Selasa, 08 Maret 2011

Lewat Puisi dan Prosa

Mengenang 100 Tahun Kelahiran Sutan Takdir Alisjahbana
Susianna
http://www.suarakarya-online.com/

Ibarat pepatah, manusia mati meninggalkan nama, almarhum Sutan Takdir Alisjahbana yang akrab disebut STA atau Takdir masih tetap dikenang. Almarhum meninggalkan warisan sejumlah karya dan pemikiran, khususnya di bidang bahasa, sastra (esai. Novel/roman dan puisi), kebudayaan, filsafat, pendidikan dan pengetahuan pada umumnya.

Almarhum lahir tanggal 11 Februari 1908 di Natal (Sumatera Utara) dan meninggal tanggal 17 Juli 1994 di Jakarta.

Memperinganti 100 tahun kelahiran Takdir, 11 Februari 2008, Dewan Kesenian Jakarta, bekerja sama antara lain dengan Yayasan Sutan Takdir Alisjahbana menghadirkan acara : 100 Tahun STA : Menimbang Kembali Pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana. Acara yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam dihadiri wartawan senior, seniman, penulis, penyair dan keluarga STA serta undangan lainnya di Pusat Kesenian Jakarta – Taman Ismall Marzuki, Selasa (25/3) lalu.

Dalam diskusi yang dipandu Wicaksono Adi mengfokuskan STA sebagai budayawan, ahli bahasa dan sastrawan. Hal ini tersirat dalan sejumlah makalah pembicara yaitu Goenawan Mohamad membahas STA Sebuah Prosa, Jos Daniel Parera mengangkat topik kebahasaan (linguistik) dan Nirwan Ahmad Arsuka berbicara tentang Autopoiesis Takdir. Demikian juga pada pidato pembukaan yang disampaikan Jakob Oetama dan salah seorang putri almarhum Tamalia Alisjahbana.

Pidato pembukaan Jakob Oetama dalam makalahnya bertajuk STA Sebagai Budayawan, yang dibacakan St Sularto, mengatakan STA bersosok budayawan, budayawan yang lengkap. Ia budayawan dalam arti seniman terutama seni sastra. Ia juga budayawan dalam arti memiliki pandangan hidup, sikap, nilai-nilai dan orientasi.

Tamalia Alisjahbana SH, LLB (Cantab), LLM, menyinggung bahwa Takdir tergerak dan tersentuh oleh ikrar Sumpah Pemuda, terutama pada isi ketiga yaitu satu bahasa. Kenapa, karena ia telah mempelajari sendiri tata-bahasa dan teori linguistik. Ia mengerti betul apa artinya satu bahasa bagi persatuan Nusantara. Karena, isinya sejalan dengan bisikan hati nurani banyak kaum muda dan Takdir menanggapi dengan penuh semangat. Sebelumnya Takdir sudah aktif di Jong Sumateranen Bond di Sumatera dam kemudian di Jawa. Pada tahun 1928, almarhum menerbitkan dan memimpin majalah Semangat Muda, meneruskan semangat Sumpah Pemuda. Almarhum menyadari betul bahwa Sumpah Pemuda adalah lahirnya Indonesia secara spritual. Tahun 1933 Takdir mencetuskan Polemik Kebudayaan pada Kongres Pendidikan di Solo.

Puisi Baru

Goenawan Mohamad cenderung membicarakan sajak Takdir antara lain yang terkenal, “Menuju Ke Laut” – yang hendak menggambarkan perubahan hidup dari “tasik yang tenang” ke dalam laut yang penuh tantangan – juga tak melukiskan sebuah samudra yang ganas dan gelap gelita. Laut Takdir adalah sebuah “gelanggang biru” yang mengandung “ombak ria” dan angin yang bisa diajak “bergurau”.

Bukannya tanpa kesedihan. Kumpulan sajak Takdir berjudul Tebaran Mega mengandung sejumlah sajak yang mengandung tangis. Tapi di sana pula Takdir menulis, sebagai penutup sajak “Api Suci”, satu kalimat yang agaknya mewakili sikap hidupnya: “Nyanyian semata bunyi jeritku.”

Dalam kata pengantarnya untuk antologi Puisi Baru, Takdir menyebut dengan bersemangat bagaimana angkatan muda Indonesia “tiada berapa banyak bedanya dengan ‘manusia bebas dan perkasa’ Eropa.”

Tapi dengan menjadikan diri demikian itulah lahir nasionalisme. Nasionalisme ini tak berangkat dari ingatan tentang masa lampau, tentang akar budaya atau biologi; ia bahkan tak berangkat dari akar apapun; ia lahir dari hasrat membangun sesuatu yang baru.

Seperti kata Takdir ketika ia membahas “sajak kebangsaan” dalam Kebangkitan Puisi Baru:… bangsa dalam arti yang lama sesuatu pengertian anthropologi dan ethnologi, bangsa dalam arti yang modern satu nation, ialah pengertian politik, yang bersandar pada sikap jiwa yang tentu kemauannya, tentu perasaan dan pikirannya dan tentu cita-citanya.. Atau, seperti kata Takdir dalam pengantar Puisi Baru: Puisi modern itu individualistis, yaitu mengemukakan perasaan dan pikiran sendiri.

Dan perasaan dan pikiran sendiri itu mesti senyala-nyalanya, sehidup-hidupnya, selangsung-langsungnya ke luar dari jiwa orang yang menciptakannya. Keaslian menjadi semboyan yang dipegang teguh segala orang.

Takdir mengumpamakan sebuah sajak ibarat “nyanyian unggas di dahan” atau “teja” di “langit-senja”. Sajak hadir tanpa dirancang. “Tak ia diatur dan disusun”, katanya. “Perasaan datang memenuhi jiwa pujangga dan tiadalah jalan yang lain baginya [selain] melepaskan perasaan yang berlimpah-limpah itu”. Seorang penyair (seperti Tatengkeng) tak dapat menahan kalbunya [yang] mengeluarkan tempik sorak yang gemuruh datang membanjir.Di situ Takdir mengakui: dalam proses kreatif yang sesungguhnya, subyek tak hadir. Tapi Takdir tak selamanya berada dalam pendirian itu. Ia juga meneguhkan yang sebaliknya.

Dalam Kebangkitan Puisi Baru ia justru memberi sang subyek peran menata bentuk. Ia mengritik sebagian sajak Armijn Pane yang punya kecenderungan “menjadi anarki”.

Ia juga mengecam puisi lama sebagai puisi yang tak memiliki (“tak ada”) “suatu perasaan yang memimpin dari dalam”. Dalam puisi lama, kata Takdir, “pujangganya tiada terus menerus didorong oleh kegairahan menciptakan”.

Takdir menulis Kebangkitan Puisi Baru di tahun 1930-an. Dalam pengantarnya untuk Puisi Baru, Takdir mengatakan bahwa puisi zamannya “langsung dipengaruhi” oleh puisi internasional. Tapi kita lihat begitu jauh jarak Pujangga Baru dari sastra dunia sezamannya atau lebih tepat, jarak Takdir dari modernisme.

5 April 2008

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar