Kamis, 06 Oktober 2011

Burinik Seni Budaya Banjar

Burinik (Kumpulan Puisi Bahasa Banjar dengan Bahasa Indonesia-nya)
HE. Benyamine
http://sastra-indonesia.com/

Keberadaan wujud seni budaya di tanah Banjar antara ada dan tiada, menurut penuturan yang sering terdengar ada tetapi sudah tidak eksis lagi dalam wujudnya, seperti tenggelam namun masih kelihatan riak-riaknya, beberapa kalangan menyebut hal ini sebagai diistilahkan dengan sebutan batang tarandam. Usaha untuk melestarikannya digemakan dengan sebutan maangkat batang tarandam. Keprihatinan demi keprihatinan atas tenggelamnya seni budaya Banjar sering terlontar di sembarang tempat, yang keras terdengar hanya seperti suara pinggiran, dan sesekali mengisi pidato-pidato elit kekuasaan.

Keprihatinan dan keterpanggilan dalam seni budaya Banjar yang terus mengalami keterpinggiran dapat dilihat dari apa yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang, sekecil apapun yang dilakukannya, akan mempunyai makna yang sangat berarti dalam pelestarian seni budaya Banjar tersebut, bahkan hal itu lebih kepada menghidupkannya kembali dalam ruang pikir dan ruang hiburan masyarakat di mana seni budaya itu hidup dan berkembang dulunya. Upaya yang demikian terlihat dari kegiatan yang digagas Sainul Hermawan dengan Lamut Masuk Sekolah, sebagai contoh yang saat ini terlihat sebagai keteguhan atas ketidakpedulian yang massif. Hal yang sejajar terlihat juga dari karya Arsyad Indradi dalam Burinik (Kumpulan Puisi Bahasa Banjar dengan Bahasa Indonesia-nya) terbitan KSSB Banjarbaru 2011, yang menampilkan berbagai bentuk adat tradisi dan mitos dalam bentuk puisi bahasa Banjar dengan terjemahan bahasa Indonesia.

Dalam Burinik, Arsyad Indradi seperti ingin menegaskan bahwa banyak seni budaya Banjar yang tidak diperhatikan, bahkan generasi belakangan sudah banyak yang tidak mengetahui lagi apa itu Lamut, Badudus, Baahuy, Mamanda, dan lainnya. Sebagaimana digambarkannya pada setiap akhir puisi, seperti dalam Badudus (penganten) dengan ungkapan, “Mudahan diingat turuntimurun kahada jua talupaakan”. Juga mengenai mitos dan cerita-cerita yang berhubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya, seperti dalam puisi Saekong Bekantan Bini yang ditamsilkan sebagai “Sosok ibu yang teramat ibu”.

Melalui puisi-puisi dalam bahasa Banjar dengan terjemahan bahasa Indonesia, Arsyad Indradi yang dikenal sebagai Penyair Gila, berusaha maangkat batang tarandam dengan upaya memindahkan sastra lisan ke sastra tulisan, karena saat ini sudah mulai ada perubahan dalam sastra lisan tersebut menjadi sastra dalam bentuk tulisan. Bahkan sebagian puisi-puisi dalam Burinik sengaja diberi notasi musik, yang merupakan suatu pengalaman dengan kerinduan urang Banjar pada dendang syair yang juga semakin tidak terdengar lagi. Dengan adanya notasi musik pada puisi-puisi tersebut membuka peluang puisi menjadi hiburan bagi yang mendengarnya, yang mendekatkan puisi pada telinga yang lebih mudah menerima sastra lisan. Salah satu puisi yang ada notasi musiknya adalah Maangkat Batang Tarandam yang lebih pada puisi penyemangat untuk bersama-sama menghidupkan seni budaya Banjar, sekecil apapun itu.

Dengan menyelipkan terjemahan dalam bahasa Indonesia, kumpulan puisi bahasa Banjar Burinik ini, secara langsung diharapkan dapat membantu pembaca yang bukan bahasa ibunya Banjar, sehingga dapat lebih menjangkau pembaca yang lebih luas. Hal ini merupakan suatu peluang bagi orang luar dalam mengenal seni budaya Banjar, yang dapat mendorong rasa ingin tahu dan perasaan yang lebih jauh dalam membayangkan pola pikir orang Banjar. Karena melalui puisi-puisi ini sebagian adat istiadat dan mitos di masyarakat Banjar tergambarkan dengan jelas, yang selama ini lebih banyak terdengar dari penuturan lisan.

Seperti Lamut, yang hingga saat ini belum ada cerita yang dilisankan Palamutan dalam bentuk tulisan atau buku sebagaimana naskah I La Galigo, yang oleh Arsyad Indradi dicoba diketengahkan dalam penggalan cerita dalam puisi Buah Sukma Biduri tentang istri Raden Kasan Mandi yang lagi mengidam, dengan akhir puisi yang menyatakan keprihatinan, “Tarbang mengalunngalun semakin ke ujung semakin menghilang/ … /Aku sudah tua/Aku seoranganlah yang tertinggal tiada siapasiapa lagi/Jika tiada yang meneruskan lamut bagaimana nasib senibudaya Banjar”. Hal ini begitu sejalan dengan keprihatinan Sainul Hermawan tentang Lamut yang menjadikannya tertarik untuk bahan desertasinya. Jika memperhatikan cerita dan segi naskah sungguh panjang dan menarik untuk diteliti, karena dari cerita-cerita tersebut ada hal yang tersembunyi dan dapat menjadi petunjuk tentang perjalanan panjang penghuni tanah Banjar ini.

Di sini menjadi penting untuk mengupayakan berbagai sastra lisan ke dalam bentuk bahan bacaan, yang sebagiannya sudah mulai diperlihatkan Arsyad Indradi dan beberapa tokoh lainnya, yang cenderung sebagai suatu bentuk keprihatinan dan ketertarikan sendiri-sendiri saja. Sudah seharusnya hal ini diarahkan menjadi kesadaran bersama-sama, dan tentunya harus dilakukan secara terencana untuk mendokumentasikan semua sastra lisan, sehingga generasi belakangan dapat menemukannya dalam perubahan budaya baca yang semakin meningkat saat ini dan yang akan datang.

Jadi, melalui Kumpulan Puisi Bahasa Banjar Burinik sebenarnya Arsyad Indradi ingin mengingatkan bahwa yang dimaksud batang tarandam benar-benar ada, namun masih terlihat sebagai burinik-burinik, dan masih merupakan cerita mulut ke mulut, belum dapat menunjukkan bahwa yang terendam itu benar-benar seni budaya Banjar yang dimaksud. Di samping itu, sebagian pihak masih disibukkan dengan burinik (riak), tanpa ada kepedulian yang sungguh-sungguh untuk menyelam dan melihat langsung asal burinik tersebut dan meangkatnya ke permukaan sebagai sesuatu seni budaya yang dapat lestari dan menghibur tentunya. Mungkin pada suatu saat, kita dapat melihat Arsyad Indradi mendendangkan puisi-puisi yang berisi seni budaya tersebut dalam suatu tampilan, atau beliau dapat mengadaptasi Lamut dengan isi cerita berasal dari puisi-puisi tersebut. Burinik, burinik, burinik … tentu ada sesuatu di dasarnya.

10 September 2011

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar