Kamis, 10 November 2011

Mortalitas dalam Immortalitas

Agus B. Harianto
http://sastra-indonesia.com/

Kita selalu disuguhi dengan dua kata antonim tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Mortalitas yag berasal dari kata berbahasa Inggris “mortality”, adalah ihwal yang pada akhirnya mati oleh berbagai faktor. Sedang imortalitas (immortality) berarti suatu kondisi keabadian. Atau, sesuatu yang dapat menjadi abadi.

Al-qur’an adalah salah satu contoh karya imortalitas yang diwariskan kepada umat islam, bahkan kepada seluruh umat manusia. Dalam bidang kebahasaan, sejarah telah menyebutkan keindahan bahasa yang ada di dalamnya. Berbagai upaya dilakukan umat manusia untuk membongkar rahasia di dalamnya. Tetapi, semua itu harus kembali pada esensi yang termaktub, bahwa ia bukanlah hasil kreasi manusia.

Di kehidupan ini, sangatlah tepat mengkaji kandungan makna dari warisan leluhur pembawa ajaran kedamaian. Baik itu mengkaji maupun mengaji. Mengajinya dengan ilmu bahasa dalam membacanya, seperti yang dilakukan khalayak umum di dunia. Ataupun, mengkajinya menggunakan kacamata keilmuan yang telah dan akan ada. Kesemua usaha yang dilakukan manusia tersebut tidak pernah mempengaruhi kehakikian dari mahakarya dunia tersebut.

Kalimat-kalimat indah dan penuh makna mendalam, berisikan ajaran-ajaran kebenaran yang menjadi panduan kehidupan, telah menarik perhatian dunia untuk meneliti sekaligus mengekspos dan mengeksplorasinya. Tidak ketinggalan pula sarjana-sarjana muslim, mereka juga berusaha menjelaskan kebakuan Al-qur’an dengan spesialisasi keilmuan mereka. Sehingga bermunculan tafsir-tafsir Qur’an yang beragam, dan semuanya adalah benar dari kacamata masing-masing. Dan, semuanya tidak akan berubah meski seseorang menafikannya ataupun tidak.

Usaha-usaha yang dilakukan umat manusia dalam mempelajari dan mengeksplorasi Al-Qur’an, baik itu dari teks maupun konteksnya secara langsung atau dari tafsir-tafsir yang diketengahkan oleh sarjana-sarjana muslim terdahulu, bukanlah kebakuan tersendiri dari penginterpretasian mahakarya dunia tersebut. Sesuai perkembangan jaman, akan bermunculan interpretasi-interpretasi lain dari sebelumnya yang bisa menggantikan ataupun menyempurnakan tafsir terdahulu. Dan ini pun seharusnya tidak terlepas dari orisinalitas sebuah tafsir dan interpretasi yang termanifestasi ke dalam kehidupan. Meski kesemua itu belumlah cukup untuk mengungkap esensi yang ada dalam mahakarya dunia tersebut.

Terlepas dari pertanyaan usaha penerjemahan, baik secara batini atupun lahiriah, baik bermanfaat ataupun tidak bagi sebagian kalangan atau individu yang lainnya, ikhtiar yang dilakukan oleh berbagai sarjana dari berbagai bidang keilmuan patutlah dihargai. Kembali pada varietas keilmuan, mereka telah susah payah berupaya menjelaskan kandungan isi Qur’an dengan spesialisasi keilmuan mereka masing-masing. Dan, apakah ini sudah mutlak benar? Pertanyan ini akan terjawab jikalau kita mampu menelusuri tafsir tersebut menggunakan bidang kelimuan yang digunakan. Meski hal itu, pada akhirnya, belum tentu mutlak benar sehingga tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan pendapat beberapa kalangan dari suatu keilmuan yang sama.

Secara logika, jikalau dari satu keilmuan saja dapat memungkinkan perbedaan tafsir dan pendapat, maka besar kemungkinannya jika hal itu ditelusuri dari bidang keilmuan yang berbeda. Maka tak ayal lagi, muncullah berbagai ragam dalam pengaplikasian interpretasi Qur’an tersebut.

Karya Sastra dan Mahakarya Sastra Dunia

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwasannya Al-Qur’an adalah mahakarya abadi yang mengandung unsur bahasa. Bahasa yang sangat indah berjuta makna inilah yang mengundang umat manusia untuk mengungkapkannya. Lantaran berbagai macam unsur terdapat di dalamnya, patutlah jika ia disebut sebagai mahakarya dunia. Hal itu akan terasa wajar jika kita mengembalikan pemahaman kita terhadap pencipta mahakarya tersebut.

Dalam literatur Islam, usaha penafsiran Qur’an telah didahului oleh penerima wahyu itu sendiri, yang tidak lain Nabi Muhammad, baik secara perilaku maupun penjelasan. Sehingga melahirkan pula mortalitas yang langgeng dalam imortalitas yang lain. Oleh sebab itu, hal ini berlanjut dengan interpretasi-interpretasi yang lain.

Usaha-usaha itu tak lepas dari niat mulia sang interpretator. Mereka ingin membenahi moralitas umat dari kacamata dirinya. Tolak ukur yang digunakan merupakan penyempitan itu sendiri. Menggunakan spesifikasi keilmuan yang dibidanginya, mereka merajut kata demi kata untuk pengeksplorasian. Sehingga tak ayal, di kemudian hari menuai sanjungan dan protes.

Sedangkan karya sastra adalah masterpiece dari anak manusia. Ini dapat mencakup berbagai bidang, style, dll. Pengolahan pemikiran, memungkinkan hal ini ada. Seperti halnya yang dirintis oleh Descartes, filosof dari Perancis, yang mendeklarasikan “Cogito Ergo Sum” (aku berpikir maka aku ada).

Dengan adanya jargon tersebut, eksistensi manusia diakui dari pemikirannya. Sejauh mana manusia itu berpikir akan terlihat dari hasil pemikirannya. Pengekspresian dan pengeksplorasian pemikiran anak manusia ini dapat memberikan penambahan tolak ukur suatu pemnbenahan ataupun tidak. Dengan catatan, ekspresi itu sendiri berangkat dari tujuan awal si peng-ekspresi, apakah terilhami untuk mengeluarkan unek-uneknya bagi dirinya sendiri ataukah bagi khalayak. Sebagian besar, hal ini bermula “dari diri sendiri, dan untuk diri sendiri.”

Kini giliran interpretator dan pembaca mengambilalih peranan. Sebaik apa kualitas ekspresi pemikiran mewarnai benak anak manusia. Tentu saja, hal itu tak lepas dari keilmuan yang dimiliki mereka. Interpretator (kritikus; pen.) mengeksploitasi dan mengeksplorasi sebuah karya sastra – yang tak lepas dari spesifikasi keilmuannya – memberitahukan kepada pembaca, kelebihan dan kekurangan sebuah karya sastra.

Sedangkan, pembaca, baik yang mempunyai spesifikasi keilmuan sama dengan interpretator ataupun tidak, akan sangat berterimakasih dengan usaha yang dilakukan interpretator. Terlepas pada suatu waktu, adanya pembaca yang memiliki spesifikasi keilmuan berbeda, akan menangkap interpretasi yang telah terungkapkan dengan pandangan sebelah mata. Maka, dengan spesifikasi keilmuan yang dimilikinya, interpretator lain berusaha mengungkapkan sebuah karya tersebut dengan spesialisasinya.

Diakui ataupun tidak, interpretator lain ini telah mengawali interpretasiannya dengan titiktolak sebuah atau beberapa interpretasi yang telah ada. Hal-hal kecil ataupun besar yang diungkapkannya, pasti lah berbeda dari kacamata sebelumnya. Dan, pada akhirnya, sebuah karya sastra telah melahirkan beraneka ragam kacamata.

Jika kita kembali pada imortalitas Qur’an, lahirnya kacamata-kacamata dari sebuah karya sastra adalah mutlak adanya, karena spesifikasi keilmuan beraneka ragam. Pertanyaannya adalah sebaik apa sebuah karya sastra dapat menjelma ke-imortalitas-an. Hal ini tak akan terlepas dari anggapan dan spesialisasi keilmuan dari pembaca sendiri. Orang-orang yang merasakan faedah dan pengarusan dari karya sastra lah yang dapat memberikan penilaian tersebut. Lantas, kesepadanan sebuah karya sastra dengan mahakarya abadi dunia? Ataukah, imortalitas Qur’an masih patut dipertanyakan dengan filosofis bahwasannya yang abadi hanyalah Allah, sedang ciptaannya adalah mortal? Wallahu a’lam bisshowab.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar