Salman Rusydie Anwar
http://airbeningkehidupan.blogspot.com/
Beberapa tempo waktu yang lalu, seorang kawan memberitahu saya tentang adanya pemilihan lurah di sebuah tempat. Tetapi dia tidak hanya berhenti pada sebatas pemberitahuan itu, melainkan juga mengajak saya untuk memberikan suara terhadap siapa kira-kira orang yang akan saya dukung pada pemilihan tersebut.
“Saya ini dari sebuah lembaga survei independen yang akan menjamin kerahasiaan suara dukungan Anda,” katanya dalam sebuah ponsel genggam, “Jadi, santai saja, Bro. Semuanya aman dan terjamin,” lanjutnya meyakinkan.
Saya kemudian buru-buru mengonfirmasi kawan yang lain untuk menanyakan siapa saja orang yang ikut dalam kompetisi pemilihan lurah itu. Dan setelah mendapatkan jawaban, saya langsung melakukan identifikasi terhadap kontestan yang ternyata jumlahnya hanya dua orang itu.
Dalam hati saya berjanji, bahwa dalam melakukan identifikasi itu saya akan mempraktekkan ilmu katuranggan, yaitu metode untuk mengenali, mengidentifikasi, menyelami, memetakan dan menggambarkan pola-pola watak dari kedua kontestan tersebut. Sebenarnya saya tidak yakin akan bisa mempraktekkan ilmu ini dengan benar sebagaimana para begawan masa lalu. Namun saya tetap ngotot untuk melakukannya.
Dan akhirnya, di tengah-tengah kesibukan melakukan identifikasi semacam itu, saya kemudian teringat dengan dua pujangga dan begawan besar dari abad lalu yang berbeda, yaitu Syekh Ali Syamsu Zen dan Ronggowarsito. Meski masa hidup kedua manusia besar nusantara ini berlainan waktu, tetapi pandangan keduanya terhadap masalah kepemimpinan nampaknya tidak jauh berbeda. Keduanya membuat parameter khusus bahwa siapa saja yang hendak diangkat menjadi pemimpin, maka faktor pertama yang harus diperhatikan adalah adanya kualitas Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu bagi para calon pemimpin tersebut.
Setelah mengingat semuanya saya juga mencoba mengingat-ngingat lagi dua kontestan yang hendak maju menjadi lurah itu. Saya menjadikan kenangan kebersamaan saya bersama keduanya beberapa tahun yang lalu sebagai jalan untuk mengenali lebih dalam watak keduanya dan mencoba menemukan apakah pada diri mereka berdua terdapat kualitas Satrio atau tidak.
Kualitas Satrio tidak lain adalah bahwa seorang pemimpin haruslah cakap, ulet, memiliki naluri sebagai seorang pejuang, profesional, menguasai masalah serta mampu mencarikan solusi atas persoalan yang ada. Tentang kualitas ini, saya yakin bahwa dua kawan saya yang menjadi kontestan untuk menduduki kursi lurah itu sudah memilikinya. Mereka adalah kaum terpelajar dan juga intelektual dimana karya-karya mereka (sebagai salah satu bukti keintelektualannya) sudah banyak menghiasi media massa. Saya lega. Ilmu katuranggan saya nampaknya berhasil dipraktekkan.
Tapi memegang kualitas Satrio saja tidak cukup karena sebenarnya masih ada kualitas yang lebih tinggi dari kualitas itu. Yakni kualitas Pinandhito. Kualitas ini mencerminkan bahwa seorang pemimpin harus tidak terpesona dengan kedudukan, harta dan popularitas, konsep serta filosofi hidupnya matang-mendalam, memiliki wisdom, mampu bersikap arif dan adil dalam menjalani kehidupan yang nyata, berkadar pemimpin rohani atau menurut istilah intelektual mereka adalah spiritually grounded.
Tentang kualitas yang satu ini tentu saya tidak memiliki kewenangan apa-apa untuk berbicara lebih jauh. Yang berhak untuk mengetahui apakah pada kedua calon lurah itu terdapat kualitas Pinandhito atau tidak adalah diri mereka sendiri. Terutama mereka harus jujur apakah selama ini dalam dirinya terdapat keterpesonaan pada kedudukan, harta dan popularitas atau tidak sama sekali.
Tetapi saya berani mengatakan bahwa mungkin saja dua kontestan lurah itu tidak akan terpesona pada harta, kedudukan dan popularitas yang ada dalam jabatan lurah yang ditawarkan kepada mereka. Bagaimana mungkin mereka akan berpikir ke arah sana, lha wong mereka tidak akan digaji kok. Mereka hanya diminta untuk mengurus suatu komunitas “masyarakat” dengan ilmu, pengorbanan dan perjuangan mereka tanpa ada imbalan apa-apa. Keterpesonaan itu barangkali akan muncul jika mereka ditawari untuk menduduki posisi yang lebih bergengsi dari sekadar lurah.
“Coba saja nanti kita tanya pada keduanya,” pikir saya.
Saya pun beranjak pada identifikasi berikutnya bahwa kualitas Satrio Pinandhito masih belum lengkap tanpa kualitas lainnya, yaitu kualitas Sinisihan Wahyu. Prinsip kualitas ini sangatlah berat karena harus ada kejelasan apakah para kontestan yang “bertarung” dan para pemilih yang hendak memberikan suaranya sudah sesuai dengan kehendak Yang Di Atas. Artinya, dalam pemilihan itu harus tampak indikator bahwa Tuhan ikut berperan aktif dalam jalannya pemilihan. Sayang saya tidak bisa mengikuti pemilihan itu sehingga saya tidak tahu apakah kualitas ini berlangsung atau tidak dalam pemilihan itu.
“Lalu kenapa harus ada kualitas Sinisihan Wahyu. Kenapa harus ada indikator bahwa Tuhan harus dilibatkan dalam pemilihan itu?” terdengar hati saya bertanya-tanya.
Saya berpikir dan berusaha menemukan alasannya hingga kemudian saya temukan jawabannya. Jika Tuhan berperan aktif dalam jalannya suatu pemilihan dan bahkan Ia juga turut berbuat dengan cara diarahkannya pikiran serta tenaga para pemilih untuk memilih satu dari kedua kontestan, maka hasil pilihan itu kemungkinan besar pasti benar dan mutlak tidak bisa dikalahkan.
“Apa benar begitu sih?” saya tiba-tiba dihinggapi keraguan atas alasan dan jawaban dari pertanyaan saya sendiri.
Tetapi puji Tuhan! Saya akhirnya ingat sesuatu. Tiga hari sebelum pemilihan itu berlangsung, salah satu kontestan lurah ber SMS-an dengan saya. Dia bertanya dalam SMS-nya kepada saya setelah ngobrol panjang lebar sebelumnya seputar dirinya yang dicalonkan menjadi lurah
“Bagaimana mengetahui bahwa Tuhan berkehendak atas diri saya dalam pencalonan untuk menjadi lurah?” tanyanya waktu itu. Dan saya hanya menjawab begini:
“Sederhananya dapat diketahui melalui ketentuan dan keputusan orang lain atas diri kita. Prinsipnya, sebagaimana dalam ushul fiqh adalah Maa roaahul muslimiina hasanan, fahuwa ‘indallahi hasanun.”
Tetapi apakah hasil pemilihan lurah ini memang benar-benar sesuai dengan kehendak Tuhan, itu akan bisa dilihat dari kesungguhan lurah terpilih dalam berjuang dan juga dari kejujuran sikap para pemilihnya untuk tidak berkhianat. Kenapa demikian? Sebab biasanya warga di daerah situ hanya senang memilih lurah dengan beradu alasan-alasan ilmiah. Tetapi setelah lurahnya terpilih, mereka enggan mematuhi peraturan yang dibuat si lurah dan bahkan menentangnya. Padahal, mereka sendiri yang memilihnya. Ini kan pengkhianatan namanya!
Pesantren Hasyim Asy’arie
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar