Senin, 07 Maret 2011

Soeman Hs: Sentuhan Dakwah dalam Karyanya

UU Hamidy
Riau Pos, 13 Feb 2011

Kelemahan Kritik Sastra

KRITIK sastra paling kurang harus bagaikan seligi tajam bertimbal. Pada satu arah terhadap pengarang karya itu. Pengarang dapat mengetahui kebaikan dan kekurangan karyanya sehingga dia dapat membuat karya yang lebih baik. Pada arah yang satu lagi untuk para pembaca. Dari ulasan kritikus sastra, pembaca mendapat pemahaman atau apresiasi yang lebih memadai, sehingga dia dapat semakin suka membaca karya sastra.

Kritik sastra yang berlaku terhadap novel dan cerpen hampir tak pernah menyinggung masalah agama yang telah dilarutkan dalam watak dan tingkah-laku tokoh cerita. Para pengamat hanya menaruh perhatian pada pertikaian tokoh cerita yang disebabkan oleh faktor-faktor lahiriah semata. Para tokoh cerita hanya punya konflik dengan tokoh lain oleh faktor kepentingan hawa nafsu atau kepentingan dunia semata. Karena itu akar masalah pertikaian tokoh hanya dicari oleh kritikus pada sifat-sifat pribadi yang berkaitan dengan kepentingan hidup bendawi. Hampir tak pernah kita jumpai suatu telaah yang mencoba melihat perkara agama sebagai bagian yang mendasar dalam watak dan perilaku tokoh cerita.

Hal ini terjadi, karena memang banyak novel dan cerpen tidak memberikan kesan atau gambaran yang memadai tentang agama tokoh cerita. Karangan serupa itu sebenarnya dapat dikatakan sebagai karya yang bersifat sekuler. Sebab, pengarang memandang tidak perlu memberi warna agama terhadap perilaku tokoh cerita. Pengarang seperti ini sebenarnya tidak jelas niatnya untuk mengarang. Dia mungkin hanya mencari popularitas untuk mendapat nama sebagai pengarang. Karya serupa itu hanya dapat memberikan hiburan, tapi juga dapat memberikan perangai yang buruk kepada kalangan pembaca. Sebab, tak ada nilainya untuk memperbaiki martabat pembacanya. Pengarang ini termasuk orang yang paling merugi dalam perbuatannya, padahal dia menyangka telah berbuat sebaik-baiknya. Sebagaimana dibidas oleh Alquran dalam Surah al Kahfi ayat 101-104.

Meskipun demikian, pengarang yang punya niat baik telah memberi warna agama terhadap watak dan perilaku tokoh cerita. Novel Atheis karya Achdiat Karta Mihardja, telah menempatkan agama sebagai sumber konflik dalam cerita. Hasan sebagai pelaku utama terombang-ambing hidupnya setelah pindah dari Islam kepada komunis lantaran pengaruh cinta terhadap perempuan. Novel seakan hendak menandaskan bahwa cinta tanpa cahaya iman hanya bagaikan fatamorgana. Sementara Hamka melarutkan dakwah Islam dengan lembut dalam novel Di Bawah Lindungan Ka’bah. Dalam novel itu Hamka menggambarkan, mengganti cinta terhadap kekasih (manusia) dengan cinta terhadap Tuhan, benar-benar pilihan yang bijaksana. Sebab, cinta kepada kekasih akan luntur oleh ruang dan waktu. Sedangkan cinta terhadap Allah akan semakin cemerlang dan abadi. Karena itulah cinta terhadap Allah dan Rasul-Nya harus di atas segala cinta terhadap manusia, harta benda dan jabatan.

Lintasan Hidup

Soeman Hs adalah anak jati Riau. Sebab, beliau dilahirkan serta dibesarkan dalam masyarakat dan budaya Melayu. Dia lahir tahun 1904 di Bagangiapiapi, menghirup air dan udara budaya Melayu bersama dengan budak-budak Melayu di daerah itu. Meskipun ayah dan ibunya berasal dari Kotanopan (Mandailing), namun setelah bermukim di Bagansiapiapi, mereka memandang itulah kampung halamannya. Mereka tak mengenal lagi pulang kampung. Sebab, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

Soeman Hs adalah anak Wahid Hasibuan yang lebih terkenal dengan Lebai Hasyim bersama isterinya bernama Tarumun. Lebai Hasyim adalah orang terpandang di kampung itu. Dia seorang guru agama dengan gelar lebai, suatu gelar ulama dalam tradisi Melayu yang islami. Soeman sebagai anak ketiga telah menjadi anak yang saleh. Keluarga ini, di samping menunaikan rukun Islam dan rukun iman dengan taat, tentulah juga menjalankan syariat Islam dalam keluarganya.

Soeman masuk Sekolah Melayu tahun 1912-1918. Tahun 1918, lulus menjadi guru. Tahun 1923 tamat Normaaleursus Langsa, lalu diangkat jadi guru MIS di Siak Sri Indrapura. Tahun 1910 pindah ke Pasirpangaraian diangkat menjadi guru kepala Sekolah Melayu. Dalam zaman Jepang (1942-1945) meniadi singaku (penilik sekolah). Setelah pemulihan kedaulatan 1949 pindah ke Pekanbaru. Pada tahun 1960 pensiun dari penilik sekolah.

Soeman mulai mengarang tahun 1928. Tulisannya semula dimuat pada Pewarta Deli dan Sinar Deli terbitan Medan. Tulisan itu berupa berita kapal karam, perampokan serta kebakaran. Kemudian menulis untuk Panji Pustaka dan majalah Pujangga Baru terbitan Betawi (Jakarta). Novelnya yang pertama ialah Kasih Tak Terlerai, ditulis di Siak Sri Indrapura tahun 1929. Kemudian novelnya Mencari Pencuri Anak Perawan diterbitkan oleh Balai Pustaka tahum 1933. Karyanya yang lain ialah Tebusan Darah, Percobaan Setia dan kumpulan cerpen Kawan Bergelut.

Sentuhan Dakwah

Soeman Hs sebagai sastrawan atau pengarang telah mendapat pengakuan sebagai pengarang yang sulit dicari tandingannya. Dia dipandang sebagai pelopor cerita pendek. Dia diakui sebagai pengarang gaya jenaka yang segar. Kepadanya disematkan pula satu-satunya pengarang gaya detektif dalam belantara sastra Melayu Nusantara.

Tulisan yang sederhana ini mencoba melihat karangan Soeman dari sentuhan dakwah agama Islam. Kajian ini perlu dibuka, karena Soeman adalah seorang hamba Allah yang taat beragama Islam. Penampilan dan gaya hidunya benar-benar memberi kesan sebagai seorang mukmin yang menghayati agamanya.

Dia sungguh telah hadir, bukan hanya semata-mata sebagai guru dan pengarang, tetapi lebih-lebih di atas segalanya sebagai seorang mukmin yang memancarkan dakwah Islam dengan sinar wajahnya. Sungguh, dia telah membuktikan dirinya anak seorang lebai atau ulama.

Dengan sosok pribadi yang mulia itu tak mungkin Soeman hanya mengarang untuk sekadar karangan. Insan ini niscaya mengarang dengan niat yang ikhlas menyampaikan pesan-pesan kebenaran kepada khalayak, sebagaimana orang beriman dipanggil Allah berbuat demikian. Meskipun nama Soeman telah harum sebagai pengarang yang piawai, namun hal itu terkesan bukanlah tujuannya, sebagaimana banyak diharapkan oleh para sastrawan dewasa ini. Itu terbukti dari sambutan atau reaksi Soeman sendiri, yang hanya biasa-biasa saja terhadap julukan atau pujian yang diarahkan kepadanya. Gaya dan penampilannya tidak berubah oleh pujian itu.

Novelnya yang bertajuk Percobaan Setia telah memberi tekanan bahwa kesetiaan tidak akan diterima tanpa lebih dahulu mendapat cobaan. Dalam cobaan itulah akan terbukti seseorang setia atau tidak. Hal ini sejalan dengan panduan agama Islam yang dianut oleh orang Melayu, yang tertera dalam Alquran Surah Al-Ankabut ayat 2 yang artinya, “Apakah manusia akan dibiarkan berkata ‘kami telah beriman’ padahal mereka belum diuji?”

Novel Percobaan Setia menggambarkan kesetiaan yang tahan uji. Tokoh utama Syamsuddin, mula-mula kematian ayah, sehingga jadi yatim. Lalu diejek oleh teman-temannya dengan panggilan Syamsuwalyati. Kemudian difitnah hendak berbuat serong. Muncul lagi ujian kecurian uang bahkan kakinya patah. Sementara temannya sendiri telah menipunya.

Meskipun Syamsuddin telah terbayang sebagai pribadi yang tahan uji kesetiaannya, tetapi sebagai manusia yang punya sifat tergesa-gesa dia tergelincir juga oleh syaitan dalam perbuatan kecil. Ketika kesulitan dalam kapal, dia terpaksa pura-pura bisu dan menjual ketela dengan sedikit bual. Hal ini diakui oleh tokoh cerita sebagai dosanya, sebagaimana dia berkata, “Hanya kurasa banyak amat aku berdusta, suatu yang tidak patut dilakukan seorang haji yang sudah menempuh Tanah Suci namanya”.

Dalam kumpulan cerpen Kawan Bergelut, Soeman paling kurang memberikan tiga sentuhan dakwah. Pertama, dalam cerpen ‘’Fatwa Membawa Kecewa” Soeman seakan memberi peringatan agar hati-hatilah menjadi ulama. Kalau akhlak belum baik, ajaran Islam tidak akan mangkus disampaikan. Bahkan dapat merugikan diri sendiri. Begitulah Lebai Saleh punya tabiat buruk, suka meminta segan memberi. Dia memberi fatwa agar banyak bersedekah dengan harapan orang berjejal-jejal bersedekah kepadanya. Walhasil, ketika isterinya bersedekah kepada tamunya, dia marah-marah. Maka, terbukalah rahasia perangai lebai yang pelahap itu.

Kemudian dalam cerpen ‘’Selimut Bertuah’’ pengarang yang piawai ini memberikan kritik, apa yang terjadi jika suami tidak lagi memegang kemudi rumah tangga. Kalau sudah isteri merasa lebih kuasa dari suami, maka kata Soeman ‘’tuah betina celaka jantan”. Begitulah Cik Dang yang lemah iman telah mencintai isterinya di atas segala yang ada. Dia selalu berusaha menyenangkan hati isterinya dengan berbagai cara, sehingga “senyum isterinya menjatuhkan Cik Dang kepada budak”.

Novel Tebusan Darah telah dihidangkan oleh Soeman kepada khalayak untuk menyampaikan kebenaran, bahwa Islam itu tinggi, tidak ada yang akan dapat menandinginya. Amin sebagai tokoh utama dalam cerita telah dipertemukan dengan gadis bernama Annie, keturunan orang Eropa yang memperisteri perempuan Cina. Ayah Annie bernama Sir Djoon adalah polisi mata-mata. Amin sebagai bujang Melayu bekerja menjadi kerani. Penampilan Amin dengan akhlak yang halus serta budi bahasa yang lembut, telah memperbaiki martabatnya di mata majikannya. Berkat kejujuran dan kecerdasannya, Amin kemudian diangkat oleh Sir Djoon menjadi pembantunya dalam tugas kepolisian.

Dalam suatu pertarungan dengan kawanan penjahat, Amin dengan tangkas berhasil melumpuhkan lawannya, sehingga Sir Djoon selamat dari maut. Keadaan ini membuat hubungan jadi berbalik. Semula Amin yang merasa berhutang budi kepada Sir Djoon, tapi kemudian malah Sir Djoon dan keluarganya yang merasa berhutang budi pada Amin. Maka, Sir Djoon dengan persetujuan isteri dan anaknya mengambil kata putus untuk mempertemukan Amin dengan annie sebagai suami-isteri.

Sungguh pun pada zahirnya Amin terkesan gembira telah bertunangan dengan Annie, karena anak gadis itu memang telah lama menyentuh hatinya, tetapi batinnya tetap gelisah. Amin menyadari bahwa rumah tangga hanya dapat memberikan ketenangan dan kebahagiaan dalam tatanan syariah Islam. Tanpa syariah lslam, tiap kebahagiaan adalah bayangan yang akan hilang. Kegelisahan itu rupanya dapat dikesan oleh Annie. Tetapi sementara itu, Annie sudah melihat bukti, betapa akhlak mulia yang terpancar dari Amin, berkat ketaatannya melaksanakan syariah Islam secara utuh. Annie menyadari, akhlak mulia yang terpancar melalui budi pekerti yang halus pada Amin, karena bersandar pada iman yang kokoh. Berada di atas nilai segala harta benda, keturunan dan kedudukan. Islam memang membuat hidup manusia jadi mulia. Maka, dengan tiada keraguan Annie mengucapkan Dua Kalimah Syahadat di hadapan Amin, pertanda dia rela memeluk Islam dengan ikhlas, demi mencapai kebahagiaan yang abadi.***

UU Hamidy, budayawan Riau. Telah menulis puluhan buku tentang sastra dan budaya. Bermastautin di Pekanbaru

Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/02/soeman-hs-sentuhan-dakwah-dalam.html

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar