Sunaryono Basuki Ks
http://www.suarakarya-online.com/
Ini soal mimpi yang aneh. Ketika aku membaca dengan teliti brosur obat penyakit jantung dan tekanan darah tinggi, obat yang kata dokter harus kuminum seumur hidup, aku menemukan bahwa dengan meminum obat itu aku akan mengalami mimpi berulang. Artinya, mimpi yang pernah kualami akan muncul kembali.
Sudah lama aku mengalami mimpi semacam itu, namun sebelum membaca brosur itu, aku tidak menyadari bahwa mimpi yang kualami akibat dari minum obat itu. Di dalam mimpi tersebut, aku merasa bahwa aku pernah berada di tempat itu, dan bisa meramalkan apa yang akan terjadi padaku. Namun, di saat dekat ujung mimpi itu, ternyata mimpiku melenceng.
Aku ingat, semasa aku masih remaja, aku sering membaca novel berbahasa Jawa karangan Basoeki Rachmat dari Surabaya yang menceritakan seseorang mengunjungi suatu tempat yang menurutnya tidak pernah dikunjunginya, namun dia merasa pernah mengunjugi tempat itu di masa lalu. Dia dapat mengatakan tempat apa yang akan dikunjunginya.
Menurut analisa pengarangnya, sebenarnya dia memang pernah berada di tempat itu di dalam kehidupan masa lalunya. Ini masalah menitis ke dalam kehidupan masa kini atas orang-orang dari masa lalu. Di dalam cerita tersebut pembaca dipaksa percaya bahwa hal itu bisa terjadi, sebab siapakah yang mampu membuktikan kehidupan di masa lalu yang kemudian diteruskan di masa kini.
Si dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar Prof Nyoman Tirta, mantan Dekan Fakultas dimana aku bekerja, dikatakan bahwa reinkarnasi itu ada, yakni di dalam gen yang diturunkan ke anak-cucu. Itulah hakikat reinkarnasi: hidup kembali bukan di dalam tubuh aslinya tentu, tetapi di dalam tubuh anak-anaknya. Anak mewarisi sifat-sifat biologis dan mungkin juga psikologis atau bahkan bakat dari orang tuanya.
Namun, apakah itu gagasan awal mengena adanya reinkarnasi? Apakah benar bahwa pencetus gagasan reinkarnasi bermaksud bahwa reinkarnasi merupakan bentuk menurunkan gennya, atau sebagaimana dipahami oleh banyak orang, justru merupakan gagasan mengenai seseorang yang menitis pada orang lain dari generasi selanjutnya? Sering kita dengar komentar: “Wayan itu titisan kakeknya.”
Lalu orang-orang yang masih menginga kakek Wayan akan menunjukkan bahwa Wayan benar-benaqr mirip kakeknya, caranya berjalan yang agak membungkuk padahal Wayan masih kanak-kanak, atau terkadang kata-kata yang terlontar dari mulutnya yang diingat orang sebagai kata-kata kakek Wayan. Aku sendiri punya pengalaman yang aneh. Kami tinggal di Bali dan kakakku tinggal di rumah kami di Malang.
Dia mempunyai anak perempuan yang mempunyai tiga orang anak laki-kali yakni Sandy, Aries dan Nabil. Si bungsu ini masih berusia dua tahun saat itu dan karena kami berpisah maka kami juga jarang bertemu.
Pada suatu hari kami pulang ke Malang mengengok ibu yang sakit dan di pintu masuk disambut oleh kakakku yang mengendomg cucu bungsunya itu. Kami berjabat tangan, namun bocah itu langsung berteriak:”Mami!” dan minta digendong istriku.
Aku tertegun. Bagaimana mungkin dia memanggil istriku dengan “mami”, bukan “uti” sebagai singkatan Eyang Putri? Dan dia memangil ibunya dengan kata “ibu” bukan “mami”.
Saat istriku beristirahat di kamar tengah yang punya dua tempat tidur: istriku di tempat tidur besar dan aku tidur di tempat tidur kecil, Nabil mengetuk pintu kamar dan kemudian naik ke tempat istriku berbaring dan memeluknya dengan kasih sayang.
Anak kami sulung, Wawan meninggal di salam sebuah kecelakaan lalu lintas, dan Dina, ibu Nabil ini saat itu belum menikah, masih menjadi mahasiswa sekolah pariwisata di Denpasar dan hadir di Singaraja, menunggui jenazah anak kami. Apakah karenannya kemenakanku ini dipilih Wawan untuk dititisi? Aku tak tahu, namun keanehan itulah yang terjadi.
Anehnya, Nabil selalu memanggilku dengan “mbah”, bukan “bapak”. Tentu saja aku tak boleh memaksanya memanggilku “bapak”, bukankah dia memang cucuku?
Kukira mimpi-mimpiku di masa tua dipengaruhi bacaanku dimasa remaja. Bisa jadi bukan masalah obat, sebab ketika aku berhenti meminum obat dan menggantinya dengan suplemen herbal, aku masih mengalami mimpi yang serupa. Misalnya, yang masih kuingat, aku pergi ke suatu tempat untuk membuang hajat.
Biasanya, kalau aku pergi ke tempat ini, aku selalu takut sebab tempat itu berhantu, menurut ingatanku dalam mimpi itu. Kalau aku menyalakan lampu, maka lampu listrik tak mau menyala. Ruang itu terdiri dari dua bagian, yakni yang luas,dan ada sekat kawat yang memisahkan dengan ruang yang lebih sempit.
Waktu aku datang, ruangan kecil itu menyala dan Pak Made Sutama, dekan fakultas kami, sedang berada di sana. Entah karena dia berada di sana aku tak merasa takut, atau karena dia punya “ilmu”.
Tetapi, soal dia “berilmu” barulah aku sadari sewaktu dia mengucapkan terimakasih kepada guru spiritualnya saat dia mengucapkan pidato pengukuhannya sebagai guru besar. Walau pada kali lain sebelumnya, dia sempat menelpon seseorang yang saya dengar sebagai gurunya sewaktu ada mahasiswa yang kesurupan, aku tidak menyadarinya saat aku bermimpi.
Namun, bisa jadi, menurut ahli psikologi, apa yang kita alami atau pikirkan selalu mengendap di dalam pikiran kita dan mampu muncul ke permukaan walau kita tak menyadarinya.
Itulah sebabnya seseorang pasien yang berkonsultasi psikologi sering diajak ngobrol oleh psikolognya agar yang terpendam bisa muncul ke permukaan. Itu katanya, kalau aku cukup pandai pasti aku sudah lulus dari studiku di Fakultas Psikologi. Nyatanya, aku malah menjadi sarjanan pendidikaan bahasa Inggris.
Padahal di dalam wawancara dengan ibu Munandar puluhan tahun lalu, saat aku melamar di Fakultas Psikologi,UI saat dia bertanya kenapa aku melamar di situ, aku jawab dengan ringkas: aku ingin jadi pengarang. Lho, kan aneh. Kenapa tak masuk Fakultas Sastra saja? Tapi bagiku tidak, sebab tak ada Jurusan Kepengarangan di fakultas itu.
Dan kebanyakan lulusannya memang tidak jadi pengarang, tetapi jadi ahli sastra, seperti puteri dekan kami di Fakultas Psikologi UI. Akhirnya, aku diterima juga sebagai mahasiswa psikoloi, berteman dengan para seniman. Hie Fon Sen adalah penyanyi dengan suara bergetar, menggetarkan ruangan saat dia membawakan lagu seriosa. Ada Sukiat yang akhirnya terkenal menjadi penulis cerita anak-anak, padahal akulah yang memperkenalkannya dengan dunia kepengarangan. Ada Susatiyo yang jadi esais unggul dan kemudian penyair perkemuka, walau dia gagal menjadi psikolog. Dia pasti tidak bodoh, sebab sekeluar dari fakultas, dia pergi ke Belgia dan menempuh ilmu disana.
Ada Hok Djin yang selain seorang sastrawan, juga seorang pelukis. Di rumahnya yang bertetangga dengan rumah Steve di Kebun Jeruk, dia menyimpan lukisannya di bawah kasur tempat tidur. Dia juga piawai memainkan gitar akustik, memainkan lagu klasik yang indah. Dialah yang berhasil menjadi sarjana psikologi dan kemudian menempuh studi doktor di luar negeri.
Katanya, dia dipanggil oleh seorang professor di luar negeri karena sang professor tertarik oleh tulisan-tulisannya yang bermutu. Sukiat juga menjadi doktor lokal.
Salim yang masuk fakultas setelah aku keluar, ikut keluar juga dan akhirnya pindah ke FISIP UI dan lulus sebagai ahli perfilman, namun mengambil program doktor di Ohio State University bidang politik. Eh, di masa tuanya dia malah menjadi duta besar. Di antara kami yang bergelut di bidang seni, hanya Susatyo yang menjadi seniman paling kaya, sebab dia mampu menggabungkan sastra dan jurnalistik, dan para “murid” nya menyebar kemana-mana. Siapa pun yang pernah bekerja di majalah yang dipimpinnya, sewaktu keluar dan mengembangkan di media lain selalu mengakui: “Aku sekolah disitu.”
Walau aku punya buku “The Interpretation of Dreams” yang kubeli saat aku menjadi mahasiswa Psikologi UI, dan sedikit-sedikit aku baca pula untuk melancarkan bahasa Inggrisku, aku tidak benar-benar mengerti isinya. Aku malah kecewa sebab buku itu banyak bercerita mengenai ahli mimpi dari masa yang jauh di masa lampau, dan tidak memberiku penjelasan yang ces-pleng mengenai mimpi.
Wah, kan ceritanya melantur. Lalu, bagimana ya soal mimpi yang berputar-putar? Aku tak tahu apakah akan berputar terus dan berbingkai-bingkai, seperti cerita berbingkai yang kukenal di dalam sastra lama. Bukanlah cerita berbingkai bisa juga diterapkan di dalam sastra masa kini?
Aku tak tahu apakah kisah seperti ini bisa menarik, sebab aku menuliskannya kesana-sini. Ngalor-ngidul, kangin-kauh dalam bahasa Balinya. Pasti pembaca marah dan merasa kupermainkan. Padahal aku benar-benar ingin menuliskannya. Sungguh!***
* Singaraja, November dan Desember 2010 dan Mei 2011
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar