Minggu, 08 April 2018

CATATAN DARI SEORANG PEMBACA BUKU KRITIK MMKI

Iskandar Noe
Buku:
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA
Buku Pertama: Esai-esai Pelopor Pemberontakan Sejarah Kesusasteraan Indonesia
Penulis:
Nurel Javissyarqi
Penerbit:
PuJa (Pustaka puJAngga), Lamongan
Arti Bumi Intaran, Yogyakarta @2018
ISBN: 9786027731905

1 . Tentang Saya Sebagai Pembaca
Sebelum menuliskan catatan tentang buku: Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia (Selanjutnya: MMKI), maka saya merasa perlu untuk menempatkan diri saya ditempat mana saya berada dalam konteks sebagai pembaca. Pertama, saya adalah orang yang gemar membaca, artinya gemar mendapatkan sesuatu berupa pengertian-pengertian baru, hiburan, dan sensasi-sensasi lain dari hasil pembacaan teks. Dari alasan yang pertama ini terkandung cerita mengenai bagaimana saya mendapatkan buku MMKI. Ketika saya melihat paparan cover buku ini di Facebook (FB) sebenarnya saya sudah tertarik ingin membacanya, tetapi untuk pengadaan buku itu sudah terlambat, karena anggaran pembelian buku saya setiap bulan sudah meluncur ke tempat lain. Untunglah promotor buku ini berbaik hati untuk mencatat saya dalam daftar pre-order, hingga beberapa hari kemudian saya bisa menerima kiriman bukunya, dan kemudian berkesempatan membacanya. Alasan yang kedua adalah: Sebagai salah satu pembaca tentu saja saya tidak mewakili pembaca yang lain. Sebagaimana alasan pertama yang saya sebutkan tadi, membaca saya ibaratkan mirip dengan menonton suatu pertunjukan, entah itu pertunjukan wayang kulit, orkes dangdut, konser musik atau bioskop. Buku adalah tiket masuk, isi buku adalah tarian penulisnya dan saya menonton di situ. Sebagai penonton tentu saya berhak tertawa, tepuk-tangan bersorak, diam maupun berteriak1. Sama-sama menonton, posisi saya tentu berbeda dengan dewan juri yang berhak memberi nilai sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu untuk sebuah ajang pertunjukan kontes menyanyi misalnya. Tetapi saya masih berhak memilih juara favorit yang dipilih oleh para penonton. Disini saya mengupayakan sebagai penonton yang dengan serius dan takzim menonton dan menikmati pertunjukan selesai. Bayangkan sesudah pertunjukan, saya diwawancarai oleh seseorang dengan pertanyaan: “Bagaimana menurut anda pertunjukan tadi?” Jawaban yang saya berikan tentu saja tidak seluruhnya obyektif meskipun saya berusaha keras. Selalu saja ada unsur subyektivitas itu pasti2. Apalagi MMKI bukanlah buku biasa sebagaimana mengutip Tengsoe Tjahjono: Dalam buku ini Nurel dirangsang oleh tafsir Ignas Kleden atas puisi Sutardji Calzoum Bachri. Sebagai tafsir sangat mungkin subjektivitas Ignas Kleden muncul. Subjektivitas inilah yang mendorong subjektivitas Nurel membedahnya kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Buku ini merupakan kritik atas kritik. Subjektivitas atas subjektivitas3.

2 . Tentang Sosok Fisik Buku MMKI
Cover : Begitu saya menimang-nimang buku MMKI yang berukuran extra half quarto setebal tidak kurang 500 halaman ini, yang saya lakukan pertama adalah melihat cover halaman depan. Cover itu separuh diisi oleh lukisan surealistik dengan dominasi komposisi warna tanah yang tidak begitu menyolok: Sebuah perahu kayu dengan tulisan lambung huruf jawa dan hanya tersisa kata le-ga. Perahu itu ditumpangi mahluk jadi-jadian, dan tentakel besar menyeruak masuk ke lambung kapal. Nampak tatapan penumpang di anjungan itu tertuju kepada seseorang yang berjalan meninggalkan perahu dengan tutup kepala berupa kotak bujur sangkar yang diberi tanda tanya. Kaki seseorang itu dibelenggu dengan rantai dan bola. Separuh cover depan diisi dengan judul buku, diikuti dengan sebuah paragraf kutipan. Secara keseluruhan cover depan buku ini terasa berdesak-desak dengan pesan awal yang mau disampaikan, tetapi saking berdesak-desaknya teks dan gambar disitu, pembaca malah tidak dapat menagkap maksudnya secara optimal. Kutipan paragraf di depan nampak membingungkan, misalnya terbaca beberapa singkatan MASTERA, SCB yang baru diketahui setelah kita membuka bukunya. Demikian pula apa yang termuat di sampul belakang, sebagai pembaca saya berharap menemukan semacam endorsement atau testimoni yang berisi elusidasi 4. Maksud penulis dengan kutipan-kutipan yang terpampang di situ mungkin untuk menggarisbawahi bagian-bagian penting uraian yang ada di dalam buku. Semacam highlight. Tetapi yang ditemukan justru percikan kutipan-kutipan yang terkesan hilang ujung-pangkalnya.

Sub Titles: Memasuki halaman IV, halaman sub-titles, ditemukan nama-nama penyunting, setting-layout dan Design Cover. Saya menduga, penyunting bertindak juga sebagai proof-reader. Jika memang demikian, salah satu tugas penyunting adalah mengamankan seluruh maksud teks bahkan diharapkan tidak ada kesalahan sampai titik zero error. Adalah ironis jika buku segagah MMKI ini memiliki relatif banyak salah ketik atau bahkan menampilkan istilah maupun kosa kata baru yang pembaca harus meraba sendiri maksud istilah dan kosa kata itu. Catatan berkaitan dengan hal ini telah didaftar dengan cukup lengkap oleh Siwi D Saputro5. Bagi saya sebagai pembaca, kasus ini mengesankan kerja editor yang kurang teliti atau kalau tidak ya tergesa-gesa untuk kejar tayang, hingga apa boleh buat harus abai terhadap wilayah penting yang sebenarnya menjadi skala prioritas tampilan teks.

Pengantar dari Penulis: Halaman V, Pengantar dari Penulis. Saya mengharapkan adanya semacam keterangan tentang: How to Use This Book, artinya penulis mengantarkan kepada pembaca apa yang mau disampaikan oleh sekujur isi buku dalam bentuk sebuah ringkasan dengan paragraf tersendiri yang termuat dalam pengantar itu. Karena isi buku ini adalah mengkritik sebuah kritik, maka mau tak mau pembaca harus membaca lebih dulu apa yang dikritik. Materi yang dimaksud dilampirkan pada halaman Lampiran (halaman 411 dan seterusnya)6. Diharapkan juga, penulis mempersilahkan pembaca untuk “loncat” dulu ke Lampiran supaya membaca keseluruhan apa yang mau dikritisi, sehingga ketika memasuki Bagian 1 dan Bagian-Bagian selanjutnya, dengan serta merta pembaca sudah bisa mengikuti tiap paragraf yang dikritisi oleh penulis.

Bagian-Bagian. Terdapat dua puluh lima Bagian yang mengupas satu per satu paragraf. Sayang sekali tiap judul Bagian-Bagian tersebut hanya menyatakan judul yang serupa, dan menyatakan urutan angka kupasan saja yang berbeda. Misalnya: Bagian IV – Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia (kupasan ketiga dari paragraf awal, lewat esainya Dr. Ignas Kleden). Sebagai pembaca saya lebih merasa nyaman jika pada judul setiap Bagian tidak melulu menampilkan urutan kupasan, tetapi mengandung sub-judul. Taruhlah misalnya pada Bagian II, setelah judul utama, dilengkapi sub-judul: Mengusut kata “Menerobos”, misalnya begitu. Jadi si pembaca akan lebih fokus akan maksud penulis bahwa di Bagian tersebut didedah kata “menerobos” dengan segala kaitannya. Hal ini diharapkan berlaku pada judul Bagian-Bagian yang lain. Sebagai pembaca, saya menemui kesulitan pada setiap bagian untuk menemukan hal terpenting apa sih yang akan disampaikan oleh penulis pada bagian tersebut. Saya seperti menikmati tarian elok yang ditarikan oleh penulis sepanjang tiap bagian, tetapi tidak menemukan hal kritis terpenting yang mau disampaikannya pada Bagian itu. Mungkin juga di wilayah ini, saya boleh dicurigai sebagai pembaca yang strukturalis, yang menuntut MMKI ditulis secara struktural sebagai layaknya textbook. Tetapi memang begitulah, karena MMKI adalah sekumpulan esai, bukan novel fiksi. Saya tidak keberatan dengan tarian yang dilakukan oleh penulis pada setiap Bagian yang ditulisnya, tetapi menurut saya, tarian itu beresiko mengendurkan daya kritik dan mengurangi daya ketajamannya. Maka pada setiap akhir Bagian, saya menyarankan disediakan sebuah paragraph yang berlaku sebagai epilog untuk menyimpulkan gagasan utama Bagian tersebut dan ringkasan kritik yang telah dituliskannya. Jika tidak demikian, maka tulisan setiap Bagian berkesan nggeladrah.

3 . Beberapa Simpulan
Sebagai Pembaca, saya merasakan perlu ekstra tenaga untuk membaca MMKI. Mempelajari dulu tulisan Ignas Kleden dan Sutardji Calzoum Bachri pada lampiran. Niscaya memang harus saya baca dulu agar memahami apa yang dikritik oleh penulis MMKI- Nurel.

Editor dari MMKI seharusnya tidak melakukan kesalahan, baik itu kesalahan typo dan salah cetak yang sejenis, demikian juga dengan istilah-istilah yang tidak baku dan relatif baru diberi catatan kaki, dan penjelasan seperlunya sehingga (dari sisi pembaca) pembacaan teks menjadi lebih nyaman tanpa pembiaran melewati teks-teks yang kurang dimengerti oleh pembaca.

Secara keseluruhan MMKI menyampaikan banyak pesan. Ini nampak pada kepiawaian penulis mengumpulkan sekian banyak potongan esai, sayang sekali tidak ada daftar bacaan dan referensi yang dicantumkan disana. Daftar referensi, Daftar Pustaka, menurut saya sangat penting, sebab orang hanya bisa berkarya dengan memakai pundak orang lain sebagai acuan. Hal ini selain sebagai penghargaan atas karya orang lain itu, juga untuk mempermudah pembaca mengenali urutan pemikiran yang disampaikan oleh penulis.

Catatan ini dibuat ketika pembacaan MMKI masih berlangsung, dan jangan lupa bahwa catatan ini disusun oleh seorang pembaca yang tidak mewakili pembaca lainnya, dengan kata lain barangkali mengandung lebih banyak subyektivitas daripada obyektivitasnya.
Wassalam. Ever Onward.

__________________________________
1 Menonton, dalam ungkapan Jawa: Ndelok, singkatan dari: Kendel alok atau berani berteriak.
2 Bandingkan misalnya dengan Martina Rysová pada Suroso @2015:Kritik sastra adalah bidang diskusi sastra, yang, melalui ulasan teks dan teks-teks lain bertujuan untuk menginterpretasikan, mengevaluasi dan mengklasifikasikan karya sastra. Kritik sastra bertujuan untuk membedakan dalam karya sastra nilai aktual dari yang tidak nyata, dan menilai serta mengevaluasi kualitas karya sastra. Meskipun kritik sastra berdasarkan aturan teori sastra, juga berlaku rasa estetika mereka, sehingga setiap kritik tidak dapat melepaskan kesan subjektif dari penulisnya
3 Tengsoe Tjahjono sebagaimana dikutip Siwi D. Saputro; FB 31/03/2018
4 Perlakuan baik, semacam apresiasi ringkas
5 Ibid, Siwi D Saputro, FB 31/03/2018 
6 Sebuah catatan tambahan, diharapkan Lampiran ini disertakan selengkapnya termasuk catatan kaki. (Lihat catatan kaki di halaman 424).Karena dari catatan kaki seringkali maksud teks dapat lebih diketahui maksudnya. 

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena DĂ© M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar