Kamis, 29 Desember 2011

HAMBA KEBUDAYAAN DAMI N. TODA *

Yohanes Sehandi **
Majalah Mutiara (Jakarta) edisi Nomor 347, 22 Mei--4 Juni 1985

DALAM dunia kritik sastra Indonesia modern, nama Dami N. Toda termasuk kritikus sastra Indonesia yang diperhitungkan setelah nama kritikus besar Indonesia, H.B. Jassin, mulai meredup pengaruhnya. Di samping nama Dami N. Toda, ada kritikus sastra Indonesia lain yang juga berbobot, antara lain Umar Junus, Hary Aveling, A. Teeuw, dan Jakob Sumardjo.

Di tengah ributnya masyarakat sastra Indonesia mempertanyakan kehadiran novel-novel absurd karya Iwan Simatupang, puisi-puisi suasana mistik milik Sutardji Calzoum Bachri, dan teater mini kata W.S. Rendra, di saat itulah Dami N. Toda tampil ke permukaan, menjembatani masyarakat sastra Indonesia dengan karya-karya sastra Indonesia modern yang “sarat” diwarnai dengan bentuk-bentuk pengucapan yang baru. Karya-karya Dami N. Toda berupa kritik sastra terhadap bentuk-bentuk pengucapan baru itu terhimpun dalam buku yang diresensi ini. Buku ini berjudul Hamba-Hamba Kebudayaan (1984), diterbitkan Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, dengan tebal 166 halaman.

Catatan: Dami N. Toda lahir pada 29 September 1942 di Pongkor, Manggarai, Flores, meninggal dunia pada 10 November 2006 di Hamburg, Jerman. Karya-karya kritik sastra Dami dalam bentuk buku, antara lain: Puisi-Puisi Goenawan Mohamad (berisi telaah/kritik sastra, 1975), Novel Baru Iwan Simatupang (skripsi sarjana UI, berupa telaah/kritik sastra, 1980), dan Hamba-Hamba Kebudayaan (himpunan kritik sastra dari berbagai media, 1984). Dami pun mengumpulkan cerpen Iwan Simatupang yang tercecer dalam satu kumpulan cerpen dengan judul Tegak Lurus dengan Langit (1983). Puisi-puisi Dami dapat dinikmati dalam buku antologi puisi Penyair Muda di Depan Forum (1974) dan Tonggak III (Editor Linus Suryadi AG, 1987), serta kumpulan puisi pribadinya berjudul Buru Abadi (2005).

Buku berbobot dengan gambar kover motif tenunan ikat daerah ini, berisi 11 artikel kritik sastra Dami yang telah dimuat di berbagai majalah dan surat kabar di Indonesia. Ke-11 artikel kritik sastra itu adalah (1) Kesibukan Hamba-Hamba Kebudayaan; (2) Kritik Sastra Indonesia Mencari Kambing Hitam; (3) Teater Baru Indonesia; (4) Catatan Teoretik Sekitar Penciptaan Novel 1970-an; (5) Iwan Simatupang (1928-1970), Manusia Hotel Salak Kamar 52; (6) Tahap Perkembangan Wawasan Estetik Perpuisian Indonesia; (7) Puisi Indonesia dalam Dekade Terakhir; (8) Pada “Malam Chairir Anwar” KNPI Pusat, 29 April 1980; (9) Menonton dan Mendengar Puisi Konkret; (10) Willy yang Mencari, Terluka, dan Berang; dan (11) Puisi-Puisi Luka Sutardji Calzoum Bachri.

Lewat artikel-artikel yang berbobot dalam buku ini, kritikus sastra Dami N. Toda menemu dan mengungkapkan “kebaruan-kebaruan” estetika sastra Indonesia modern, baik dalam penciptaan novel dan  puisi, maupun dalam penciptaan teater atau drama. Untuk itu, Dami memusatkan perhatian pada  karya-karya Iwan Simatupang (novel), Sutardji Calzoum Bachri (puisi), dan karya-karya W.S. Rendra (teater).

Dalam menelaah karya-karya sastra itu, Dami N. Toda sengaja menghindari penerapan  metode kritik sastra tertentu, karena menurut Dami suatu metode belum tentu dapat dengan utuh menelusuri keunikan suatu karya sastra. Bagi Dami, kritik sastra yang baik perlu cara kerja intrinsik dan ekstrinsik. Di samping kritik sastra bergulat dengan isi dan bentuk dari dunia yang ditemukan pengarang, juga harus menghubungkan cakrawala sastra dengan cakrawala luar sastra yang memungkinkan nilai karya sastra itu komunikatif.

Pada waktu menelaah novel-novel absurd (eksistensial) Iwan Simatupang, Dami terlebih dahulu menelusuri secara mendalam kehidupan pribadi Iwan, kemudian barulah diungkapkan wawasan esetetika karya-karya sastra Iwan. Novel-novel Iwan mengangkat pembacanya ke dunia tak berbenda, dunia spiritual, tak terpahamkan, dan penuh relativisme, karena yang tampak hanya bayang-bayang imajinasi belaka. Realitas imajinasi ini tak berbentuk, tidak mempunyai awal, tengah, dan akhir.

Tokoh-tokoh dalam novel Iwan Simatupang bukan lagi tokoh fisik, seperti dicirikan berpsikologi darah dan daging seperti halnya pada teori novel lama yang hanya terbatas pada realitas formal saja. Karena dalam novel Iwan terjadi perubahan hakikat tokoh, maka konsekuensi logisnya terjadi pula perubahan pada nama tokoh, wawasan alur, dan juga dalam hal latar atau setting. Akhirnya Dami menyatakan penilaian, novel-novel Iwan membawa “kebaruan” estetika penciptaan novel dalam sastra Indonesia modern.

Di samping menelaah novel-novel Iwan, Dami N. Toda mengupas dengan cukup kritis kebaruan estetika perpuisian Indonesia modern, terutama kebaruan yang terdapat dalam puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri. Menurut Dami, sejak lahirnya kesusastraan Indonesia modern (sekitar tahun 1920-an), baru ada dua “titik ekstrim” dalam wawasan estetika perpuisian Indonesia sampai dengan saat ini (1984). Titik ekstrim pertama berasal dari Chairil Anwar (muncul tahun 1940-an), dan titik ekstrim kedua berasal dari Sutardji Calzoum Bachri (muncul tahun 1970-an).

Chairil Anwar bertolak dari “kepercayaan” pada kekuatan kata yang membentuk puisi. Sebaliknya, Sutardji bertolak dari “penampikan kata” sebagai alat rasional estetika satu-satunya, sambil memberikan kepercayaan kepada daya fantasi. Menurut Dami, dalam menulis puisi Sutardji sangat cermat memperhitungkan elemen kata konvensional yang otonom, kata buntungan, elemen bunyi, bahkan tanda-tanda baca, dan cara menuliskan kata-kata. Dengan gigih Dami mempertahankan pendapatnya bahwa kesadaran terhadap kemandirian elemen-elemen tersebut merupakan “dasar kreativitas berkarya”  penyair Sutardji Calzoum Bachri, bukan sekadar kegenitan licentia poetica!

Dalam artikel yang berjudul “Teater Baru Indonesia,” Dami N. Toda mencoba mengungkapkan pertumbuhan teater/drama di Indonesia, dan mendasarkan telaahnya pada karya-karya W.S. Rendra, baik karya asli (Bipbop, Peristiwa Sehari-Hari) maupun karya asing yang disutradarai khas Rendra sendiri (Oedipus Raja, Hamlet, Macbeth, Menunggu Godot, dan Kasidah Berzanji). Analisis Dami terpusat pada “faktor aktor” di atas pentas.

Aktor dalam drama-drama Rendra, menurut Dami bukanlah mesin kata-kata. Tetapi dialah artis. Di atas segala-galanya, aktorlah yang menjadi pusat. Bertolak dari tinjauan yang demikian itu, maka pada akhirnya Dami berkesimpulan bahwa kehadiran teater Rendra di Indonesia merupakan kehadiran “teater baru” yang harus diakui sebagai “pembuka mata” terhadap pengertian teater yang sesungguhnya.

Kesan yang kita dapatkan setelah membaca buku  kumpulan kritik sastra Dami N. Toda ini adalah kekritisan, keorisinalan, dan keluasan wawasan sastra dan filsafat Dami N.Toda dalam mencari, menemukan, dan mengungkapkan “kebaruan-kebarauan” estetika dalam karya sastra Indonesia modern, terutama dalam penciptaan novel, puisi, dan teater. Pandangan Dami N. Toda dalam buku Hamba-Hamba Kebudayaan ini mengukuhkan dirinya sebagai kritikus sastra Indonesia modern yang patut diperhitungkan setelah kritikus besar Indonesia, H.B. Jassin mulai meredup pengaruhnya. *

*) Artikel resensi buku ini disusun 26 tahun yang lalu dan sudah dimuat dalam Majalah Mutiara (Jakarta) edisi Nomor 347, 22 Mei--4 Juni 1985. Sengaja ditampilkan kembali di sini (dengan sedikit penambahan)  sebagai “bentuk rasa hormat” saya kepada Dami N. Toda, seorang sastrawan Indonesia modern (yang juga sastrawan NTT) yang  pada  10 November 2011 genap 5 tahun meninggal dunia).

**) Pemerhati Bahasa dan Sastra Indonesia
Dijumput dari: http://yohanessehandi.blogspot.com/2011/12/hamba-kebudayaan-dami-n-toda.html

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar