaran sabun mandi murahan beraroma jeruk yang meruap dari tubuhnya di pagi hari.

Ibu pun tidak lagi menangis dengan suara lolongan aneh. Ibu berkali-kali menganggukkan kepala dan menaikkan jempol tinggi-tinggi: bahasa diam yang melukiskan kegembiraannya. Ibu memuji penampilan bapak.

Kami semua bersikeras melupakan episode kematian adik IW. Aku tahu bapak masih bersedih bila lewat di depan warung. Tapi kesedihan itu tidak lagi mematahkan bapak. Lagi pula untuk apa berpikir membuka kembali warung nasi bila orang terlanjur percaya bahwa nasi ayam yang dijual bapak mengandung virus fllu burung yang mematikan?

Kehidupan kami mulai kembali berjalan seperti biasa. Kedua adikku yang lain, yang terpaksa menunda rencana sekolah, tidak keberatan menunggu tahun ajaran depan.

Rumah kami bersinar lagi. Kami gembira. Meski ada aku, yang menganggur setelah warung nasi tutup.

***

KAMI sering duduk di jendela. Bagian depan rumah kami memiliki empat jendela. Untuk menghalau cuaca panas, maka kami bertiga, kakak beradik, selalu membuka jendela dan duduk di atas bingkainya sambil menatap langit. Koran bekas yang dilipat dua kami jadikan kipas.

***

KAKAK perempuanku dipinang seorang lakilaki kaya. Entah bagaimana caranya, kakakku yang dulunya hanya tenggelam di dapur warung nasi, akhirnya bertemu seorang pemuda yang tidak perlu terlalu tampan, tapi kaya raya dan baik hati. Entah bagaimana caranya si pemuda itu mampir di warung nasi kami dan memesan seporsi nasi ayam. Tentu kejadian ini harus muncul sebelum kematian adik IW. Lalu entah bagaimana caranya, kakak perempuanku yang wajahnya selalu berminyak karena sepanjang hari menggoreng ayam dan menanak nasi di dapur warung, bertemu pandang dengan lakilaki itu.

Dan simsalabim, mereka saling jatuh cinta, lalu menikah, dan memiliki anak-anak yang lucu.

Kakak perempuanku sangat baik. Di akhir pekan ia bersama suaminya yang tidak terlalu tampan tapi kaya itu, sering menjemput kami untuk diajak berbelanja ke mal. Ibu dan bapak tentu saja diajak pula, meski keduanya mengaku selalu kurang nyaman berada di tempat yang sangat luas, berhawa sejuk, wangi, penuh etalase kaca dan disesaki orang kaya.

Suami kakakku luar biasa baik hatinya. Ia bersedia menyisihkan sebagian kekayaannya untuk menyekolahkan aku ke sekolah kejuruan tata boga, dan kakakku yang satunya lagi dibiayai melanjutkan kuliah ke akademi bahasa asing.

Nasib baik memang datang lewat suami kakakku itu. Ia membiayai renovasi rumah kami, menyiapkan tabungan haji untuk bapak dan ibu, dan bahkan berjanji memberiku modal membuka toko kue bila telah menyelesaikan sekolah.

Kalaupun setelah semua keajaiban ini terjadi, lantas keluarga kami ditimpa musibah, aku pikir kehidupan kami tidak terguncang hebat. Katakanlah, meski meninggalnya adik IW yang diberitakan surat kabar dan televisi sebagai korban flu burung akhirnya membuat bapak terpaksa menutup warung nasinya, toh kami telah memiliki seorang ipar, suami kakak sulungku, yang kaya raya dan baik hati, bukan?

Kami sekeluarga tenang dan aman. Bahagia.

***
CUACA tidak lagi panas. Kami meninggalkan jendela. Saat beranjak meninggalkan jendela di ruang depan, kami melihat ibu duduk menyulam kain serbet makan. Ibu membubuhkan inisial “WD” di ujung setiap serbet makan bercorak batik itu.

“WD”, Warung Dunia. Ibulah yang bertugas membubuhi inisial itu di setiap perlengkapan makan. Mulai dari sendok, garpu piring dan kain serbet. Tapi sekarang untuk apa ibu melakukannya?

Ibu menatap kami, lalu tersenyum dan mengacungkan serbet yang baru selesai disulamnya. Dalam kebisuan, ia menggerakkan kedua telapak tangannya membentuk atap rumah, lalu saling menjauh, menciptakan gerakan terbuka.

Adikku menerjemahkannya. “Kata ibu, nanti kalau Warung Dunia dibuka lagi, ia sudah punya persiapan kain serbet yang baru.”

Ah, ibu menyulam khayalannya.

Adikku mengajakku ke sudut ruang makan. Katanya, “Siang tadi aku mengkhayalkan Kakak menikah dengan seorang lakilaki yang tidak perlu tampan tapi kaya raya dan baik hati....”

“O,ya? Aku justru mengkhayalkan bapak bekerja sebagai sopir taksi,” kataku.

Adikku yang satunya lagi berkata, “Oooh..aku sih belum sempat mengkhayalkan apa-apa hari ini. Pikiranku kosong saja mengamati awan yang tak jelas menjelma seperti apa....”

Hawa panas berangsur reda. Sore datang dengan ramah. Anak-anak dari lorong-lorong kumuh berhamburan ke jalanan, bermain di bawah cuaca yang tak lagi terik.

Di sudut rumah, bapak bersinglet lusuh. Berpeluh. Ia sibuk menyusun barang dagangan. Besok, kami membantunya mengasong, menjajakan alat tulis, air kemasan, tisu dan permen, di depan stadion olahraga. Ada seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil di sana.(*)

Tokyo, 14 Februari 2006 – Februari 2008

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar