Kamis, 01 April 2010

Kota, Buku Puisi, dan Sastra Pinggiran*

Fahrudin Nasrulloh

Puisi adalah sebuah kota yang sedang berperang – Hans Chinowski –

Begitulah kiranya gambaran sebuah kota yang berkobar dalam benak penyair Hans Chinowski, si tokoh absurd dalam novel Factotum, karya Charles Bukowski. Kota, ya sebuah kota, sebujur fosil dari kampung silam dan seiring menderasnya waktu perlahan tersulap oleh deru zaman dan modernitas menjadi sebuah wilayah yang menawarkan pilihan hidup tidak sekadar hidup. Di sana, hidup tidak semata mengalir seperti air, namun lautan yang menyimpan selapang harapan juga bayangan yang mungkin dapat “terampas” dan “terbuang”.

Bisakah sepotong puisi kuasa merayap dalam gemerlap kota dan memberikan spirit hidup bagi seorang penyair, bahkan manusia lainnya? Tentu secara kasat mata puisi tidak bisa menyulap si miskin jadi berharta. Puisi tak dapat menghalau rangsekan tank atau menyerap luapan banjir atau menyedot lumpur Lapindo yang kini kian tak tertanggulangi itu. Bahkan kitab suci pun tak kuasa melakukan itu. Tapi puisi juga bersemayam dalam kitab suci. Bahwa di sana bersemat semacam kehidupan, organisme, meski teramat rahasia, yang menggerakkan pencinta kitab suci, juga puisi, untuk meneruskan hidup dengan sumeleh dan sumringah: bersama Tuhan dengan segenap pengharapan. Juga impian untuk senantiasa mewujudkan perubahan demi kemajuan dan cita-cita bersama.

Di situlah sebuah kota menjadi ajang bagi yang hidup. Kota yang menetaskan sejarah. Menorehkan selaksa cerita lewat kisah manusia. Lantas bagaimanakah sebuah kota dicita-citakan mampu membangkitkan spirit bagi para penyair yang menghidupinya? Sebut saja sebagai misal: kota Mojokerto. Inilah kota tilas sejarah dari peradaban mahabesar kerajaan Majapahit yang pengaruhnya selama ratusan tahun silam menjangkau seluruh Nusantara hingga wilayah manca.

Inilah kabar dari sebuah kota yang nyaris tak terdengar gaung para penyairnya. Namun munculnya antologi Mojokerto dalam Puisi (DKM, 2006, Mojokerto) merupakan salah satu bukti nyata bahwa di kota ini gairah berpuisi tidak bisa diremehkan begitu saja bila dibandingkan dengan kota ikon budaya lainnya semisal Yogyakarta, Solo, Semarang, Jakarta, dan Surabaya. Kendati gerakan revitalisasi sastra pinggiran telah tamat beberapa tahun lampau. Namun, masih saja para penyair, dan kreator seni pada umumnya, bermekaran bak jamur hujan. Inikah bukti bahwa puisi tidak sekadar kata-kata, tapi serupa ruh yang mengada yang menjiwai pada semacam kitab suci? Seakan ada sesuatu yang mengekal dan terus lahir dari sana.

Antologi tersebut memuat 14 penyair yang terdiri dari Aming Aminoedhin, Andi Nurkholis, Chamim Khohari, Gatot Sableng, Hardjono WS, Max Arifin, Moh. Misbakh, Mugianto, Faqih, Saiful Bakri, Suliadi, Suyitno Ethexs, Tausikal, dan Umi Salamah. Dalam kata pengantar, yang ditulis oleh Dwi Astuti Abdul Gani, tertoreh beberapa larik sambutan, mungkin serupa puisi, yang cukup menggugah dan inspiratif: Hari ini kubelah/Udara kotaku/Dengan kata-kataku/Yang menyanjungmu/Atau mungkin mencacimu/Karena cintaku padamu Mojokerto/Dan kini, telah kusiapkan/14 mata tombak/Pembelah udaramu.

Baris-baris di atas begitu lantang, seperti tombak runcing yang berkelebatan di sebuah kota yang sedang berperang; mengisyaratkan bahwa 14 penyair itu lagi mempertaruhkan kreativitas mereka lewat puisi. Adakah mereka berperang dengan pekik Kita guyah lemah/Sekali tetak tentu rebah seperti teriak Chairil Anwar? Tentu waktu yang kelak menguji kesungguhan itu. Bahwa hidup dan proses kreatif penyair sejatinya dihadapkan pada dua hal: ia terkutuk demi kata untuk hidup-mati berkarya atau jadi penulis puisi sekadar untuk pelepas penat dari hidup yang nelangsa dan berputus harap. Lantaran itu, kita membutuhkan “Penyair-penyair ‘beneran’ dan bukan penyair-penyair ‘kebeneran’”, demikian seruan dalam pengantar antologi puisi bersama Surat Di Jalan Berdebu (DKM, 1998, Mojokerto).

Lebih dari itu, para penyair Mojokerto terus bergerak, berbaris, sembari mengibarkan puisi-puisi mereka. Antologi demi antologi terus berlahiran. Sebut saja: Selamat Pagi Ngoro Industri (Hulig-Hulig Indie Press, 2002); Bulan Dalam Bingkai (Swaramas Press, 2002); Indonesia Adalah Aku (Forsamo, 2002) dan Goblok (2006) karya Suyitno Ethexs; Kidung Perjalanan (2002) karya Heru Budianto; dan Berita Basi (DKM, 2004) karya Saiful Bakri.

Seberapa jauh para penyair ini (atau penulis puisi?) menakar sekaligus mengokohkan kualitas kepenyairan mereka? Tentu jawabannya ada pada kritikus sastra yang menggeluti proses kreatif mereka dan seberapa getol mereka bersabung-tanding dalam ajang besar di gelanggang perpuisian Indonesia yang “batu-uji”nya adalah media massa, baik di koran maupun majalah sastra misalnya. Hal ini menjadi penting. Sebab, tanpa semangat demikian, para penyair ini cuma ber”solilokui” dalam sumur pengap yang mereka sangka di dalamnya mereka telah hidup dan mempertarungkan puisi-puisi mereka di jagat perpuisian Indonesia.

Penyair harus mencari jalan kembaranya sendiri. Karena selama ini sudah tak terhitung penyair yang berhenti atau disibukkan dengan urusan-urusan di luar puisi dan proses kreatif. Karena itu, salah satu sebab yang menurut Afrizal Malna sangat membahayakan adalah ketika, “Banyak penyair bermunculan dan melihat kepenyairan hanya sebuah perjalanan untuk mendapatkan legitimasi. Ruang eksistensi untuk banyak pergulatan kian menghilang. Petualangan lebih banyak bermain dalam wilayah hubungan-hubungan legitimatis seperti ini.”

Kita pun berharap, sebuah kota seperti Mojokerto tetaplah memberikan spirit pertarungan kreatif, apapun bentuknya. Bukan seperti kota Utara Kuru (dalam kisah pewayangan) yang seolah hidup seolah mati, kendati menjanjikan ketenangan yang melenakan. Dan “Kita tidak ingin hidup di kota seperti itu,” tentang Bung Karno ketika bicara soal jati diri bangsa. Tersebab itu, dalam konteks negeri yang kian tak menentu ini: bisakah para penyair “pinggiran” tersebut dapat menyorong “perubahan baru” dalam arus besar perpuisian Indonesia?

*) Jurnal Kebudayaan Banyumili, Mojokerto, edisi April 2007.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar