Selasa, 21 Juni 2011

Bingkai-berbingkai Dalam Pusaran

Sunaryono Basuki Ks
http://www.suarakarya-online.com/

Ini soal mimpi yang aneh. Ketika aku membaca dengan teliti brosur obat penyakit jantung dan tekanan darah tinggi, obat yang kata dokter harus kuminum seumur hidup, aku menemukan bahwa dengan meminum obat itu aku akan mengalami mimpi berulang. Artinya, mimpi yang pernah kualami akan muncul kembali.

Sudah lama aku mengalami mimpi semacam itu, namun sebelum membaca brosur itu, aku tidak menyadari bahwa mimpi yang kualami akibat dari minum obat itu. Di dalam mimpi tersebut, aku merasa bahwa aku pernah berada di tempat itu, dan bisa meramalkan apa yang akan terjadi padaku. Namun, di saat dekat ujung mimpi itu, ternyata mimpiku melenceng.

Aku ingat, semasa aku masih remaja, aku sering membaca novel berbahasa Jawa karangan Basoeki Rachmat dari Surabaya yang menceritakan seseorang mengunjungi suatu tempat yang menurutnya tidak pernah dikunjunginya, namun dia merasa pernah mengunjugi tempat itu di masa lalu. Dia dapat mengatakan tempat apa yang akan dikunjunginya.

Menurut analisa pengarangnya, sebenarnya dia memang pernah berada di tempat itu di dalam kehidupan masa lalunya. Ini masalah menitis ke dalam kehidupan masa kini atas orang-orang dari masa lalu. Di dalam cerita tersebut pembaca dipaksa percaya bahwa hal itu bisa terjadi, sebab siapakah yang mampu membuktikan kehidupan di masa lalu yang kemudian diteruskan di masa kini.

Si dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar Prof Nyoman Tirta, mantan Dekan Fakultas dimana aku bekerja, dikatakan bahwa reinkarnasi itu ada, yakni di dalam gen yang diturunkan ke anak-cucu. Itulah hakikat reinkarnasi: hidup kembali bukan di dalam tubuh aslinya tentu, tetapi di dalam tubuh anak-anaknya. Anak mewarisi sifat-sifat biologis dan mungkin juga psikologis atau bahkan bakat dari orang tuanya.

Namun, apakah itu gagasan awal mengena adanya reinkarnasi? Apakah benar bahwa pencetus gagasan reinkarnasi bermaksud bahwa reinkarnasi merupakan bentuk menurunkan gennya, atau sebagaimana dipahami oleh banyak orang, justru merupakan gagasan mengenai seseorang yang menitis pada orang lain dari generasi selanjutnya? Sering kita dengar komentar: “Wayan itu titisan kakeknya.”

Lalu orang-orang yang masih menginga kakek Wayan akan menunjukkan bahwa Wayan benar-benaqr mirip kakeknya, caranya berjalan yang agak membungkuk padahal Wayan masih kanak-kanak, atau terkadang kata-kata yang terlontar dari mulutnya yang diingat orang sebagai kata-kata kakek Wayan. Aku sendiri punya pengalaman yang aneh. Kami tinggal di Bali dan kakakku tinggal di rumah kami di Malang.

Dia mempunyai anak perempuan yang mempunyai tiga orang anak laki-kali yakni Sandy, Aries dan Nabil. Si bungsu ini masih berusia dua tahun saat itu dan karena kami berpisah maka kami juga jarang bertemu.

Pada suatu hari kami pulang ke Malang mengengok ibu yang sakit dan di pintu masuk disambut oleh kakakku yang mengendomg cucu bungsunya itu. Kami berjabat tangan, namun bocah itu langsung berteriak:”Mami!” dan minta digendong istriku.

Aku tertegun. Bagaimana mungkin dia memanggil istriku dengan “mami”, bukan “uti” sebagai singkatan Eyang Putri? Dan dia memangil ibunya dengan kata “ibu” bukan “mami”.

Saat istriku beristirahat di kamar tengah yang punya dua tempat tidur: istriku di tempat tidur besar dan aku tidur di tempat tidur kecil, Nabil mengetuk pintu kamar dan kemudian naik ke tempat istriku berbaring dan memeluknya dengan kasih sayang.

Anak kami sulung, Wawan meninggal di salam sebuah kecelakaan lalu lintas, dan Dina, ibu Nabil ini saat itu belum menikah, masih menjadi mahasiswa sekolah pariwisata di Denpasar dan hadir di Singaraja, menunggui jenazah anak kami. Apakah karenannya kemenakanku ini dipilih Wawan untuk dititisi? Aku tak tahu, namun keanehan itulah yang terjadi.

Anehnya, Nabil selalu memanggilku dengan “mbah”, bukan “bapak”. Tentu saja aku tak boleh memaksanya memanggilku “bapak”, bukankah dia memang cucuku?

Kukira mimpi-mimpiku di masa tua dipengaruhi bacaanku dimasa remaja. Bisa jadi bukan masalah obat, sebab ketika aku berhenti meminum obat dan menggantinya dengan suplemen herbal, aku masih mengalami mimpi yang serupa. Misalnya, yang masih kuingat, aku pergi ke suatu tempat untuk membuang hajat.

Biasanya, kalau aku pergi ke tempat ini, aku selalu takut sebab tempat itu berhantu, menurut ingatanku dalam mimpi itu. Kalau aku menyalakan lampu, maka lampu listrik tak mau menyala. Ruang itu terdiri dari dua bagian, yakni yang luas,dan ada sekat kawat yang memisahkan dengan ruang yang lebih sempit.

Waktu aku datang, ruangan kecil itu menyala dan Pak Made Sutama, dekan fakultas kami, sedang berada di sana. Entah karena dia berada di sana aku tak merasa takut, atau karena dia punya “ilmu”.

Tetapi, soal dia “berilmu” barulah aku sadari sewaktu dia mengucapkan terimakasih kepada guru spiritualnya saat dia mengucapkan pidato pengukuhannya sebagai guru besar. Walau pada kali lain sebelumnya, dia sempat menelpon seseorang yang saya dengar sebagai gurunya sewaktu ada mahasiswa yang kesurupan, aku tidak menyadarinya saat aku bermimpi.

Namun, bisa jadi, menurut ahli psikologi, apa yang kita alami atau pikirkan selalu mengendap di dalam pikiran kita dan mampu muncul ke permukaan walau kita tak menyadarinya.

Itulah sebabnya seseorang pasien yang berkonsultasi psikologi sering diajak ngobrol oleh psikolognya agar yang terpendam bisa muncul ke permukaan. Itu katanya, kalau aku cukup pandai pasti aku sudah lulus dari studiku di Fakultas Psikologi. Nyatanya, aku malah menjadi sarjanan pendidikaan bahasa Inggris.

Padahal di dalam wawancara dengan ibu Munandar puluhan tahun lalu, saat aku melamar di Fakultas Psikologi,UI saat dia bertanya kenapa aku melamar di situ, aku jawab dengan ringkas: aku ingin jadi pengarang. Lho, kan aneh. Kenapa tak masuk Fakultas Sastra saja? Tapi bagiku tidak, sebab tak ada Jurusan Kepengarangan di fakultas itu.

Dan kebanyakan lulusannya memang tidak jadi pengarang, tetapi jadi ahli sastra, seperti puteri dekan kami di Fakultas Psikologi UI. Akhirnya, aku diterima juga sebagai mahasiswa psikoloi, berteman dengan para seniman. Hie Fon Sen adalah penyanyi dengan suara bergetar, menggetarkan ruangan saat dia membawakan lagu seriosa. Ada Sukiat yang akhirnya terkenal menjadi penulis cerita anak-anak, padahal akulah yang memperkenalkannya dengan dunia kepengarangan. Ada Susatiyo yang jadi esais unggul dan kemudian penyair perkemuka, walau dia gagal menjadi psikolog. Dia pasti tidak bodoh, sebab sekeluar dari fakultas, dia pergi ke Belgia dan menempuh ilmu disana.

Ada Hok Djin yang selain seorang sastrawan, juga seorang pelukis. Di rumahnya yang bertetangga dengan rumah Steve di Kebun Jeruk, dia menyimpan lukisannya di bawah kasur tempat tidur. Dia juga piawai memainkan gitar akustik, memainkan lagu klasik yang indah. Dialah yang berhasil menjadi sarjana psikologi dan kemudian menempuh studi doktor di luar negeri.

Katanya, dia dipanggil oleh seorang professor di luar negeri karena sang professor tertarik oleh tulisan-tulisannya yang bermutu. Sukiat juga menjadi doktor lokal.

Salim yang masuk fakultas setelah aku keluar, ikut keluar juga dan akhirnya pindah ke FISIP UI dan lulus sebagai ahli perfilman, namun mengambil program doktor di Ohio State University bidang politik. Eh, di masa tuanya dia malah menjadi duta besar. Di antara kami yang bergelut di bidang seni, hanya Susatyo yang menjadi seniman paling kaya, sebab dia mampu menggabungkan sastra dan jurnalistik, dan para “murid” nya menyebar kemana-mana. Siapa pun yang pernah bekerja di majalah yang dipimpinnya, sewaktu keluar dan mengembangkan di media lain selalu mengakui: “Aku sekolah disitu.”

Walau aku punya buku “The Interpretation of Dreams” yang kubeli saat aku menjadi mahasiswa Psikologi UI, dan sedikit-sedikit aku baca pula untuk melancarkan bahasa Inggrisku, aku tidak benar-benar mengerti isinya. Aku malah kecewa sebab buku itu banyak bercerita mengenai ahli mimpi dari masa yang jauh di masa lampau, dan tidak memberiku penjelasan yang ces-pleng mengenai mimpi.

Wah, kan ceritanya melantur. Lalu, bagimana ya soal mimpi yang berputar-putar? Aku tak tahu apakah akan berputar terus dan berbingkai-bingkai, seperti cerita berbingkai yang kukenal di dalam sastra lama. Bukanlah cerita berbingkai bisa juga diterapkan di dalam sastra masa kini?

Aku tak tahu apakah kisah seperti ini bisa menarik, sebab aku menuliskannya kesana-sini. Ngalor-ngidul, kangin-kauh dalam bahasa Balinya. Pasti pembaca marah dan merasa kupermainkan. Padahal aku benar-benar ingin menuliskannya. Sungguh!***

* Singaraja, November dan Desember 2010 dan Mei 2011

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar