Fahrudin Nasrulloh
“Tak ada pencinta sejati selain Iblis.” Ungkapan Syekh Abdul Latief dari Sind ini terdengar ganjil dan rawan jika kita tak akrab menyelami riwayat tragis si biang mahajahat itu. Ihwal asal-usul nama Iblis dalam Kitab Leviticus (16:10) dikenal dengan sebutan Azazel yang berarti sejenis ruh laknat yang hidup di gurun mahaluas yang di dalamnya tidak ada kehidupan juga kematian. Kajian Iblisologi ini konon demikian dahsyat menyedot minat sejumlah sufi tersohor di masa silam. Dari sini pula salah satu cikal-bakal gerakan tasawuf menyebar ke segenap penjuru dunia. Sebut saja misalnya sederet mistikus bersama karya mereka: Ibnu Ghanim (Taflis Iblis); Al-Hallaj (Tawasin), Attar (Musibatnama, Lisanul Ghayb); ‘Ainul Qudhat (Tamhidat), Al-Junaid (Kitabul Fana’); Ibnu Munawar (Asrarul Tauhid); Al-Makki (Qut al-Qulub), Al-Baqli (Masrabul Arwah); Sana’i (Haqiqatul Haqiqah), Abu Nuaim (Hilyatul Auliya’); Ibnu Arabi (Ruhul Quds); hingga Iqbal di mana Hellmut Ritter kerap mengulas fenomena tragika Iblis dalam bebaris puisi Jãvidñama-nya.
Memang tak terhitung Hadits Rasulullah yang menyinggung tema yang enigmatik seputar Iblis. Salah satunya adalah penyebutan ketika Iblis menetaskan tujuh telur yang masing-masing berujud tujuh bocah Iblis sebagai balatentara terpilih yang berjuluk Mudahhish, Hasist, Zalanbur, Miswat, Dasim dan A’war. Mereka bersemayam di pasar, perempuan sundal, kamar mandi, puisi, dan tempat-tempat maksiat.
Ketujuh keturunan Iblis ini, menurut Al-Muhasibi, harus senantiasa diwaspadai dalam ruang tergelap kalbu manusia. Karena, sebagaimana diwejangkan Kanjeng Nabi, “Sesungguhnya Iblis itu melarutkan tipuliciknya dalam aliran darah manusia.” Legenda tentang Iblis yang bermuasal dari Al-Quran juga literatur Hadits selanjutnya menjadi topik sentral di mana benih-benih biografi Iblis meruah dalam pelbagai kajian. Di antaranya pada sekisar dramatisasi penolakan dan godaannya terhadap Adam dan Hawa juga para nabi sesudahnya.
Iblis yang riwayatnya pernah menggegerkan takhta akhirat itu tentu dicatat dengan tinta merah oleh kebanyankan kaum beriman sebagai musuh terbesar nan terkutuk. Namun sebaliknya, misteri pembangkangan dan selubung remang-senyap kepribadian Iblis justru menggelindingkan setampuk wacana diskursif bahwa pada dirinya sejak azali tersemat misteri lain yang menggelontorkan inklusivisme dan dialektika yang paradoksal dan, lantaran itu, menjadi kontroversial. “Dialah makhluk yang lebih bersifat monoteistik ketimbang Tuhan itu sendiri,” begitu komentar Iqbal seraya menirukan kegundahan Attar dalam kitabnya Mazharul Aja’ib.
Percampuhan dialektis tentang rahasia batin Iblis dalam psikologi kaum sufi ini juga dieksplorasi secara intensif oleh murid Annemarie Schimmel: Peter J. Awn, lewat bukunya Tragedi Setan: Iblis dalam Psikologi Sufi (Bentang: 2000, Yogyakarta). Dalam buku ini Peter coba memblejeti biografi Iblis hingga ke ranah ambiguitas paling rawan dan terkelam yang membikin gonjang-ganjing dimensi tauhid yang baku dan given. Karena begitu melimpah dan kompleksnya unggunan cerita Iblis dalam khazanah kesufian, sehingga kajian semacam ini memerlukan studi lanjut yang lebih teliti dan cermat.
Fokus dari kajian Iblisologi di atas berpusar pada pertarungan batin antara Iblis dengan terutama para sufi (juga para nabi) yang mengabadikan segenap hidupnya di jalan ketuhanan. Maka, pencapaian kesejatian fana’ dalam kontemplasi dialektis dengan Iblis menjadi titik tolak untuk mengasah mencambuk kedalaman batin mereka. Sumber referensi kaum sufi rata-rata berupa cuplikan kisah pengalaman yang terserak meruah dari banyak karya sufi. Seperti kisah tentang kegentaran Iblis ketika berhadapan dengan seorang sufi yang benar-benar telah menghayati kesejatian fana’ fil fana’. Ia-lah Ain al-Qudhat yang pernah melukiskan kembara batinnya dalam kisah maharingkas berikut: Saat kalbuku tiba-tiba disingkapkan oleh cahaya gaib Ilahi; kulihatlah ia berwajah gulana. Ia terbit dari sepercik cahaya gerhana matahari dan kudengar lolongannya terasa pahit menyayat yang meletus dari sedebu pasir kuning di mana aku saat itu lagi rebahan istirah. Ia berkata padaku, “Kau sedang merenungkan apa?” Kujawab, “Kematian selalu membayangi langkahku.” Tanyanya lagi, “Dengan cara apa kau mengatasinya?” Jawabku, “Aku saat ini hanya membutuhkan kain kafan.” Ia bertanya lagi, “Apakah kau tidak menginginkan keajaiban lain dari dunia ini?” Kujawab ia dengan agak jengkel, “Semua tanah yang kupijak adalah kuburanku. Hanya itulah keajaiban yang berharga bagiku.” Mendengar itu, dengan raut masam campur kesal, ia meninggalkanku begitu saja sambil menggerutu dalam hati; alangkah membosankannya manusia yang satu ini!
Cerita di atas, jika direnungi dalam kerangka psikologi sufi, bahwa kembara spiritual Ain al-Qudhat tidak bisa dibaikan begitu saja tanpa campur-tangan Iblis. Andaikata, tanpa perannya yang penuh muslihat itu, Ain al-Qudhat tak akan menemukan lika-liku peristiwa dan kecamuk batin sehingga kelak ia dapat mengungkai rahasia Tuhan dan ketersingkiran Iblis. Bahkan Al Hallaj justru mengakui tanpa tedeng aling-aling saat ia berkata dalam Tawasin-nya, “Guru spiritualku adalah Iblis dan Firaun.”
Iblis memang sosok cerdik nan fasih mendongengkan kabar tersamar ihwal tujuh ratus langkah menuju pencerahan makrifatullah. Di padang pengembaraan inilah para sufi menceburkan diri demi merengkuh cahaya Ilahi, meski masih samar adakah mereka benar-benar menemukan jalan yang benar. Siapa yang berani menyana jika Al-Hallaj atau Suhrawardi al-Maqtul termakan muslihat Iblis berupa kesombongan spiritual tatkala mereka merasa benar sebagai syahid sejati yang telah hulul dalam Tuhan? Hingga kini persoalan seputar wahdatul wujud semacam itu masih tetap krusial diberdebatkan.
Selanjutnya, dan ini yang lebih penting, bagaimana kaitan antara Tuhan sendiri dengan Iblis? Menurut R.C. Zaehner dalam Our Savage God (New York: Sheed&Ward, 1974), peran Iblis adalah sebagai instrumen Tuhan dalam celah-ceruk probabilitas amr dan iradah-Nya. Karena instrumen Iblis tak lain menebarkan penderitaan dan kerusakan, kendati semua tanggung-jawabnya terkembali pada Tuhan. Maka, pertanyaan yang muncul kemudian apakah Tuhan terlibat atas kebejatan yang dilahirkan Iblis? Tetapi mengapa Tuhan tidak mengendalikan Iblis dan mencegah penyebaran kejahatannya? Sebab, bagi Zaehner, masih ada kejahatan dalam hati Tuhan yang paling rahasia. Dia-lah Al-Rahman sekaligus saevus dues, Yang Maha Pengasih juga Yang Maha Kejam dan Penghancur yang menakutkan. Barangkali hanya segelintir orang yang sudi bergelut dengan sekian pertanyaan tentang keadilan Tuhan dan si Terkasih yang Terkutuk ini.
Lepas dari kecamuk pemikiran di atas, Iblis sejatinya, dalam kesadaran ambangnya itu, begitu pasrah memperuntukkan dirinya membanjiri roh manusia dengan kegelisahan dan kemungkaran tanpa memperhitungkan kutukan yang bakal menimpanya kelak. Namun yang perlu dicatat: dari jasa Iblislah derajat penghambaan sejati manusia terukir cemerlang dalam lanskap kronik spiritualisme Islam.
Suara Merdeka, 17 Juni 2007.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar