Kamis, 23 Desember 2010

Teks Klasik Dan Pembentukan Budaya Daerah

Agus Sulton
http://forumsastrajombang.blogspot.com/

/1/
Penyebutan istilah ”klasik” pada teks-teks sastra atau teks sumber sejarah hakikatnya lebih berkenaan dengan masalah waktu. Apabila dilihat dari sifat pengungkapannya, dapat dikatakan bahwa kebanyakan isinya mengacu kepada sifat religius, histories, didaktis, dan belletri. Ini berarti bahwa penetapan periodisasi bagi periode sastra klasik tidak dapat dipastikan secara pasti, seperti apa yang terjadi dalam sastra Indonesia, mungkin karena penciptaan manuskrip tidak dapat diketahui secara pasti. Dalam hal ini, sastra klasik konsep awalnya lebih mengarah untuk mempengarui suatu kelompok masyarakat agar mengikuti pada kelompok tertentu, atas dasar menyampaikan ajaran-ajaran yang akhirnya dapat mendogmatisasi kemudian menjalankannya secara taqlid, sehingga bagi literator atau pencipta dari kalangan bukan abdi dalem keraton jarang mencantumkan nama pengarang atau tahun penciptaan teks itu sendiri.

Teks klasik yang tulis tangan ini dipandang sebagai hasil budaya masa lampau yang dinamakan dengan manuskrip. Teks manuskrip merupakan suatu keutuhan dan di dalamnya banyak menyimpan pesan atau ajaran tertentu. Pesan yang terbaca dalam teks secara fungsional berhubungan erat dengan culture society dan dengan bentuk kesenian lainnya. Dilihat dari makna yang dikandugnya, wacana yang berupa teks klasik itu mengemban fungsi tertentu, yaitu pembentukan pola pikir, nilai kejujuran, nilai kedisiplinan, nilai cinta kasih sesamanya, atau bahkan norma-norma lain, yang bisa diaktualisasi (relevan) bila diterapkan dalam kehidupan pada masa sekarang. Seperti apa yang terdapat dalam teks Syair Kanjeng Nabi (As. Ar. 12) dan Aji Saka Versi Islam (As. Ar. 7), dalam teks manuskrip tersebut banyak mengajarkan mengenai cara bersikap dan bertingkah laku yang baik, serta digambarkan pula mengenai sikap dan tingkah laku yang semestinya tidak kita dilakukan.

/2/
Menggali dan menemukan kembali sumber-sumber budaya masa lampau dengan memperhitungkan kearifan lokal (daerah) merupakan bagian dari upaya membangun identitas bangsa sebagai landasan bagi pembentukan jatidiri bangsa, karena kearifan ini merupakan akar suatu bangsa dalam pembentukan karakter dan akhirnya memunculkan suatu yang kreatif dan intensif.

Dalam perspektif historis, proses semacam itu tidak lepas dari ketergantungan daya dukung masyarakat sebagai agen pewaris sekaligus pengembang kultural yang seharusnya mampu bersikap plural akan dunia hiperrealitas, tetapi ada semacam imperatis yang mendesak untuk diaktualisasikan dari berbagai sudut pandang bukannya penjinakan sosial budaya atau sejenis tumbal modernitas.

Persoalan minat lagi-lagi menjadi suatu kendala tersendiri, mengingat karagu-raguan atau bahkan melestarikan suatu budaya lokal seringkali kurang bisa diuntungkan secara meterial atau rasa gensi yang begitu tinggi, Prof. Sayuti menyebutnya sebagai isu kemanusiaan yang bersifat sentral. Hal tersebut akan menjadi lebih jelas takkala peneliti dari luar negeri saat ini banyak bergentayangan memburu dan menggali berlian yang terkandung di dalam manuskrip (teks klasik). Kita (masyarakat Indonesia) sudah merasa kesakitan terhadap perampasan dan pembakaran manuskrip-manuskrip daerah yang dilakukan oleh pihak Kolonial akan pelegitimasian seseorang yang haus kekuasaan, akhirnya berakibat pada teror mental generasi berikutnya yang lebih memandang sikap apatis terhadap manuskrip. Kondisi seperti ini—diperparah lagi dengan sikap masyarakat kita saat ini yang selalu bersabar menunggu pihak asing untuk menggali sumber budaya lokal dan akhirnya menentukan arah gerak sejarah Indonesia atau daerah.

Dari situasi yang seperti itu, seharusnya kita bisa jadikan sebagai kristalisasi dan rasa nasionalisme, bukan sekedar obrolan ”warung kopi” oleh para mahasiswa atau dosen yang berkecimpung di ranah budaya atau filologi. Karena dengan cara demikian kita dapat berkomunikasi dengan orang-orang pada abad lalu, atau semacam penghubung terhadap orang pendahulu kita, salah satunya berupa manuskrip.

/3/
Tidak ada salahnya kita belajar dari sejarah masa lampau, dari sini kita dapat memperoleh berbagai macam informasi baik mengenai sejarah babad atau sejenisnya. Misalnya, kita dapat mengisahkan tentang pembakaran buku keagamaan dan kesejarahan atas perintah Sultan Demak sesudah Majapahit jatuh—sumber ini juga diperoleh dari manuskrip, yaitu dalam salah satu episode manuskrip Babad Kediri.

Manuskrip di sini diperankan sebagai sumber dari budaya itu sendiri, penggalian internalisasi terhadap nilai-nilai yang terbentuk bertahun-tahun yang membentuk budaya, hal ini akan tergerogoti oleh nilai-nilai luar apabila tidak dibarengi dengan komitmen yang kuat. Karena budaya merupakan suatu cara pandang akan dunia dan realitas yang dijalani saat ini atau sebagai word of view bagi pembentukan jiwa seseorang.

Dasar budaya suatu masyarakat itulah yang akhirnya membuka kemungkinan bagi demokrasi pluralisme secara Nasional. Manuskrip atau sumber budaya lainnya— menjadikan kristalisasi akan hal ini. Apabila kristalisasi ini benar-benar dipahami, maka akan memberikan poin untuk menuju pintu gerbang sebagai masyarakat yang bangga terhadap budaya daerah. Bukan suatu yang harus terbelakang dan rasa hormat yang dibuat-buat atas segala sesuatu yang modern, Robson menyebutnya sebagai masyarakat yang mempunyai rasa rendah diri budaya, padahal membentuk kebudaya nasional tidak lepas dari puncak-puncak budaya daerah.

Namun, kita petut berbangga diri dengan kondisi globalisasi yang semakin seragam ini, saudara Fahrudin Nasrullah mampu memberikan sumbangan dengan mengungkap sejarah ludruk Jombang—yang selama ini dianggap sebagai poros produk Jombang. Posisi harmoni seperti ini akhirnya mampu memberikan suatu ”roh pembangunan” dengan mengkristalisasi kearifan-kearifan lokal—yang selanjutnya budaya daerah tersebut memiliki aspek definitif, yaitu budi dan daya. Budi merupakan bagian dari sistem nilai dan estetika yang terwujud dalam perilaku. Sementara daya merupakan keberdayaan buah tangan dari pemahaman hidup seseorang.

Sudah saatnya bagi pihak yang sadar akan perstasi masa lampau—untuk segera melakukan gerakan atau semacam reaksi penggalian dan melestarikan budaya daerah. Dalam hal ini, Departeman Pendidikan Nasional, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Dewan Kesenian, atau sanggar-sanggar budaya yang mempunyai orientasi signifikan untuk meningkatkan kinerja dan kerjasamanya.

Dengan demikian, ajaran ”wulung”, ”niti”, atau ”tutur” dan beberapa kesenian daerah atau sumber budaya (teks klasik) lainnya tetap menjadi sesuatu yang dikenal dan diaplikasikan oleh generasi sekarang. Semangat ini akhirnya memberi penyimakan yang cermat akan peninggalan-peninggalan masa lampau yang tetap relevan untuk dijadikan suatu cerminan (kristalisasi), walaupun dengan kemasan yang agak berbeda, tetapi tetap berpegang pada aspek budaya daerah dan mampu mempertahankan diri dari sirkulasi alamiah.

Pernah dimuat di Radar Mojokerto (Jawa Pos Group)

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar