Minggu, 02 Januari 2011

Bukittinggi di Peta Sastra

Adek Alwi*
http://www.suarakarya-online.com/

KOTA Bukittinggi, Sumatera Barat, boleh jadi sudah lenyap dalam peta sastra Indonesia. Atau bulatan-merahnya yang dulu tegas, nyata, sekarang samar saja. Tidak terdengar lagi aktivitas sastra di kota itu.

Juga tak terbaca karya sastrawan yang ada di kota itu, misalnya dalam jurnal dan majalah sastra atau ruang-ruang sastra surat kabar. Beda dengan kota tetangganya, dan yang lebih kecil, Payakumbuh. Payakumbuh satu-dua dasawarsa terakhir bersinar dengan kegiatan sastra serta karya sastrawan yang berdomisili di sana, seperti Gus tf, Adri Sandra, Iyut Fitra dan banyak yang lainnya.

Sebenarnya, pada dasawarsa 1950-an dan paling tidak sampai penggal pertama 1960-an, Bukittinggi justru kota penting dalam atlas sastra Indonesia. Keberadaannya tak hanya patut ditandai bulatan-merah, melainkan bulatan yang dikurung segi-empat. Persis keberadaan kota itu pada peta bumi Indonesia masa itu, yakni ibu kota Provinsi Sumatera Tengah (Sumatera Barat-Riau-Jambi); atau beberapa tahun sebelumnya, yaitu sebagai ibu kota PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia), ketika ibu kota RI, Yogyakarta, diduduki oleh Belanda.

Bukittinggi pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an bercahaya dalam jagat sastra Indonesia tentu tak ada kaitannya (secara langsung) dengan statusnya sebagai ibu kota provinsi berdaerah luas, atau ibu kota pemerintah darurat republik. Tapi, lebih karena, (1) di kota itu tinggal sejumlah sastrawan yang menghidupkan kegiatan sastra, dan (2) adanya penerbit yang memiliki komitmen menakjubkan terhadap kehidupan sastra.

AA Navis dkk
Sastrawan yang menetap di Bukittinggi pada dekade 1950-an diantaranya ialah AA Navis, juga sastrawan yang lebih muda, seperti Rusli Marzuki Saria, Nasrul Sidik, Motinggo Busye (sebelum kuliah sekaligus pindah ke Yogya). Merekalah, antara lain, yang menghidupkan kegiatan sastra di kota itu, dengan berbagai diskusi, pembacaan serta ulasan puisi di RRI Bukittinggi, dan (sudah tentu) penulisan karya-karya sastra secara individual. Cerpen Robohnya Surau Kami Navis yang terkenal itu juga dia tulis di kota itu, bulan Maret 1955, dan dimuat dalam Majalah Kisah edisi No.5/Th III Mei 1955. Lalu meraih Hadiah Majalah Kisah, pada tahun yang sama.

Rusli Marzuki Saria kemudian kita kenal sebagai penyair yang tak putus-putus berkarya, sehingga melahirkan banyak sekali kumpulan puisi (diantaranya: Pada Hari Ini Pada Jantung Hari; Ada Ratap Ada Nyanyi; Sendiri-Sendiri, Sebaris-Sebaris dan Sajak-Sajak Bulan Februari; Sembilu Darah). Rusli juga pernah jadi anggota DPRD Tk II Kodya Padang, dan redaktur kebudayaan (kini pensiun) Harian Haluan, Padang. Selama di Haluan pula (puluan tahun) ia menyediakan ruang untuk tempat anak-anak muda berolah sastra, dan kemudian tumbuh sebagai pengarang ataupun penyair andal.

Nasrul Sidik tokoh pers di Padang, dan terakhir Pemimpin Redaksi Mingguan Canang. Sedangkan Motinggo Busye adalah seniman sangat produktif, menunjukkan reputasinya di berbagai cabang kesenian: sastra (cerpen, novel, sajak, naskah drama), penulisan skenario maupun sutradara film, dan juga seni rupa dengan melukis.

Penerbit Nusantara
Mungkin tak banyak yang tahu bahwa Rendra, selain penyair, pemain film dan dramawan, adalah juga pengarang cerpen. Kumpulan cerpennya, Ia Sudah Bertualang (yang memuat sembilan cerpen) diterbitkan oleh NV Nusantara, Bukittinggi, tahun 1963.

Penerbit (juga percetakan) Nusantara berkantor pusat di Bukittinggi (cabang di Jakarta), dan sejak pertengahan 1950-an hingga pertengahan ’60-an aktif menerbitkan karya sastra. Dedikasi Nusantara dalam hal ini sungguh menakjubkan (apalagi dilihat dari kacamata masa kini yang amat berorientasi ekonomis), karena menerbitkan karya sastra merupakan proyek rugi. Namun, langkah Nusantara itu dapat dimaklumi bila tahu siapa di balik penerbit tersebut.

Penerbit NV Nusantara didirikan Anwar Sutan Saidi, kelahiran Sungai Puar, Bukittinggi, 1910. Ia seorang saudagar, aktivis pergerakan, pejuang. Dia juga tokoh utama pendiri Bank Nasional tahun 1930 di Bukittinggi, yang latar belakang kelahiran bank ini khas mencerminkan semangat zaman itu: memajukan perekonomian rakyat yang tertindas oleh penjajah.

Pertengahan 1950-an Anwar Sutan Saidi menjabat Presdir NV Nusantara, dan anaknya, Rustam Anwar, selaku direktur. Sang anak rupanya tidak kalah idealis dari ayah. Maka mengalirlah lewat Penerbit NV Nusantara karya para sastrawan Indonesia yang tumbuh dan berkembang pada dekade 1950-an hingga paruh pertama 1960-an.

Di samping kumpulan cerpen Rendra di atas misalnya, Nusantara menerbitkan kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami dan Hujan Panas (AA Navis); Di Tengah Padang (A Bastari Asnin); Pertemuan Kembali (Ajip Rosidi); Malam Bimbang dan Supir Gila (Ali Audah); Datang Malam (Bokor Hutasuhut); Umi Kalsum (Djamil Suherman); Pesta Menghela Kayu dan Dara Di Balik Kaca (Dt B Nurdin Jacub); Dua Dunia (Nh Dini); Lukisan Dinding (M Alwan Tafsiri); Keberanian Manusia dan Matahari Dalam Kelam (Motinggo Busye); Sekelumit Nyanyian Sunda (Nasjah Djamin); Mabuk Sake (Purnawan Tjondronagoro); Di Luar Dugaan dan Istri Seorang Sahabat (Soewardi Idris); Perjuangan dan Hati Perempuan (Titie Said); Di Medan Perang (Trisnojuwono). Beberapa kumplan cerpen ini mengalami cetak ulang, paling tidak dua kali, oleh penerbit yang sama.

Selain itu juga diterbitkan NV Nusantara sejumlah novel asli Indonsia, antara lain Kemarau (AA Navis); Tidak Menyerah (Motinggo Busye); Hati Yang Damai (Nh Dini); Midah Si Manis Bergigi Emas (Pramoedya Ananta Toer); Mendarat Kembali (Purnawan Tjondronagoro); Di Balik Pagar Kawat Berduri (Trisnojuwono). Dan juga terjemahan karya-karya pengarang luar seperti karya “raksasa” sastra Rusia masa lalu, Maxim Gorki.

Dengan buku-buku terbitan Nusantara itu, tak pelak jagat sastra Indonesia pun semarak serta semakin kaya pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an. Dan Bukittinggi, ditambah dengan aktivitas para sastrawan yang saat itu bermukim di sana, menerakan keberadaannya dalam peta sastra Tanah Air dengan bulatan merah yang tegas. Malah, bulatan yang dikurung tanda segi-empat, menyamai Yogya dan nyaris Jakarta!

Namun tanda itu belakangan pudar. Bukittinggi tinggal sejarah, persis posisi kota itu dalam sejarah Indonesia. Dan kita tidak tahu kenapa. Memang ironi, tetapi, bagaimana lagi? Sebab agaknya benar petuah orang bijak: mempertahankan lebih sulit ketimbang merebut. Apalagi, pada zaman yang menderas dengan semangat yang tak menyentuh (dan malah dapat membunuh) daya hidup sastra, seperti dewasa ini.***

*) Penulis, sastrawan dan wartawan

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar