Kamis, 10 November 2011

Perahu kita dulu

THE PRAHU. TRADITIONAL SAILING BOAT OF INDONESIA
Oleh: Adrian Horridge
Penerbit: Oxford Universiy Press, 1981
Moh. Amir Sutaarga
http://majalah.tempointeraktif.com/

TENTANG Borobudur lebih dari seratus buku telah diterbitkan. Sebaliknya tentang perahu, buku yang ada bisa dihitung dengan jari. Padahal perahu adalah unsur utama kebudayaan bahari Indonesia, warisan kejayaan maritim yang sudah lama lewat. Tidak heran bila di antara relief di Borobudur kita masih terlihat 4 pahatan perahu layar bercadik dengan gaya dan teknik abad ke-8.

Adrian Horridge berusaha mengurangi kelangkaan itu dengan sebuah buku yang banyak membahas jenis perahu di Indonesia dan teknologi perhubungan laut di negeri ini dari masa ke masa. Dilengkapi dengan foto dan ilustrasi gambar, buku ini tak salah kalau dikatakan telah membawa kita lebih dekat dengan warisan bangsa sendiri.

Lewat kacamata orang asing tentu saja. Dan kacamata itu memantulkan betapa ia terpukau melihat berbagai jenis perahu yang mengharungi samudra dari pulau ke pulau. Seraya terpukau Horridge kecewa karena tidak ada buku pegangan, bahkan tidak ada kamus khusus tentang perahu dan seluk-beluk teknologinya.

Diingatkan oleh pengarang tiap bagian perahu sampai yang sekecil-kecilnya dikenal dengan istilah-istilah tertentu. Ketika pengarang melakukan studi lapangan di sekitar Anyer (Banten) ia segera mengetahui kemiskinan kepustakaan kita khususnya mengenai warisan bahari yang satu itu. Dan dia benar.

Tapi adanya satu artikel tentang scheepvart pada Ensyclopaedia van Nederlandsch Indie sudah membuktikan adanya perhatian khusus di kalangan cendekiawan Belanda waktu itu. Yang menonjol bisa disebut disertasi Dr. C. Nooteboom: De Boomstamkano in Indonesia, terbitan Leiden 1932.

Bila karya kedua penulis itu (Horridge dan Nooteboom) dibandingkan ternyata yang pertama melakukan pendekatan keserbanekaan perahu. Ini sangat menonjol di Indonesia dan Horridge pun mengemukakan pelbagai teknik konstruksi pembuatan badan perahu, perlengkapan dan bentuk layarnya.

Ia mulai dengan suatu deretan contoh perahu besar, dari abad-abad silam, dari relief gambar perahu bercadik — yang oleh Horridge diperkirakan mempunyai kemiripan dengan bentuk kora-kora dari perairan Maluku — dari candi Borobudur, perahu jung yang banyak persamaan dengan perahu jung dari Cina dan perahu perang kora-kora.

Disusul kemudian dengan pelbagai jenis perahu asal Bugis-Makasar, seperti perahu patorani, lambo, pinisi, sandeq, pangkur dan bago. Kemudian beralih ke pelbagai jenis perahu asal Madura, Jawa, Bali dan Sumatera. Perhatian khusus diberikan kepada jenis perahu Janggolan, perahu jaring, golekan, leti-leti dan perahu mayang.

Setelah mengemukakan, bahwa di samping kenyataan terdapatnya banyak model perahu di pelbagai museum yang tersisihkan dari perhatian dan penalaran para kurator museum tersebut, kecuali yang dipamerkan di pelbagai museum etnologi — maka penulis menganggap perlu memulai dengan koleksi perahu asli yang dikhawatirkan akan lenyap dan masuk kotak sejarah.

Pertama ia menulis suatu deretan jenis perahu kecil, termasuk pelbagai jenis perahu lesung (dug-out canoes). Horridge memang konsisten dengan cara dan maksud penulisan bukunya yang barangkali dimaksudkan sebagai pedoman bagi peminat yang masih awam.

Pada akhir buku akan kita jumpai uraian mengenai pelbagai istilah/kata tentang perahu dan bagian-bagiannya yang terdapat dalam pelbagai logat bahasa. Suatu glossary melengkapi buku ini dan suatu daftar kepustakaan serta suatu indeks mengakhiri karya tulis Horridge.

Ia tidak berpretensi mencari bobot akademis atau ilmiah, namun tetap akan mendapat penghargaan dari para peminat kebudayaan maritim Indonesia, karena sifatnya yang informatif itu.

Horridge bukan seorang antropolog yang menguasai penalaran teknologi tradisional, tetapi ia adalah seorang biolog, karenanya kita perlu memberikan penghargaan sepatutnya.

Bagi seorang yang ingin memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam dan tidak puas dengan cara deskriptif saja, buku disertasi Nooteboom, masih tetap mempunyai nilai akademis.

Nooteboom langsung terjun masuk sejarah dengan pandangannya yang evolusioner dan klasifikatoris. Ia menguraikan asal-usul perahu lesung dan pembagian wilayah penyebaran: perahu lesung bercadik ganda di bagian Barat dan yang bercadik tunggal di bagian Timur Kepulauan Nusantara.

Justru perahu lesung bercadik itu penting artinya bagi sejarah maritim kita di masa lampau, sesuatu yang menyebabkan adanya daya terjang penyebaran ras dan kebudayaan rumpun Melayu-Polynesia sampai ke Madagaskar di barat dan Kepulauan Paskah di timur, di Sumudra Pasifik!

Perahu layar Indonesia di masa lampau (ada yang diperkirakan sebesar 200 hingga 300 ton), seperti yang dikemukakan Horridge, dan yang pernah ditemukan bekas-bekasnya, pernah membuat orang Portugis terperanjat. Tapi satu hal penting telah dilupakan.

Dengan jatuhnya kerajaan Goa dalam melawan Speelman dari VOC, maka VOC telah mengeluarkan larangan pembuatan perahu layar yang tonasenya lebih besar dari pada perahu VOC. Maka runtuhlah benteng maritim terakhir ketika itu.

Juga, dilupakan, misalnya, kekuatan maritim kerajaan Aceh di zaman Iskandar Muda. Begitu hebatnya, sampai timbul tafsiran sementara pihak bahwa gundulnya banyak bukit di Aceh Utara dan Aceh Timur karena pohon kayunya habis ditebang untuk memperkuat armada Aceh. Dan hanya Aceh yang pernah mempunyai seorang laksamana armada wanita (Malahayati).

Tetapi yang penting bagi kita ialah di samping kita sendiri harus segera memulai dengan penelitian segi kebudayaan maritim, kita pun harus segera menggalakkan kemampuan dan kegiatan mengumpulkan pelbagai jenis perahu tradisional.

Kita sudah mulai — atas jasa dan prakarsa bekas Gubernur DKI Ali Sadikin — dengan suatu Museum Bahari di Pasar Ikan Jakarta, tetapi museum ini memerlukan lebih banyak perhatian kita.

Tempatnya di bekas benteng tua VOC kebetulan mengalami kesulitan akibat lingkungan makro yang tidak menguntungkan bagi daya lestarinya, dan perlu perbaikan lingkungan mikronya.

Karena baik udara dari laut yang mengandung garam, maupun sifat kelembaban yang berkadar tinggi, masih diperlukan pelbagai ikhtiar penanggulangan yang serius.

Koleksinya sudah lumayan, tetapi masih perlu dikembangkan. Adalah nonsens bicara tentang Wawasan Nusantara dengan kebudayaa majemuk dan senyawa seperti istilah tanah-air bagi bangsa kita, bila kehadiran suatu Museum Bahari tidak dilanjutkan dengan usaha pengembangannya.

11 September 1982

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar