AS Sumbawi
Bus kota yang sesak dengan penumpang ini pun memperlambat lajunya setelah dua orang perempuan berpakaian pramuniaga sebuah toko yang berdiri dekat pintu depan memberi isyarat untuk turun. Perlahan Saya merangsek maju. Dan ketika bus kota berhenti di depan sebuah mall, Saya sudah berada di belakang mereka berdua. Bersiap turun pula.
Sungguh kebetulan sekali. Ada yang hendak turun ketika Saya ingin turun. Ini yang Saya suka. Saya tak usah repot-repot memberi isyarat. Cukup memanfaatkan kesempatan. Dan Saya percaya bahwa hanya orang-orang yang pandai memanfaatkan kesempatan yang beruntung dalam kehidupan ini. Sementara Saya, baru saja menikmati sebagian kecilnya.
Yap, beres sudah, gumam Saya menginjak trotoar jalan. Ternyata, tidak hanya dua orang perempuan berpakaian pramuniaga sebuah toko dan Saya saja yang turun. Ada tiga orang laki-laki turun lewat pintu belakang. Dandanannya seperti mahasiswa. Namun, sebenarnya mereka adalah pencopet. Dan tampaknya, wajah mereka jauh dari gembira.
Ngomong-ngomong, kalau hanya untuk keperluan mengetahui orang lain itu pencopet atau bukan, kita tak harus terjun menjadi pencopet. Cukup dengan perhatian yang lebih dari biasanya. Dulu, Saya pernah melakukan hal itu. Saya mengawasi salah seorang penumpang bus kota. Ia laki-laki muda. Dan ternyata, ia memang seorang mahasiswa seperti gambaran Saya semula. Suatu kali Saya menemukan buktinya. Sebuah kartu mahasiswa pada dompetnya yang tergeletak di trotoar jalan di depan sebuah kampus.
*
Saya melihat orang-orang bergegas memasuki mall di depan. Sebagian besar di antara mereka adalah karyawan dan pramuniaga. Maklumlah, sebentar lagi jam sembilan. Itu berarti mereka harus segera bersiap dengan barang dagangan. Seperti biasa, tidak lama lagi calon pembeli akan berdatangan dengan antrian kebutuhan untuk dipenuhi.
Saya membalikkan badan. Di sebelah kiri, bus kota yang tadi Saya naiki terjebak lampu merah bersama kendaraan lainnya di perempatan jalan yang tak begitu jauh dari tempat Saya berdiri. Lalu-lintas jalan cukup padat. Maklumlah, di kanan kiri sepanjang ruas jalan banyak berdiri bangunan pertokoan. Apalagi jalan ini termasuk jalan utama kota.
Tak terasa kulit Saya terpanggang sinar matahari yang memanas. Saya kemudian bergegas menuju sebuah warung yang berdiri dekat bagian jalan yang biasa digunakan nge-time bus kota. Di kanan jalan, tidak jauh dari perempatan di sebelah kiri Saya.
*
Arloji di lengan kiri Saya menunjukkan pukul sepuluh kurang empat belas menit. Dan kini, Saya berada di dalam toilet mall. Segera Saya ambil koran yang terselip di balik baju Saya. Kemudian membuka lipatannya.
Ah, ini dia, gumam Saya saat melihat dompet warna pink. Tiba-tiba Saya teringat perempuan di bus kota tadi. Perempuan itu pasti seorang mahasiswi. Tidak salah. Gaya dandanannya modis. Tubuhnya bagus dan terawat. Bau tubuhnya juga harum. Entah, merk apa parfumnya. Sekilas dia terlihat cantik. Saya heran, akhir-akhir ini banyak mahasiswi yang berdandan dan bergaya ala artis. Padahal, siapa mereka yang disebut artis itu. Tak lain tak bukan adalah sekelompok orang yang diuntungkan oleh kebodohan masyarakat. Kini, tanpa sadar, mereka telah menempati kelas sosial tersendiri. Selebritis. Yang tayangan tentang kehidupan mereka mempunyai jam tayang khusus di seluruh acara stasiun televisi. Dan inilah yang selalu memberi mimpi-mimpi. Orang-orang ingin masuk dalam kelompok mereka. Ah, sungguh menyiksa.
Namun, di balik itu semua yang paling beruntung adalah para bos itu. Mereka sangat jeli. Pandai membaca situasi. Memanfaatkan kesempatan. Dan merekalah yang sebenarnya mengendalikan keadaan ini. Bayangkan saja, ketika seorang selebritis memakai baju merk tertentu, itu sudah termasuk iklan, pikir Saya.
Kembali Saya terbayang mahasiswi itu. Ia pasti histeris setelah mengetahui bahwa dompetnya hilang. Kecopetan. Apalagi sekarang tanggal muda. Ah, kasihan dia, harus menunda belanja. Tapi, keadaan mahasiswi itu belum seberapa. Saya yakin masih kalah dengan salah seorang korban Saya yang lain. Ia ibu-ibu. Menangis menjerit-jerit sembari ngesot-ngesot di lantai pasar. Untunglah, Saya tidak merasa bersalah waktu itu. Ya, Saya tak perlu merasa bersalah. Bukankah kehidupan sendiri memang kejam. Sementara copet merupakan pekerjaan profesional. Perlu keberanian dan ketrampilan khusus. Dan Saya masih terlalu muda untuk menjalankan agama.
O, Dewi. Kenapa setiap kali seperti ini, aku selalu teringat padamu. Kau perempuan yang begitu baik. Meskipun hanya buruh pabrik. Ya, tak ada yang melebihi dirimu, pikir Saya.
*
"Bajingan. Hanya dua puluh lima ribu."
Buru-buru Saya memeriksa seluruh dompet. Saya keluarkan beberapa buah kartu. KTP, KTM, ATM, dan kartu lainnya. Tiba-tiba ekor mata Saya menangkap sesuatu. Saya perhatikan foto di KTP.
Ah, tidak. Bukan Dewi. Untunglah. Tapi, mata itu. Seperti mata Dewi yang menatap tajam kepadaku, pikir Saya.
O, Dewi. Kenapa setiap kali teringat padamu, selalu saja aku teringat Tuhan. Entah, seperti apa aku di hadapan-Nya? Atau barangkali juga, Dia tak mengakuiku lagi sebagai hamba-Nya, pikir Saya lagi.
Buru-buru Saya masukkan uang dua puluh lima ribu dan KTP ke dompet. Sementara yang lainnya Saya tempatkan kembali ke tempatnya semula. Inilah kebiasaan Saya. Selalu mengoleksi kartu identitas milik korban Saya. Entah, sudah berapa jumlahnya sekarang. Sementara ATM, Saya tidak memerlukannya. Dulu, Saya pernah mengambil ATM. Namun, kini tidak lagi. Saya capek harus memecahkan satu persatu angka dari jumlah ribuan atau ratusan ribu. Saya selalu gagal. Belum lagi kalau pemiliknya meminta petugas bank untuk memblokir transaksi lewat ATM. Pasti akan sia-sia. Akhirnya, Saya buang ATM itu ke sungai. Hanyut bersama tumpukan sampah lainnya.
Setelah menyimpan dompet Saya dan dompet warna pink yang nanti akan Saya buang seperti biasa, Saya segera keluar dari toilet mall.
*
Suasana mall cukup ramai dibandingkan beberapa waktu yang lalu. Kini, Saya berada di antara kerumunan para pengunjung mall. Menguntit sebuah keluarga calon korban. Suami-istri beserta dua orang anak laki-laki dan perempuan yang masih kecil. Si ayah yang berdiri di depan Saya ini wajahnya tampak bodoh. Di samping itu, kancing saku belakang celananya tidak terpasang. Sementara benjolan dompetnya tampak tebal dari luar. Ah, sungguh mangsa yang sempurna, pikir Saya.
Perlahan jari-jari Saya yang sudah terlatih itu melakukan tugasnya.
Saya tersentak. Anak perempuan keluarga itu berteriak. Kerumunan orang menatap Saya geram. Siap dengan tangan terkepal dan kaki untuk menendang.
O, Dewi…
*
Saya terbangun dengan rasa nyeri di sekujur tubuh. Untunglah, Saya belum mati. Tidak berada di kuburan. Tapi, di sebuah sel. Dengan cahaya lampu yang tidak terlalu terang.
Saya mengedarkan pandangan mata. Ternyata, Saya tak sendirian. Ada dua orang laki-laki satu sel bersama Saya. Wajah mereka babak-belur. Akan tetapi, Saya dapat mengenali mereka. Dua dari tiga orang pencopet yang turun bersama Saya dan dua orang perempuan berpakaian pramuniaga toko di depan mall pagi tadi. Rupanya hari ini benar-benar sial.
“Mana yang pakai rompi,” kata Saya.
“Rumah sakit,” jawab salah seorang di antara mereka. Saya dan mereka diam sejenak. Saling memperhatikan.
“Kena di mana?” katanya lagi.
“Di mall. Kalian?”
“Di kampus.”
*
Malam terus beranjak. Saya duduk di salah satu pojok sel dan masih terjaga. Pandangan mata Saya menerawang menembus dinding sel. Beberapa saat yang lalu seorang petugas datang. Mengkabarkan kepada dua orang teman satu sel dengan Saya yang tidur itu, bahwa temannya yang pakai rompi tewas beberapa waktu yang lalu.
Dewi, maafkan aku. Tak seperti yang tergambar di benakmu. Tapi, aku mencintaimu. Ya, Dewi. Memang mimpi-mimpiku telah lama musnah. Tapi, inilah satu-satunya yang tersisa. Sebuah janin yang kukandung sejak bertemu denganmu. Hidup dalam sebuah keluarga. Bersamamu dan anak-anak kita yang lucu-lucu, pikir Saya. (*).
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Senin, 24 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar