Rabu, 14 Maret 2018

Eka Budianta Martoredjo Diantara Dua Kiprah Puisi dan Lingkungan

Suaratuhan.blogspot.co.id

Selain produktif menulis cerpen dan puisi, anggota Badan Pelestarian Pusaka Indonesia ini juga aktif menulis esai tentang lingkungan hidup, pariwisata, pendidikan, dan sosial-politik. Salah satu buku sajaknya yang berjudul Cerita di Kebun Kopi terbitan Balai Pustaka tahun 1981 menjadi bacaan untuk siswa SLTP. Buku kumpulan puisi Sejuta Milyar Satu pernah diganjar sebuah penghargaan khusus dari Dewan Kesenian Jakarta.

Christophorus Apolinaris Eka Budianta Martoredjo lahir di Ngimbang, Lamongan, 1 Februari 1956. Penulis yang kemudian populer dengan nama Eka Budianta ini tumbuh dalam lingkungan keluarga penganut Katolik yang bersahaja. Ayahnya Astroadi Martaredja mencari nafkah dengan bertani sedangkan sang ibu, Daoeni Andajani bekerja sebagai guru SD.

Setelah menamatkan pendidikan dasar di desa kelahirannya, anak kedua dari sembilan bersaudara ini hijrah ke kota Malang tepatnya di Dempo untuk meneruskan sekolah ke SMA St Albertus. Ketika itulah ia mulai meniti kariernya sebagai penulis. Saat masih duduk di bangku kelas 1 SMA, Eka yang ketika itu masih berusia 16 tahun bahkan telah menerbitkan sebuah buku kumpulan puisi berjudul Bunga Desember.

Setamat SMA di tahun 1974, ia sempat berkuliah di Akademi Teater LPKJ namun tidak selesai. Gagal menyelesaikan studinya di LPKJ, Eka kemudian memilih Jurusan Kajian Kesusastraan Asia Timur yang juga tak berhasil dirampungkannya. Pada 1975, ia beralih ke Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Namun sayang, walau sudah menghabiskan waktu sekitar empat tahun lamanya, Eka kembali gagal menyelesaikan kuliahnya. Hingga pada akhirnya di tahun 1980, ia mengikuti pendidikan jurnalistik selama satu tahun di Los Angeles Trade Technical College, Amerika Serikat.

Setelah menginjakkan kaki kembali di Tanah Air, ia langsung mengaplikasikan ilmu jurnalistik yang dipelajarinya di Negeri Paman Sam dengan berkarir sebagai wartawan Tempo. Eka pernah tercatat sebagai koresponden koran Jepang, Yomiuri Shimbun, serta menjadi penyiar radio BBC di London, Inggris. Eka juga telah lulus Program Lingkungan dan Pembangunan (Leadership for Environment and Development) dengan kerja lapangan di Costa Rica, Amerika Tengah (1995), Ikonawa, Jepang (1996) dan Zimbabwe (1997).

Dengan menekuni profesi sebagai seorang wartawan, kemampuan menulis suami dari Maria Albertha Felisitas Melanita Pranaya ini pun kian terasah. Sejak dekade 1970-an, ia rajin menelurkan cerpen dan puisi yang antara lain berjudul Blekok Blekok Kenangan, Seorang Lelaki dan Gunungnya, Tembang Permadi, Alya, Taman Seberang, Ndangdut, Seperti Angin, Pada Suatu Malam, Mesjid Negara Kuala Lumpur, Malam Terakhir di Stevens Road, Keberangkatan, dan puluhan judul lainnya.

Tulisan Eka membanjiri halaman berbagai surat kabar dan majalah, seperti Sinar Harapan, Kompas, Berita Buana, Pelita, Merdeka, Kumandang (Jawa), Basis, Horison, Salemba, Tempo, dan Mastika (Malaysia).
Nama Eka mulai menonjol di dunia sastra ketika ia tampil sebagai peserta forum puisi ASEAN bersama sekitar 50 penyair terkemuka dari negara-negara anggota ASEAN pada tahun 1978. Dalam acara tersebut, ia adalah peserta paling muda, meskipun sudah menghasilkan 3 buku kumpulan puisi.

Pada 1979, ia memimpin delegasi Indonesia ke pesta Puisi dan Akademi di Universitas Malaya, Kuala Lumpur. Pada tahun 1983, Eka pernah menghadiri pertemuan sastrawan Asia Tenggara di Filipina. Empat tahun berselang ia mengikuti International Writing Program di University of Iowa yang diadakan di Amerika Serikat. Eka Budianta juga pernah menjadi salah satu seniman Indonesia yang mendapat kehormatan untuk tampil membaca puisi di Queen Elizabeth Hall, London, Inggris tahun 1990.

Sebagian karya-karyanya sudah diterbitkan dalam bentuk buku kumpulan puisi dengan berbagai judul antara lain Rumahku Dunia, Lautan Cinta, Api Rindu, Bel, Rel, Ada, dan Bang Bang Tut. Salah satu buku sajaknya yang berjudul Cerita di Kebun Kopi terbitan Balai Pustaka tahun 1981 menjadi bacaan untuk siswa SLTP.
Nama Eka mulai menonjol di dunia sastra ketika ia tampil sebagai peserta forum puisi ASEAN bersama sekitar 50 penyair terkemuka dari negara-negara anggota ASEAN pada tahun 1978. Dalam acara tersebut, ia adalah peserta paling muda. Sebagian karya-karyanya sudah diterbitkan dalam bentuk buku kumpulan puisi dengan berbagai judul antara lain Rumahku Dunia, Lautan Cinta, Api Rindu, Bel, Rel, Ada, dan Bang Bang Tut. Salah satu buku sajaknya yang berjudul Cerita di Kebun Kopi terbitan Balai Pustaka tahun 1981 menjadi bacaan untuk siswa SLTP.

Kebolehannya merangkai kata menjadi deretan kalimat penuh makna seperti yang terangkum dalam buku kumpulan puisi Sejuta Milyar Satu bahkan pernah diganjar sebuah penghargaan khusus dari Dewan Kesenian Jakarta. Sepanjang karirnya, sudah ribuan cerpen, buku, puisi yang telah dihasilkannya. Beberapa karyanya bahkan diterjemahkan dalam berbagai bahasa antara lain Inggris, Mandarin, Jerman, Belanda, dan Finlandia.

Selain menulis karya sastra, mantan Wakil Ketua Badan Pelaksana Pertunjukan dan Pameran Taman Ismail Marzuki ini juga banyak menulis masalah lingkungan hidup, pariwisata, pendidikan, termasuk hal-hal yang menyentuh ranah sosial-politik. Semua pemikirannya tentang beragam hal itu dimuat dalam buku-buku berjudul Eksekutf Bijak Lingkungan, Moral industri, Mempertimbangkan Sekolah di Luar Negeri, Menggebrak Dunia Wisata, dan Mengembalikan Kepercayaan Rakyat.

Karena dedikasinya menyuarakan aspirasi masyarakat, terutama lingkungan dan sosial masyarakat bawah melalui sajak maupun cerpen-cerpennya, ia menerima penghargaan dari ASHOKA Foundation, Innovator For The Public pada tahun 1986. ASHOKA Foundation merupakan sebuah lembaga International yang memperhatikan pengabdi masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang seperti India, Indonesia, Brazil, dan sebagainya.

Pada tahun 2005, Eka merilis buku yang berjudul Senyum Untuk Calon Penulis. Judul bukunya sangat menarik serta spesifik dalam menentukan siapa kira-kira target pembaca buku setebal 274 halaman tersebut. Buku yang terdiri dari 25 tulisan itu dirangkai dari berbagai tulisan makalah yang disajikannya di berbagai seminar dan diskusi dalam kurun waktu 4 tahun (1999-2002). Berbagai macam tema seputar dunia tulis menulis, buku, lingkungan hidup, sastra dan lain-lain mewarnai tulisan-tulisannya dalam buku itu.

Dalam salah satu tulisan yang judulnya diangkat menjadi judul buku ini: Senyum untuk Calon Penulis, Eka menyampaikan beberapa pokok masalah dalam menulis. Pokok pertama adalah, Selalu Ingat: Mengapa Anda menulis? Di sini Eka menegaskan niat dalam hati dalam menentukan tujuan menulis adalah hal yang paling penting dalam karya sastra. Bukan teknik, keindahan bahasa, plot, tetapi intinya. Isi cerpen, isi novel, isi puisi, itulah yang bicara (hal 195).

Kedua, Pentingkah: Kapan Anda Menulis? Bagi Eka kapan menulis bukanlah masalah, yang lebih penting adalah melihat isi atau pesan setiap pengarang. Bagi penulis-penulis besar, pesan-pesan yang disampaikan biasanya akan abadi. Drama-drama Shakespeare tetap abadi hingga kini. Dari segi usia, kapan mulai menulis pun tak jadi persoalan asal tulisannya mengandung nilai-nilai abadi maka tulisannya akan bertahan lama. Kartini, Chiril Anwar, Moh. Hatta menulis di usia yang sangat muda namun apa yang ditulisnya tetap dibaca orang hingga kini.

Ketiga, Jiwa Merdeka dan Gembira. Modal utama seorang pengarang adalah jiwa yang merdeka. Dengan bebas berpikir dan berimajinasi, setiap penulis dapat melahirkan karya-karyanya. Namun Eka mengingatkan bahwa semakin besar kemerdekaan seorang penulis maka semakin besar juga tanggung jawabnya dan semakin perlu hati-hati.

Keempat, Bagaimana Menulis dan Apa isinya. Di sini Eka menceritakan pengalamannya menjadi asisten HB Jasin dalam menyeleksi karya-karya sastra. Walau suatu karya dinilai bagus oleh HB Jasin namun tak berarti karya tersebut bisa dipublikasikan. Menurut Jassin, seorang penulis memiliki tugas sebagai "guru" bagi pembacanya, melalui tulisan, manusia bisa membongkar pikiran orang lain. Tapi bila penulis berhasil membongkar, tentu penulis harus bisa merapihkannya.

Selain membagikan ilmu lewat tulisan, ayah tiga anak ini juga menjadi pengajar Bahasa Indonesia di International School of London, serta menjadi dosen tamu Fulbright Visiting Scholar di Universitas Cornell di Ithaca, New York. Posisi sebagai staf penerangan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNIC) juga pernah diembannya. Sastrawan ini juga pernah terlibat aktif dalam sejumlah lembaga swadaya masyarakat seperti Bina Swadaya, Komunitas Sastra Indonesia (KSI), Yayasan Dana Mitra Lingkungan, anggota Yayasan Mitra Budaya, serta turut giat dalam Gerakan Pemberdayaan Swara Perempuan (GPSP). Sementara dalam organisasi penyair, editor dan novelis, ia termasuk pengurus PEN Indonesia.****TI

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar