Sabtu, 13 Februari 2010

Membaca Ensiklopedi Aceh, Mengulang Dongeng Lama

Peresensi: Herman RN
http://blog.harian-aceh.com/

Judul buku : ENSIKLOPEDI ACEH
Adat Hikayat dan Sastra
Penulis : L.K. Ara dan Medri (editor)
Tebal buku : 468 + xvi
Penerbit : Yayasan Mata Air Jernih (YMAJ) bekerja sama BRR-Badan
Arsip dan Perpustakaan NAD, JKMA-ICCO
Edisi : Cetakan Pertama, April 2008

Setelah Aceh mengalami sejarah panjang dengan derai air mata, maka menjadi sebuah kepatutan mendokumentasikan segala yang pernah ada di sini, baik yang telah hilang maupun masih tersisa. Salah satu upaya mendokumentasikan tersebut dapat berupa menuliskannya menjadi sebuah buku lalu menerbitkannya.

Adalah L.K. Ara dan Medri, mereka mendokumentasikan sejumlah hal sekitar sastra dan budaya dalam sebuah buku bertadjuk “Ensiklopedi Aceh” Adat Hikayat dan Sastra. L.K. Ara adalah seorang penyair dari Tanah Gayo, Aceh Tengah. Sedangkan Medri merupakan seorang sastrawan asal Riau yang menjadi salah seorang peneliti di Balai Bahasa Banda Aceh sejak tahun 2001—karena lama berkiprah dan menulis di media-media Aceh, dia mulai akrab juga disapa sebagai sastrawan Aceh.

Melalui buku dengan tebal 468 halaman lebih ini, kedua sastrawan Aceh itu mencoba membuka cakrawala tentang Aceh, adat budayanya, juga sastra dan sastrawan yang pernah ada di Bumi Iskandar Muda. Mereka–Ara dan Medri–yang mengeditori buku ini, patut diberikan aplus, sebab Aceh dan sejarahnya yang pernah jaya pada masa Iskandar Muda hingga bergelut tsunami dan pasca-perjanjian damai antara pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sudah dicoba-rangkum Ara dan Medri, yang mana nantinya akan menjadi panduan atau semacam pedoman bagi orang-orang yang hendak mengetahui tentang Aceh. Karena itu, buku ini diberi judul besar “Ensiklopedi Aceh”.

Ensiklopedi atau disebut juga ensiklopedia, berasal dari bahasa Yunani, “enkyklios paideia” (????????? ???????), yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Ensiklopedi menurut wikipedia, dianggap juga sebagai sejumlah buku yang berisi penjelasan setiap cabang ilmu pengetahuan yang terususun menurut huruf abjad. Karena itu, sebuah ensiklopedi sering dianggap sebagai kamus atau pendamping kamus dan awalnya ensiklopedi memang berasal dari kamus.

Dengan demikian, pengertian “Ensiklopedi Aceh” dapat dipahami sebagai sesuatu isitilah tentang segala hal yang ada di Aceh. Jadi, buku ini hendaknya mencakup hal-hal dimaksud. Apalagi dibubuhi judul kecil “Adat Hikayat dan Sastra”, maka seyogianya buku ini memuat penjelasan tentang peristilahan adat, hikayat, dan sastra Aceh.

Buku yang mendapat tanda tangan dan setempel basah dari pemimpin Aceh—Gubernur Irwandi dan Wagub Muhammad Nazar—ini memang dapat dijadikan sebagai salah satu arsip, yang suatu bila, bagi peneliti atau siapa saja yang hendak mengetahui tentang Aceh; adat, hikayat, satrawan, dan karyanya, mungkin buku ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan.

Layaknya sebuah kamus, Ensiklopedi Aceh (selanjutnya disingkat EA) ini disusun berdasarkan abjad juga. Di dalamnya termuat tentang biografi ulama, sastrawan, peneliti, pemimpin, istilah tentang adat dan tradisi masyarakat Aceh, kesenian, dan karya-karya orang Aceh yang pernah diterbitkan di Aceh, atau diterbitkan di luar Aceh tetapi ditulis oleh orang Aceh atau bercerita tentang Aceh. Semua itu disusun secara apik. Layaknya sebuah kamus, buku ini pun memiliki indeks guna mempermudah pembaca melacak istilah-istilah di dalamnya.

Kopi Paste Buku Lama

Buku “Ensiklopedi Aceh” sebagai buku baru menjadi kemestian memuat informasi baru tentang apa yang hendak diungkapkan, semisal tentang biografi sastrawan Aceh. Namun, buku ini kelihatan hanya kopi paste dari buku-buku yang sudah diterbitkan. Di sini letaknya mirisnya.

Banyak memang informasi tentang sastrawan dan karya yang baru lahir di Aceh dalam EA, tetapi data-datanya sama seperti yang terdapat dalam buku-buku yang pernah diterbitkan sebelumnya. Sejumlah data tentang sastrawan Aceh misalnya, lebiih sebagian diambil dari buku “Seulawah, Antologi Sastra Aceh” terbitan Yayasan Nusantara (1995). Bahkan, dalam “Seulawah” yang tebalnya hingga 727 halaman itu, pemuatan tentang sastrawan Aceh lebih rinci. Di sana dipilah sastrawan menurut abjad nama pertamanya berdasarkan bidang sastra yang dia geluti, misalnya penyair, dikhususkan pada halaman syair, disusun berdasarkan abjad yang sesuai.

Nah, EA juga mencoba memuat serupa itu, tetapi yang namanya kopi paste dari buku sebelumnya, kesempurnaan dalam buku ini masih disayangkan. Sejatinya, sebagai sebuah buku yang ditulis baru, meskipun sejumlah data diambil dari buku yang sudah pernah ada, mestinya “Ensiklopedi Aceh” lebih baik dari yang sudah-sudah. Karenanya, sungguh sangat disayangkan banyak data yang diambil secara utuh dari buku sebelumnya, lalu diedit, bahkan ada yang hilang dalam pengeditannya, sehingga bukan bertambah lengkap, melainkan semakin ‘hancur’.

Sebagai contoh, pada biodata sastrawan bernama Zulfikar Sawang. Tentunya sangat mudah menemui biodata sastrawan satu ini, karena abjad awal namanya yang berfonem [Z] sehingga dilampirkan pada halaman terakhir isi buku. Biodata Zul kelihatan sekali diambil dari file lama yang dicoba edit kembali. Sayangnya, pengeditan telah menghilangkan beberapa hal tentang Zul. Misalnya, tempat lahir Zul ditiadakan dalam buku tersebut dan usianya disebutkan masih 32 tahun. Padahal, Zulfikar Sawang yang sekarang sudah menjadi Anggota Dewan di DPR Aceh telah berusia 36 tahun, tentang jabatannya sebagai Anggota Dewan pun tidak disebutkan dalam buku EA tersebut.

Contoh kedua, pada biodata Mustafa A. Glanggang, dituliskan bahwa dia (Mustafa) sejak 2002 sampai dengan sekarang menjabat sebagai Bupati Bureuen. Masa iya sih, Mustafa Glanggang masih menjabat bupati? Kelihatan sekali biodata satu ini dikopi paste dari buku “Celoteh Budaya Politik” karangan Mustafa (DKB, 2003). Mustafa sudah tidak lagi menjabat sebagai bupati sejak akhir tahun 2006. Jelas, upaya L.K. Ara dan Medri dalam EA bukan memberikan informasi terbaru kepada pembaca, melainkan ‘mendongengkan’ hal yang sudah pernah ditulis/ diterbitkan orang.

Tidak Dimuat

Di samping dua contoh kasus di atas, ada pula biodata sastrawan Aceh yang tidak dimuat sama sekali dalam EA. Mungkin jika sastrawan dimaksud adalah sastrawan baru muncul pasca-MoU Helsinky, masih dapat dimaklumi. Namun, terdapat juga biodata sastrawan senior yang sudah menerbitkan beberapa buku.

Adalah Hilmi Hasballah, seorang sastrawan Aceh yang dua tahun lalu menerbitkan sebuah kumpulan hikayat. Dia juga tercatat sebagai salah seorang penerima Award Sastra Aceh dari Dinas Kebudayaan Provinsi Aceh tahun 2007, tetapi dia maupun “Hikayat Tsunami”-nya tidak dimuat dalam EA. Padahal, teman-teman dekat Hilmi seperti Harun Al-Rasyid dan D. Keumalawati, tertera dalam EA. Saya tidak tahu, apakah ada upaya deskriminasi standar kelayakan untuk dimuat dalam EA oleh L.K Ara dan Medri sehingga hal ini terjadi. Yang jelas, sejumlah data lainnya masih banyak yang tak tertera, yang menurut banyak orang (sastrawan dan pengamat sastra di Aceh), mereka mesti disertakan juga, sebab buku ini adalah sebuah ensiklopedi.

Beberapa nama sastrawan Aceh lainnya yang sempat tercatat pada saya, tidak disertakan dalam EA adalah Alfi Rahman (seorang sastrawan dari FLP Aceh yang masih produktif), sedangkan istrinya (Cut Januarita) disertakan. Musmarwan Abdullah juga tidak diterakan, tetapi buku dia “Pada Tikungan Berikutnya” ada. Taufik Al Mubarak juga tidak ada, tetapi teman seperjuangannya, Muhammad Nazar, disertakan dalam EA. Selanjutnya, Alimuddin (sastrawan muda dari FLP Aceh) yang masih produktif menulis hingga ke media nasional tidak juga dilampirkan, sedangkan Ferhat (teman dekat Alimuddin) ada.

Hal yang sangat disayangkan adalah ketiadaan data tentang Muhklis A. Hamid dalam buku tersebut. Padahal, baik L.K.Ara maupun Medri, sama-sama tahu, Mukhlis adalah satu-satunya (untuk saat ini) dipercayakan sebagai kritikus sastra di Aceh.

Kemudian, dari segi kesenian tari juga banyak yang dilupakan EA. Tatkala tari seudati dilampirkan, tetapi tari likok pulo, rapai geleng, ratep meuseukat, tidak ada. Bahkan, tari ranub lampuan yang sudah mentradisi sebagai tarian penyambut tamu yang sudah dipamerkan hingga ke luar negeri, juga luput dalam EA. Tambah lagi, alat-alat kesenian tradisi Aceh, sebagian kecil diterakan, selebihnya yang masih patut dijaga seperti seurunei kale tidak ada.

Tak cukup sampai di situ, sejumlah nama lembaga kebudayaan yang juga dimuat dalam EA masih banyak ditulis salah. Misalnya, Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) Aceh ditulis menjadi “Jaringan Komunitas Masyarakat Aceh”–kata “Adat” hilang–(halaman 193). Padahal, JKMA Aceh merupakan salah satu lembaga penyokong terbitanya buku ini. Sungguh dangat disayangkan.

Sebagai sebuah buku yang ditulis ulang, sejatinya memuat data-data terbaru dari yang dituliskan. Hal ini guna menghindari diri istilah “Mengejar Buku Proyek” yang sementara ini sangat akrab di Aceh. Namun, yang terkesan dalam EA, memang ‘kejar terbit’.

Terakhir, yang menjadi pertanyaan bagi saya adalah tentang pembubuhan nama (logo) penerbit yang sudah bekerja sama dengan YMAJ menerbitkan buku ini. Sejumlah lembaga yang bekerja sama menerbitkan EA adalah Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR)-Badan Arsip, Perpustakaan NAD, JKMA-ICCO. Namun, beberapa buku itu hanya melampirkan logo BRR tanpa lembaga lainnya, sebagian lainnya hanya membubuhkan logo JKMA dan ICCO, tanpa BRR. Sebagian lainnya pula hanya ada tulisan YMAJ tanpa lembaga lainnnya yang bekerja sama menerbitkan buku tersebut. (Ada apa ini?).

Terlepas dari semua itu, buku ini masih layak dibaca, kendati mungkin hanya untuk pengulangan pembacaan dari buku-buku sebelumnya sebagai sebuah ‘dongeng’ sebelum menulis buku.

*) Penikmat sastra. Alumni Bahasa dan Sastra Indonesia Unsyah.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar