Minggu, 05 April 2009

Peluncuran Buku “Menoleh Silam Melirik Esok”

Dari Buku ke Perdebatan Lekra-Manikebu

Sihar Ramses Simatupang
http://www.sinarharapan.co.id

Jakarta-Pertemuan itu sebenarnya bukan pertemuan yang pertama kali sehingga tidak lagi menjadi pertemuan luar biasa.
Mereka, para pembicara, berbeda latar belakang. Seorang di antaranya adalah sastrawan yang aktif di Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat, ikatan seniman yang berideologi realisme sosialis) dan kini tinggal di Prancis, JJ Kusni. Seorang lagi, sastrawan penandatangan Manifestasi Kebudayaan di Indonesia, Taufiq Ismail. Moderatornya, Ikranegara, penyair dan penulis–belakangan berperan dalam film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel Andrea Hirata, yang disutradarai Mira Lesmana dan Riri Riza.

Agenda di Teater Utan Kayu (TUK), Jl Utan Kayu, Jakarta (18/2), adalah “Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra” menandai peluncuran buku JJ Kusni bertajuk Menoleh Silam Melirik Esok, terbitan Ultimus Bandung Februari 2009. Buku ini berisi komentarnya di milis selama dia bekerja dan tinggal di Paris, kisah sejarah pada masa prahara itu, hingga kisah pribadinya sebagai figur sastrawan “eksil”.

Namun, pertemuan kelompok budayawan dengan perbedaan latar belakang itu sudah acapkali terjadi, antara lain pertemuan yang dimediasi oleh mendiang sastrawan Ramadhan KH di awal tahun 2000-an, serta dihadiri sastrawan Lekra dan Manifes. Juga peluncuran buku karya mendiang Pramoedya Ananta Toer, Sobron Aidit yang dihadiri para sastrawan Manifes, atau sebaliknya.

“Dialog ini sudah terlambat, bahkan pertemuan pribadi antarsastrawan berbeda latar politik pun sudah dilakukan sejak dulu,” ujar Putu Oka Sukanta.

Namun, pertemuan dalam rangka peluncuran buku ini tetap hangat dalam perdebatan. Kendati berbicara rekonsiliasi, mereka tetap membawa luka psikologi dalam memori masing-masing. Kusni Sulang–nama masa silam JJ Kusni–juga Taufiq Ismail sama-sama berkisah, masih menyebutkan rentetan kelemahan kelompok yang berseberangan dengannya.

Pertemuan itu tetap bukan hal yang luar biasa. Martin Aleida malah mempertanyakan maksud pertemuan itu, seperti juga Martin menanyakan latar JJ Kusni yang mewakili Lekra di momen diskusi, juga mempertanyakan kapasitasnya sebagai sejarawan di buku itu. Forum diskusi mempertanyakan komitmen Taufiq untuk berekonsiliasi. Amarzan Loebis menimpali bahwa sejarah Lekra dan Manifes adalah sejarah yang telah menjadi jenazah.

Pertanyakan Masa Lalu

Diskusi berjalan dinamis, penuh emosi, dan sedikit bernuansa arogansi. Martin mengatakan, kualitas teks JJ Kusni “belum apa-apa” ketimbang barisan anggota Lekra lainnya. Ia sekaligus mempertanyakan karya Sitor yang tak masuk dalam buku yang disusun Taufiq.

“Anda boleh lupa menyertakan nama yang lain, tapi jangan nama Sitor Situmorang”. Taufiq kemudian menjawab bahwa sejak remaja dirinya menyukai buku kumpulan puisi Sitor Situmorang bertajuk Surat Kertas Hijau dan ketika singgah di Italia dalam perjalanan studi ke Amerika Serikat, dia bahkan teringat buku Sitor, Lagu Gadis Itali.

“Untuk Sitor, kami memintanya secara khusus. Tidak bisa tidak, ini (Sitor) raksasa puisi. Saya mengutus langsung (mendiang penyair) Hamid Jabbar, tapi dia (Sitor Situmorang) menolak dengan sombong. Dia tak mau memberikan,” papar Taufiq.

Kepada media Kompas, Maret tahun 2002, penyair Sitor Situmorang dalam dialog di kalangan budayawan di kebun belakang situs Ki Padmosusastro, Solo, memang mengaku menolak karyanya dimasukkan dalam buku Antologi Puisi Indonesia susunan Taufiq Ismail dan terbitan majalah Horison bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional, serta pihak sponsor. Respons itu dilakukannya karena dia tahu di proyek yang sama dan orang yang sama (Taufiq Ismail-red)-dalam penerbitan antologi, sebelumnya-namanya sudah tak dimasukkan.

Pada antologi pertama itu, nama Sitor yang tak tercantum justru dipersoalkan pemerhati sastra lainnya.

Joesoef Isak, yang sedang tak sehat dan berniat ke Singapura, hadir di momen diskusi dan menyatakan kerinduan dua kubu di negeri ini untuk saling memaafkan. Putu Oka Sukanta yang mengisahkan perjalanan hidupnya menjadi dokter ahli refleksi kemudian menyatakan kekangenannya untuk bertemu dengan JJ Kusni–surprise dapat bertemu dengan rekan karib.

Menurut Martin, JJ Kusni bukan Pramoedya Ananta Toer. Sikapnya tak mewakili sikap semua orang yang punya trauma politik. Dia mengkritik niat keikhlasan Taufiq pada rekonsiliasi. Aktivis muda Yeni Rosa Damayanti, bahkan mengingatkan ribuan korban yang wafat tanpa penuntasan hukum, juga pengadilan pada dua kubu besar dalam prahara 1965, sebelum niatan saling memaafkan dilakukan–Yeni mencontohkan pengadilan di Afrika Selatan.

Rekonsiliasi harus diungkapkan terlebih dahulu dari pihak korban. Namun, Taufiq mengambil referensi sejarah di Malaysia, bahwa rekonsiliasi tak bermakna hitungan dagang yang harus diaudit. Ini bisa dimaknai saling memaafkan dari kedua kelompok tanpa membicarakan lagi sejarah karena keduanya “sama-sama satu bangsa” yang menatap hari esok dan masa depan.

“Bila rantai dendam masih membelit tubuh bangsa, bagaimana kita mau maju ke depan, memasuki abad ini, semua itu sudah tak terpakai,” ujarnya.

Jurnalis senior Aristides Katoppo, kemudian menimpali bahwa perbedaan dapat menjadi energi buat perjalanan berbangsa karena negeri ini justru berlandaskan ke-bineka-an. Jurnalis, penyair dan penandatangan Manifestasi Kebudayaan, Goenawan Mohamad menyatakan sejarah bukan bangkai namun yang lebih penting adalah mempelajari untuk konteks masa depan. “Banyak kesalahan Lekra dan Manikebu, salah satunya adalah memberi alasan untuk menindas kebebasan. Kini kita merebut kembali dan menggunakan kemerdekaan yang ada,” ujar Goenawan.

Inilah sejarah generasi yang seakan rekonsilasi namun belum pernah–mungkin tak akan pernah menyetujui sepenuhnya istilah itu. Zaman bergerak dan bergeser–namun kenangan organisasi Lekra dan catatan masa silam transkrip tandatangan dan pernyataan Manifestasi Kebudayaan tak pernah lekang.

“Itulah sejarah paman-paman sekalian,” ujar seorang sastrawan muda. Sastrawan berusia 30-an itu kemudian menambahkan, “Sejarah yang telah menenggelamkan sejarah-sejarah lainnya, kedua kubu makin buram dalam menjalankan visi dan masa depan.”

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar