Teguh Winarsho AS
http://www.suarakarya-online.com/
DUDUK menyendiri di pojok serambi masjid usai shalat tarawih, Darbi menahan lapar. Wajahnya pucat. Tubuhnya berkeringat. Perutnya terus melilit-lilit perih, seperti disengat kalajengking. Wajar, sewaktu buka puasa sore tadi perutnya hanya terganjal dua potong pisang goreng dan segelas air putih.
Darbi tak tega menyantap nasi dan lauk sekadarnya saat melihat dua anaknya yang baru kelas empat dan tiga SD menjalani puasa pertama mereka. Meski menahan lapar, tapi terselip rasa bangga di dada Darbi melihat dua anaknya yang masih kecil sanggup puasa sehari penuh. Anak-anak lain jarang yang sanggup melakukannya.
Riuh rendah suara orang ngobrol dan tertawa di serambi masjid sedikit pun tidak menerbitkan minat Darbi untuk bergabung. Darbi memilih duduk menyendiri di pojok. Perutnya semakin sering berkerucuk, melilit perih. Berkali-kali dilihatnya Haji Barkah di serambi masjid, mengenakan surban dan kopiah putih dikelilingi beberapa anak muda. Tapi Haji Barkah seperti tak melihat keberadaan Darbi. Haji Barkah terus ngobrol dan tertawa bersama anak-anak muda. Terlihat cerah wajah Haji Barkah. Terlihat bersemangat laki-laki tua itu saat menceritakan kejadian-kejadian lucu. Kadang terbesit keinginan di hati Darbi mendatangi Haji Barkah. Menyibak kerumunan anak-anak muda itu lalu membisikkan sesuatu di telinga Haji Barkah. Darbi tahu Haji Barkah pasti tak keberatan. Uang sepuluh ribu bagi Haji Barkah yang memiliki puluhan hektar sawah dan dua toko kelontong di pasar, tentu tidak seberapa. Semua orang kampung tahu Haji Barkah kaya raya. Tapi Darbi selalu ragu, gamang. Anak-anak muda itu pasti akan bertanya-tanya dan menatap heran. Ah, Darbi tak ingin dirinya tampak begitu hina di hadapan anak-anak muda itu. Darbi tak mau keinginannya pinjam uang pada Haji Barkah menimbulkan rasa belas kasihan dari anak-anak muda itu. Cukuplah dirinya yang menanggung semuanya.
Dalam diam Darbi merutuki nasibnya yang kurang mujur. Mestinya usai buka puasa sore tadi ia langsung mendatangi rumah Haji Barkah, pinjam uang. Tentu tak ada orang lain yang tahu kecuali keluarga Haji Barkah. Tentu Haji Barkah juga akan langsung meminjaminya uang. Uang sepuluh ribu rupiah bagi orang seperti Haji Barkah, tentu tak seberapa. Tapi, ya, ya, Darbi ingat, ia memang sengaja tak datang ke rumah Haji Barkah karena tahu istri Haji Barkah terkenal pelit. Tak habis pikir Darbi jika datang ke rumah Haji Barkah, tapi yang menemui istrinya.
Malam kian larut. Suara orang mengaji terdengar kian sayup dan redup. Darbi terus menunggu. Menunggu anak-anak muda itu pulang sehingga ia punya banyak kesempatan untuk bicara empat mata dengan Haji Barkah. Tapi anak-anak muda itu justru semakin betah mendengar cerita-cerita lucu Haji Barkah. Bahkan beberapa anak muda yang baru selesai tadarus, ikut bergabung di situ. Darbi merasa ada sesuatu yang mulai menusuk-nusuk perutnya, tajam.
Tiba-tiba Darbi ingat dua anaknya di rumah. Lima jam lagi mereka harus makan sahur. Tapi sudah tak ada beras tersisa di dapur. Satu-satunya harapan hanya pada Haji Barkah. Sepuluh ribu rupiah.
* * *
TAMPAK dua anak muda keluar dari dalam masjid membawa kotak infak. Pada bulan ramadan perolehan infak jauh lebih besar dibanding bulan-bulan lainnya. Diedarkan pada jamaah shalat subuh dan tarawih. Dua anak muda itu membawa kotak infak ke tengah kerumunan di serambi masjid, di hadapan Haji Barkah. Seperti biasa kotak infak itu akan dibuka dan dihitung bersama-sama lalu dicatat di papan tulis digabung dengan saldo hari kemarin.
Hati-hati dua anak muda itu membuka kotak infak dan menuang isinya. Tampak pecahan uang logam dan kertas berhamburan di lantai, beberapa berdenting menggelinding. Takjub mata Darbi menatap lembaran-lembaran uang itu. Kantuknya berangsur lenyap. Darbi tahu di mana uang itu nanti akan disimpan.
“Jumlah semuanya enam puluh dua ribu tiga ratus rupiah! Semoga barokah!” Berkata Haji Barkah penuh semangat sambil menggenggam uang infak ditunjukkan pada anak-anak muda di sekelilingnya yang tanpa dikomando segera mengangguk-angguk takzim, mengamini.
“Tapi biar kas masjid kita ini jumlahnya cepat banyak, akan kutambah lagi.” Berkata demikian Haji Barkah mengeluarkan satu lembar uang dua puluh ribu dari saku baju. Kembali Haji Barkah mempertontonkan uang itu pada anak-anak muda yang kembali mengangguk-angguk takzim.
Untuk kedua kalinya malam ini Darbi merasa ada sesuatu yang menusuk-nusuk perutnya, tajam.
* * *
MALAM dingin. Satu-persatu anak-anak muda itu pulang. Lalu Haji Barkah yang terakhir. Tak ingin kesempatannya hilang, Darbi cepat-cepat bangkit dari pojok serambi masjid menghampiri Haji Barkah. Pulang bersama melewati jalan kampung remang. Kabut mulai turun menyelimuti lampu-lampu di pinggir jalan. Tapi entah kenapa Darbi masih dicekam ragu, gamang, mengutarakan niatnya pinjam uang.
“Kudengar kedua anakmu sudah mulai puasa penuh,” ucap Haji Barkah di tengah jalan.
“Alhamdulillah, Pak Haji.” Darbi menjawab dengan bibir pucat gemetar menahan lapar.
“Bagus, bagus. Pendidikan agama memang harus ditanamkan sejak dini. Mudah-mudahan mereka tidak mengikuti jejak Ibunya.”
Semula Darbi tidak sadar dengan apa yang dikatakan Haji Barkah. Tapi ketika kemudian sadar, Darbi tersentak menunduk, merah padam mukanya. Teringat Darbi, mantan istrinya yang sudah pisah dua tahun lalu, kini memang suka dibawa pergi laki-laki. Semua orang kampung tahu. Sebenarnya sudah lama Darbi ingin membunuh ingatannya pada perempuan itu, tapi orang lain entah disengaja atau tidak justru sering mengingatkannya.
Darbi dan Haji Barkah terus berjalan beriringan. Rumah Haji Barkah semakin dekat. Membuat Darbi kian dicekam gelisah. Kesempatan untuk pinjam uang tinggal sebentar lagi. Darbi menghirup nafas panjang mencoba memberanikan diri. “Hmm, maaf, Pak Haji, saya mau merepotkan Pak Haji.” Terputus sejenak suara Darbi menahan sungkan. “Saya mau pinjam uang sepuluh ribu. Insya Allah lusa saya kembalikan.”
Haji Barkah menoleh menatap Darbi lalu buru-buru merogoh saku bajunya. Masih ada selembar sepuluh ribu kusam. “Aduh. Darbi, Darbi, kenapa kamu nggak bilang waktu di masjid tadi? Uangku tinggal sepuluh ribu. Kamu tahu sendiri, uang ini jatah untuk infak subuh besok. Aku harus memberi contoh pada orang-orang kampung bagaimana cara memakmurkan masjid. Besok pagi saja kalau istriku sudah berangkat ke pasar, kamu datang ke rumah” Haji Barkah menepuk-nepuk pundak Darbi.
“Tapi.” Belum selesai Darbi bersuara, Haji Barkah lebih cepat menukas.
“Sudahlah, besok pagi saja. Kamu tidak perlu pinjam, tapi kukasih. Cuma sepuluh ribu kan? Jangan kawatir.” Berkata demikian Haji Barkah belok menuju rumahnya. Langkahnya gegas, tergesa.
Darbi seperti masih ingin mengucapkan sesuatu, tapi lidahnya benar-benar kelu.
* * *
PEDIH dan teriris-iris hati Darbi melihat dua anaknya tidur beralas tikar. Tiga jam lagi ia harus membangunkan kedua bocah kecil itu untuk makan sahur. Tapi hingga saat ini Darbi tak pegang uang sepeser pun. Haji Barkah, satu-satunya harapannya baru menjanjikan besok pagi setelah istrinya berangkat ke pasar. Tiba-tiba berkelebat dalam benak Darbi lembaran-lembaran uang infak yang tadi ia lihat di masjid. Beberapa lembar uang itu tampak masih baru dan licin. Darbi tahu di mana tempat menyimpannya.
Niat Darbi sudah bulat. Darbi kembali keluar rumah berjalan mengendap-endap menghampiri masjid. Menyelinap masuk ke dalam masjid ketika situasi benar-benar sudah aman. Di dalam masjid Darbi melihat dua anak muda tidur pulas di dekat mimbar. Sejenak Darbi menghentikan langkah, tiba-tiba ragu dengan niatnya. Tapi bayangan kedua anaknya yang besok harus puasa terus berkelebat-kelebat dalam benaknya. Darbi segera menghampiri salah satu ruangan tempat menyimpan uang infak. Darbi bersyukur, pintu ruangan itu tidak dikunci. Hati-hati Darbi membuka kotak infak lalu mengambil uang sepuluh ribu rupiah dari situ. Pulang.
* * *
SESAK dan sengal nafas Darbi duduk di kursi menghadap meja makan. Wajahnya tampak letih, pucat, berkeringat. Perutnya semakin terasa perih, melilit-lilit. Matanya mulai berkunang-kunang. Sepanjang hidup baru kali ini ia mencuri. Ia tahu hukuman apa bagi seorang pencuri. Tapi sebentar lagi ia dan kedua anaknya perlu makan sahur untuk menjalankan puasa di hari kedua. Puasa hukumnya wajib. Dan satu lembar uang sepuluh ribu yang baru ia ambil dari kotak infak masjid masih erat dalam genggaman tangannya. Uang itu nanti akan ia belanjakan untuk beli makan sahur bersama kedua anaknya.
Darbi masih mengatur nafasnya yang sesak, sengal, ketika tiba-tiba Niken, anak sulungnya bangun berjalan menghampiri. “Tadi Ibu datang. Ngasih duit.” Suara Niken serak mengangsurkan satu lembar sepuluh ribu pada Darbi.
Gemetar tangan Darbi sewaktu menerima uang itu. Darbi tahu dari mana uang itu didapat mantan istrinya. Kini di tangan Darbi terdapat dua lembar uang. Keduanya cukup untuk makan sahur ala kadarnya bersama dua anaknya. Tapi mendadak Darbi disergap bingung, gelisah, uang mana yang akan ia gunakan?
Malam terus merambat kelam. Sebentar lagi waktu imsak datang.
* Depok, 2005
Teguh Winarsho AS, lahir di Kulonprogo (Yogyakarta), 27 Desember 1973. Buku kumpulan cerpennya yang sudah terbit, Bidadari Bersayap Belati (2002), Perempuan Semua Orang (2004), Kabar dari Langit (2004), Tato Naga (2005) dan novel Tunggu Aku di Ulegle, roman dan tragedi di bumi serambi Mekah (2005).
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar