Kamis, 10 November 2011

Sastra Perkebunan: Kegetiran Hidup di Balik Kemegahan

Umi Kulsum
Kompas, 7 April 2008

MALAM itu, hanya disaksikan sinar bulan dan suara jengkerik, Ruki meninggalkan neneknya yang masih meringkuk di dipan reyot. Gubuk tua yang dihuninya sejak kanak-kanak dipandangnya dari kejauhan dengan harapan kelak dapat dilihatnya lagi. Dengan segala keberanian dan tekad, Ruki meninggalkan desanya menuju ibu kota agar dapat mendaftar untuk ikut bekerja di tanah Deli, suatu tempat yang menjanjikan mimpi masa depan yang lebih baik.

Sayangnya, Ruki hanya menemukan kekecewaan ketika sampai di perkebunan Deli. Perlakuan kasar mandor dan kehidupan di bawah batas kemanusiaan itulah yang diperolehnya sehari-hari. Makanan yang jauh dari cukup, tempat tinggal yang mengenaskan, bahkan baju pun tidak dimilikinya karena dia tidak mampu membeli pakaian. Jika Ruki terlambat bangun dan bekerja di kebun, caci maki didapatnya disertai tendangan keras sang mandor.

Kekerasan yang terus dilihat dan dialaminya membuat Ruki ingin kembali ke kampung halaman ketika kontrak pertamanya usai. Namun, Ruki tidak menyadari suatu permainan lain dari pemilik kebun. Pada malam ketika dia menjadi orang bebas, Ruki dan teman-teman lain diundang oleh mandor kebun untuk pesta, saat itu tiba-tiba mandor bersikap seperti seorang bapak yang sangat peduli kepada anak-anaknya. Mandor menasihati Ruki agar dia tidak mempermalukan dirinya dengan kembali ke kampung halaman hanya dengan pakaian lusuh dan tidak memiliki uang, hingga akhirnya Ruki menandatangani kontraknya yang kedua!

Ruki tergiur dengan uang muka untuk kontraknya yang kedua, dengan harapan dapat membeli sehelai baju dan kain untuk ikat kepala. Sayangnya, mimpi menabung saat teken kontrak selalu hilang dari benaknya ketika dia menerima upah atas kerja kerasnya. Bayaran yang tak seberapa itu pun habis untuk bermain judi di hari bayaran, dan tentunya dipotong untuk membayar utangnya kepada ”perempuan bebas”. Karena pada ”perempuan bebas”-lah Ruki dapat melampiaskan hasrat dan kerinduannya akan kasih wanita.

Ruki tidak menyadari situasi yang dihadapinya, perjudian dan prostitusi terselubung yang dibiarkan oleh penguasa setempat adalah bagian dari jerat penguasa perkebunan. Hal itu dilakukan agar kuli menghabiskan uangnya untuk judi dan seks sehingga mereka tidak pernah memiliki tabungan untuk kembali ke kampung halaman.

Keinginan! Adalah sesuatu yang mustahil bagi seorang kuli. Hidup Ruki seolah berjalan seperti mesin yang dikendalikan oleh suara sirene dan makian. Dia harus segera bangun dan bekerja di kebun ketika sirene pertama di pagi buta terdengar. Kemudian istirahat setelah sirene untuk istirahat dan sirene untuk tidur. Ruki pun menjalaninya tanpa berpikir dan tanpa merasakan apa pun. Keinginan pulang ke kampung halaman pun makin samar. Ruki yang terlatih untuk tidak punya keinginan apa-apa hanya menikmati hiburan dengan berjudi. Itu pula yang membuatnya meneken kontrak untuk yang kesembilan belas kalinya, dengan tubuh bungkuk dan rambut putihnya.

Nasib. Itulah yang ada dalam benak Ruki. Hampir tiga puluh tahun telah dilewati Ruki dalam perkebunan di Deli, negeri yang dikabarkan memiliki pohon berbuah emas sehingga orang-orang dari tanah Jawa tergiur ingin melihat dan mengambil keuntungan dari pohon tersebut.

Demikianlah gambaran novel Koeli atau Kuli karya Madelon Hermine Szekely-Lulofs yang pada awal diluncurkan di Belanda mengguncang masyarakat di sana. Negeri itu terkejut oleh kenyataan betapa perlakuan pemilik kebun yang sangat tidak manusiawi kepada buruh perkebunannya. Kisah perkebunan di akhir abad ke-18 juga ditulis dalam novel Rubber (1931) yang diterjemahkan menjadi Berpacu Nasib di Kebun Karet oleh Lulofs. Di Indonesia pun baru-baru ini terbit novel dengan napas dan substansi yang sama oleh Emil W Aulia berjudul Berjuta-juta dari Deli.

Keberadaan Buruh

Dalam industri perkebunan, keberadaan buruh, yaitu kuli penggarap lahan, mutlak dibutuhkan. Untuk itu, didatangkanlah kuli-kuli dari Pulau Jawa untuk memenuhi kebutuhan pekerja di perkebunan. Sebelumnya, migrasi orang-orang Hindustan dan China telah lebih dulu menempati posisi pekerja di tanah Deli.

Berjuta-juta dari Deli adalah sebuah novel yang isinya diambil dari sebuah dokumen berjudul Millionen uit Deli karya Van de Brand, seorang pengacara buruh perkebunan di tahun 1902. Dokumen itu membongkar kekerasan dan kekejian yang menimpa buruh perkebunan sehingga menimbulkan kontroversi politik tingkat tinggi di Belanda. Emil Aulia kemudian menuangkannya dalam bentuk fiksi sehingga dokumen sejarah itu pun dapat dinikmati dengan mudah. Melalui riset yang tekun dan teliti, Emil menghadirkan nuansa peristiwa yang terjadi satu abad silam. Namun, Lulofs dengan pengalaman pribadinya mampu menampilkan realitas kegetiran dan ironi kehidupan di perkebunan, baik yang dialami para kuli pribumi maupun kulit putih Eropa melalui Koeli dan Rubber.

Pada pertengahan abad ke-19, kemiskinan menjadi wajah yang umum di Nusantara. Maka, mereka yang menginginkan perubahan hidup lalu mencari celah untuk keluar dari kemiskinan itu. Hal inilah yang membius orang-orang miskin pergi ke Deli untuk mencari ”pohon berbuah emas”.

Meski buruh perkebunan memberikan keuntungan sangat besar bagi Tuan Kebun atau Singkeh, keberadaan buruh jauh dari dihargai. Bahkan, para buruh ditindas dan diperas oleh tangan dan mesin kolonialis. Dalam Kuli dan Berjuta-juta dari Deli tergambar sangat jelas bagaimana buruh diperdaya sejak awal dan disiksa selama berada di perkebunan.

Kuli kontrak bukan lagi manusia yang memiliki derajat dan harkat hidupnya. Mereka telah terasing menjadi manusia yang lain. Seperti ungkapan Ruki ketika berada di perkebunan Deli, ”Mereka telah kehilangan kemauan, kemerdekaan, dan hak mereka. Mereka adalah suatu bangsa baru, tanpa tanah air, tanpa keluarga, tanpa tradisi.”

Nasib kuli perempuan lebih mengenaskan lagi. Mereka diperlakukan seperti barang yang dapat diambil paksa atau dialihkan kepada orang lain tanpa meminta persetujuannya sekalipun. Karena itu, ketika kuli perempuan sampai di perkebunan, dia langsung diberikan kepada kuli laki-laki yang paling lama tinggal di perkebunan untuk diperistri (tanpa prosesi perkawinan).

Jika para kuli menjadi tenaga yang diperlakukan tidak lebih berharga daripada hewan, para majikan justru dapat berbuat sesukanya dan memiliki kehidupan berlimpah. Seperti diceritakan dalam novel Rubber yang diterjemahkan menjadi Bertahan di Kebun Karet, adalah kehidupan para Tuan Kebun yang datang dari Belanda, Amerika, dan Inggris di Sumatera Utara.

Kelompok berpendidikan ini hidup dengan kebiasaan Eropa yang suka berpesta dan memamerkan kekayaan mereka. Mereka justru berasal dari masyarakat Eropa kelas bawah yang berambisi mengumpulkan kekayaan melalui perkebunan. Orang-orang Eropa ini hanyalah para petualang yang tidak pernah mencintai Deli dan bercita-cita kembali ke kampung halaman setelah memiliki kekayaan yang cukup, yaitu rumah dan mobil mewah.

Meski mereka berasal dari bangsa yang sama, tujuan ekonomi di Deli membuat mereka bersaing satu sama lain, bahkan menjatuhkan temannya sendiri. Lulofs telah berusaha untuk jujur menghadirkan kehidupan para tuan kebun. (Umi Kulsum/ Litbang Kompas)

Dijumput dari: http://www.facebook.com/note.php?note_id=201704779858395

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar