Rabu, 16 September 2009

Menggairahkan Sastra di Kudus

Zakki Amali
ttp://cetak.kompas.com/

Waktu terus berlari, siapa pun yang tidak mampu mengimbangi laju waktu akan tertinggal. Tertinggal oleh waktu akan menjadikan manusia sebagai obyek, bukan subyek. Padahal, untuk dapat survive, manusia harus menjadi subyek atas waktu, mengelola dan mengolah waktu agar harapan tercapai. Paradigma inilah yang akan menggairahkan kembali kehidupan sastra di Kudus.

Banyak orang tidak tahu, bahkan (mungkin) warga Kudus sendiri, sastra pernah jaya di Kudus. Kala itu yang paling menonjol adalah Keluarga Penulis Kudus (KPK). Sebuah komunitas sastra daerah yang berdiri pada tahun 1991, didirikan oleh para sastrawan Kudus, seperti Yudhi Ms, Maria Magdalema Bhoernomo, dan Mukti Sutarman Espe. KPK berjasa besar dalam mengenalkan Kudus kepada daerah lain melalui karya sastra mereka. Pada dekade 1090-an eksistensi KPK menuai sukses besar. Karya sastra (cerpen atau puisi) mereka sempat merajai harian Suara Pembaharuan. Hampir setiap penerbitan halaman sastra memuat karya anggota KPK.

KPK telah menerbitkan beberapa antologi puisi, di antaranya Menara (1994), Menara 2 (1996), Menara 3 (1999), Matabunga (1999), dan yang terakhir Masih Ada Menara (2004). Pada dekade emas itu, “syiar” sastra juga dilakukan di radio-radio Kudus. Di radio Swara Manggala Sakti memunculkan program siaran Sastra dan Budaya yang diasuh oleh Faried Tommy dan kemudian diteruskan Dahrul Susanto.

Mereka membina komunitas pengirim karya sastra dengan, bahkan rubrik ini mampu menerbitkan antologi puisi Titian. Lebih ramai lagi, di radio Muria rubrik siaran Ladang Sastra yang diasuh Yudhi Ms, dan diteruskan Mukti Sutarman Espe telah menerbitkan buku antologi puisi, seperti Pintu Terbuka (1985), Pelabuhan Baru (1986), Seperti Angin (1987), Sang Parasu (1889), dan Angin Ladang (1996).

Sebelum KPK ada, di Kudus sebetulnya sudah terdapat banyak sastrawan dan penulis bidang sastra yang juga memompa denyut nadi kehidupan sastra, namun mereka berjalan sendiri-sendiri, hampir tanpa komunikasi, seperti Sulistiyanto Sw, Alex Achlish, A Munif Hamid, Toto Yuliadi, dan L Yona Aruna Ch. Dengan adanya jejaring komunitas sastrawan lokal, diharapkan mampu menggairahkan dinamika sastra di Kudus. Hal inilah yang, saat itu, menghantarkan Kudus sejajar dengan daerah pusat sastra, seperti Bali, Tanggerang, Tegal, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, dan Semarang.

Mulai redup

Sungguh indah masa lalu Kudus, bergelimang karya sastra. Dengan kehadiran sastra di tengah-tengah kehidupan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam karya sastra sedikit demi sedikit merasuk menjadi bagian dari laku masyarakat. Dalam analisis Georg Lukacs-yang dikutip Ignas Kleden (2004)-karya sastra dapat berperan sebagai refleksi atau pantulan kembali dari situasi masyarakatnya, baik dalam menjadi sebuah salinan struktur sosial atau menjadi mimesis masyarakatnya. Inilah karakter sastra sesungguhya, menjadi medan refleksi bagi masyarakat umum.

Namun, kini muncul pertanyaan besar, di manakah gereget sastra saat itu? Sastra di Kudus memang masih berdetak, tetapi hanya mereka yang concern di bidang itu yang merasakan, selebihnya masyarakat awam, parahnya pelajar tidak tahu-menahu.

Setiap bulan sekali, tepatnya malam Sabtu Pahing, Padepokan Seni Murni Asih menggelar diskusi dan pentas yang menampilkan pembacaan puisi atau ekspresi seni lainnya. Dari acara selapanan ini, kita dapat melihat perjuangan warga lokal mempertahankan sastra di tengah situasi serba krisis. Akan tetapi, acara itu terasa eksklusif, masyarakat awam belum dilibatkan secara aktif, teruatama pelajar, khususnya yang mempelajari sastra.

Saya sendiri mengalami betapa tidak kenalnya para sastrawan Kudus. Sewaktu menempuh jenjang pendidikan tingkat menengah atas di salah satu madrasah aliyah di Kudus, satu sastrawan pun tidak ada yang saya tahu dan kenali. Padahal, saya sedang mengambil program jurusan bahasa yang mempelajari perihal sastra.

Sangat disayangkan apabila sastra harus sirna ditelan waktu. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menggairahkan kembali kehidupan sastra. Pertama, menjaring dan melibatkan kaum muda untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sastra. Kaum muda sangat berpotensial menggerakkan kehidupan sastra. Dengan segenap tenaga, inovasi, dan daya kreativitasnya, kaum muda akan menciptakan iklim kondusif bagi kehidupan sastra.

Untuk menjaring dan menggerakan kaum muda, KPK dan Dewan Kesenian Daerah, misalnya, mengawali dengan membuat program pengenalan atau pelatihan di sekolah, bahkan perguruan tinggi di Kudus, bertajuk sastra. Program ini bisa mengadopsi konsep Sastrawan Bicara Siswa Bertanya (SBSB) yang dijalankan Taufik Ismail bersama kelompok sastrawan majalah Horizon, beberapa waktu lalu. Para sastrawan Kudus turun ke sekolah-sekolah mengenalkan diri dan mengajak masuk ke dalam dunia sastra yang indah. Tentunya setelah penyuluhan ditindaklanjuti dengan membuat wadah kreatif bagi pelajar, membuat sayembara penulisan sastra, entah esai, puisi, cerpen, atau bahkan novel.

Para sastrawan kemudian memantau, membimbing, mengarahkan, dan mendorong kaum muda dalam belajar tentang sastra. Inilah salah satu tanggung jawab sosial sastrawan, mengader dan menyiapkan pegantinya.

Kedua, menggiatkan kembali program sastra di radio-radio. Sejarah telah membuktikan keberhasilan program sastra di radio dengan ditelurkannya antologi puisi. Kini, program siaran di radio kurang memberi dampak positif pada kehidupan sastra. Saat ini saya tidak menjumpai adanya program sastra di radio seperti tahun 1990- an. Saya tidak tahu masihkah ada atau tidak. Mungkin ada, tetapi saya tidak tahu, atau memang benar-benar tidak ada?

Ketiga, dukungan Pemkab Kudus menjadi salah satu instrumen penting menggerakkan program kerja sastrawan. Dengan memberikan dukungan material, diharapkan kehidupan sastra di Kudus meriah kembali. Di luar itu, pabrik-pabrik rokok serta industri besar lainnya yang ada di Kudus dapat diajak kerja sama dalam program itu. Terakhir adalah menyadari bahwa tugas ini bukan sekadar beban kelompok saja. Para sastrawan dan penulis individual yang concern di bidang sastra turut bertanggung jawab membangun kehidupan sastra yang bergairah di Kudus.

Perilaku aktif dari para sastrawan meneguhkan diri sebagai subyek atas waktu. Waktu yang membentang di hadapan dimanfaatkan untuk menggairahkan kehidupan sastra di Kudus.

*) Pegiat Komunitas Sastra “Pojok Sastra” STAIN Kudus, Jawa Tengah.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar