Rabu, 06 Agustus 2008

Buku, Membaca, dan Pengarang

Fahrudin Nasrulloh

The world exists because the books exists.
If God is, it is because He is in the book.
-- Edmond Jabès, Je bâtis ma demeure --

Sejarah semesta adalah panggung pertunjukan yang lahir dari khayalan, bebayang teka-teki magis dan renungan Tuhan. Buku, terutama kitab suci, adalah medium yang dijadikan manusia untuk mengenal dirinya, semesta dan Tuhannya. Barangkali benar apa yang didedahkan oleh Edmond Jabès bahwa dunia ada lantaran buku ada, jika Tuhan ada, itu pun lantaran Dia ada dalam buku. Sebagaimana juga yang diyakini manusia beriman, bahwa kitab suci dari setiap agama merupakan lentera kehidupan, penuntun jalan menuju kebenaran dan keabadian. Dan di sini kita tidak membahas ihwal kitab suci, namun bagaimana kita memaknai buku dan ikhtiar membaca, lebih-lebih, sampai sejauh mana seorang pengarang kuasa melahirkan karyanya, menyerap inspirasi dari proses mahapanjang dalam membaca buku.

Syahdan, suatu saat, tatkala Borges ditanya oleh seorang sahabatnya: Demi siapa penulis berkarya? Ia hanya menjawab, “Demi teman-temanku dan untuk melampaui ruang dan waktu.” Boleh jadi sebagian penulis menganggap dengan gamang bahwa dunia tak lebih sekadar catalog mungil nan komplit untuk mencari jejak kebenaran. Maka mungkin saja dunia adalah harta karun yang menakjubkan, wadah segala yang padat menguap menjadi udara, hingga memantik prahara keyakinan bagi manusia. Di sinilah pengarang, sebagai manusia yang bernalar, terus mencari jati dirinya, salah satunya, dengan cara menulis, dengan segala alasan, dengan unggunan kecemasan dan kecamuk impian.

Sebuah tulisan atau kitab atau buku, menurut Virginia Woolf, seperti rawa-rawa purba dari sekadar potongan kertas yang bersetubuh dengan lem dan benang. Pengarang bakal menggigil di tepian, dan menunggu tenggelam bersama dengan semacam pikiran yang mengerikan, terus larut dalam keabadiannya, dan mungkin tidak akan pernah hidup kembali.

Setiap buku yang kita baca adalah padang aksara yang menyimpan berlaksa makna di mana kita berusaha membaca kehidupan ini beserta segala keajaiban yang memancar berpenderan dari dalamya. Dengan membaca, lambat laun, kita membentuk karakter, melalui kebiasaan sehari-hari yang terus berulang, dengan curahan pikiran, mengembangkan imajinasi dan kerja keras hingga kita mampu menentukan siapa diri kita yang sebenarnya. Karena itu, seorang pengarang yang baik kerap berkeyakinan bahwa ia harus menuliskan takdirnya sendiri, tentu sebagai pengarang yang baik, dengan terus menulis sampai akhir hayat. Kita adalah kata-kata, ujar Leon Bloy, atau tulisan dari buku gaib, dan satu-satunya yang tak sirna di dunia adalah buku; adalah dunia itu sendiri. Omnis mundi creatura, quasi liber et picture, nobis est speculum; semua makhluk di dunia, bagaikan buku dan gambar, kaca cermin bagi kita. Demikian kata penyair Alanus.

Lantas seperti apa hubungan antara buku, proses membaca dan pengarang? Sudah pasti ketiga hal ini tidaklah bisa dipisahkan. Saling berjalin berkelindan. Buku adalah api, membaca adalah proses memantik api dan pengarang adalah si penyulut api. Satu pertanyaan sederhana bagi Walter Benyamin tentang mengapa seseorang memutuskan diri menjadi pengarang: karena ia tidak menemukan sebuah buku apa pun yang bisa membuatnya bahagia. Bisa jadi lantaran adanya, ungkap Alain de Botton, sebuah buku yang baik malah justru dapat membungkam pikiran dan imajinasi pengarang.

Jika demikian, benarkah pengarang yang menghasilkan karya unggul tidak pernah membaca buku yang baik? Tidak juga. Atau mungkin, banyak pengarang yang menemui kemandulan, bahkan kemalangan, dalam berkarya setelah membaca sebuah karya bermutu yang mengakibatkan -- dengan segala keagungan sekaligus kutukan dari karya itu -- imajinasi dan daya ciptanya terkubur mati, bahkan tak akan bangkit untuk selamanya? Atau kita sepakat dengan sugesti yang sederhana, seperti yang dilontarkan oleh Toni Morrison, “Bila ada sebuah buku yang ingin kau baca, tapi buku itu belum pernah ditulis, maka engkaulah yang mesti menuliskannya.” Namun memang ada peristiwa, jika kita simak sejarah, bahwa Musailamah al-Kazzab, si nabi palsu itu, yang merasa hebat dan pede membikin syair-syair untuk menandingi keindahan bahasa Al-Qur’an. Tapi akhirnya ia gagal dan merana.

Boleh jadi, bagi pengarang yang selalu diamuk kebimbangan dalam proses kepengarangannya; spirit membaca, pada akhirnya, memang diperlukan untuk mengisap dan menyingkap semua rahasia kehidupan. Untuk mengusir semua yang tak hidup, agar kematian tak pernah hidup dalam kehidupan yang sekejap ini. Dan, hidup yang berkaki kuat, seperti seruan Sindhunata, adalah hidup yang menyejarah, namun bagaimana kita bisa tahu sejarah, jika kita tidak membaca? Hidup yang berkaki kuat adalah hidup yang tidak sempit dan berani menjelajah, tapi bagaimana kita tahu akan yang luas, dan mendapat inspirasi untuk penjelajahan, jika kita tidak membaca? Hidup yang berkaki kuat adalah hidup yang percaya akan adanya penopang yang menyangga kelemahan kita, atau yang menguatkan diri kita tanpa kita sadari, namun bagaimana kita tahu akan rahmat dan anugerah tersebut, bila kita tidak membaca?

Membaca adalah juga sebentuk perlawanan untuk memenangkan kebaikan dan memaknai kesia-siaan. Membaca adalah disiplin hidup. Bagi pengarang, mengurung diri dalam buku demi membangkitkan, merangsang, dan mengalahkan kecemasan serta kemalasan merupakan suatu keniscayaan. “Kubaca apa saja demi kesunyianku sendiri! Darahku adalah nerakaku, kurasakan maut yang terus membelah dalam jiwaku, tapi di sanalah kebesaran dan kekuatanku mengekal,” demikian pekik Kafka. Pendek kata, pengarang akan menjadi punah seketika bila ia berhenti membaca.

Saat kita dilanda kegagalan dalam mencapai impian kita mengenai karya yang sempurna, kita akan bertanya dan terus bertanya; adakah karya yang sempurna? Lantaran sebuah buku bangkit dari bacaan dan kembara hayalan, maka manusia seolah-olah dikutuk untuk terus mencari dirinya dengan segala cara dan sumber pengetahuan untuk menemukan makna hidupnya. Padahal tak ada sesuatu pun yang sebenarnya dicari manusia, jika merujuk sabda Buddha: hidup ini adalah jalan menuju diri sendiri. Pikiran adalah cermin, bacaan yang menuntun kita dalam menjalani kehidupan, ialah yang menentukan kebahagiaan dan penderitaan.

Pada awalnya Buddha mengajarkan pada para cantriknya bahwa dunia hanyalah cetusan pikiran belaka, tapi ternyata banyak manusia dilimbung linglung nan celaka di dalamnya. Diombang-ambingkan kesadaran tak bertuan, sehingga Buddha, melalui para cantriknya, mengabadikan sabda-sabdanya dalam Bhagavad Gita. Demikian pula para sufi yang memandang dunia mengada berasal dari Kekuatan dan Kemahabesaran Yang Kuasa. Maka tak heran bila Ibnu Arabi berhasil menuangkan gagasannya dalam Shajarat al-Kawn, salah satu karya magnum opus-nya yang monumental selain Futuhul Makkiyah.

Tampaknya dalam sejarah manusia, terutama bagi para filsuf dan mistikus, terus berusaha mencari rahasia semesta. Dan salah satu mediumnya adalah dengan berkarya, membaca dan menelaah warisan leluhur mereka lalu mengembangkannya. Pada taraf selanjutnya, gagasan tentang semesta beserta segenap isinya dari masa silam hanya bisa mengabadi lewat buku, pada kulit hewan atau guratan yang ditatahkan pada batu dan kayu.

Ketika buku bisa menjadi wadah bagi ingatan demi melampaui waktu dan ketak-abadi-an manusia, maka setiap gagasan bagi pengarang merupakan suluk untuk memaknai apa yang fana dan mencari rahasia yang baka. Andaikan buku, tradisi membaca, dan kerja hidup kepengarangan menjadi bagian terpenting peradaban manusia, tentu kita akan bisa mengambil banyak manfaat darinya. Bayangkan saja bila di dunia ini tidak ada buku bahkan kitab suci, pastilah hidup manusia bagai mayat kesiangan dan bayang-bayang waktu yang kelam. Hidup tanpa buku seperti tubuh tanpa ruh, pohon tanpa daun, atau sebendel Kitab Keheningan tanpa tulisan. Verba vollen scripta manent.

Suara Merdeka, 18 Maret 2007

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar