Dian Hartati*
http://sudutbumi.wordpress.com/
Melalui kata-kata aku temukan cinta. Rasa itu datang tanpa aku duga, memasuki imajinasi yang aku ciptakan sendiri. Lama waktu tak menghentikan arah angin yang terus berhembus, ada gairah di tempat yang tak terduga. Sebuah gairah tentang sunyi yang tercipta dari rasa hati.
Melalui kata-kata aku temukan cinta. Gejolak yang begitu meruah. Aku tak bisa menahannya hingga senja datang menggenapi usia bumi. Tanpa isyarat kau datang menemui hati yang lama beku. Memulai perkenalan hanya dengan kata-kata. Barisan kalimat manis kau lontarkan tepat menuju pendengaranku. Samar, namun dengan kepastian kau mulai merengkuh hal-hal yang tak sempat kuduga.
Satu waktu di masa silam kau masuki mimpiku yang buruk. Memaksa masuk dalam dunia nyataku, namun urung. Kau tak kuasa mencairkan semua ego yang ada dalam diriku dan kau pun kalah sebelum berperang. Di lain hari ada ribuan kunang-kunang yang kau kirim untukku, sekadar menerangi malamku yang selalu diburu mimpi. Tak pernah kau bicarakan tentang hati yang penuh nestapa, namun aku tahu kau selalu dirundung kesedihan karena kau tak menemukan cinta dalam sisi kehidupanmu.
Lalu kau pun menawarkan rasa itu, pada malam pergantian tahun yang disemaraki bintang tanpa perayaan kembang api. Kau berikan ribuan bintang-bintang padaku, kau katakan padaku bahwa bintang-bintang itu serupa ribuan kunang-kunang yang pernah kau kirimkan padaku dulu, lalu memaksa aku untuk menjawab tanyamu, tentang rasa yang kupunya.
Semesta alam menanti jawabku, katamu. Namun apa yang dapat aku jawab sedang rasa yang kau bangun begitu maya. Cinta yang kau tawarkan hanya sebuah kata-kata manis tanpa bukti. Cinta adalah pembuktian. Bukan hanya kata-kata manis seperti yang kau umbar selama ini. Semisal laku yang kau perbuat untukku. Tapi selama ini aku tak mendapatkan apa yang kau tawarkan. Hanya berupa rentetan kata-kata: kosong tanpa makna. Jalani apa yang kau suka, jangan tanyai aku dengan pertanyaan bodoh tentang cinta.
Maka malam itu kau tinggalkan aku dengan rasa kecewa yang menembaga di dasar hati. Tak kuhiraukan karena aku yakin, jika cinta maka aku akan kembali. Masih selalu saja aku disibukkan dengan rasa yang lain. Begitu banyak cinta yang mengelilingiku, tanpa peduli aku reguk semua tanpa ikatan. Dan kehidupan mengalir tanpa batas. Sampai kau datang kembali dengan cinta yang sama. Sebuah cinta yang masih kupertanyakan.
Apa yang kau harap dari seorang lelaki sepertiku, aku bertanya. Banyak, katamu. Lanskap malam terbentuk ketika dengan jemawa kau jawab tanyaku. Dan tibi-tiba bintang-bintang itu menerangi jalanmu yang gelap. Akh… telingaku dapat mendengar semua bisikanmu. Suaramu yang mengalun mengantarkan aku pada suatu tempat. Tempat yang dipenuhi gairah.
Persinggahan yang aku diami, hanya sebentuk rumah duka bagimu. Namun kau selalu mencoba tersenyum dan bahagia. Sunyi yang aku tawarkan, menemanimu sepanjang waktu. Hingga tiba masa untuk kita saling membuka hati bahwa cinta datang melalui kata-kata.
Dan akupun menyetubuhi sunyi yang kau tawarkan, dengan imaji yang meruah tanpa peduli ini hanya sebatas khayalan. Dunia semu yang letaknya berada di dalam labirin imajinasi. Peta hidup yang takkan kau temui di dunia nyata, karena kita berbatas dimensi.
Cinta hadir melalui kata-kata. Ketika pertemuan menjelma hanya ada bisu yang kita bangun. Akhirnya kita tak lagi maya, sebuah tempat telah kota pilih untuk pertemuan kita. Tapi aku harus mereguk kecewa, karena hadirmu begitu sulit kumengerti. Kau hanya terdiam setelah kita bertemu. Kecewakah kau dengan pertemuan ini? Jika ya sebaiknya kita tidak bertemu. Namun, semua telah terjadi maka terimalah diriku sebagai cinta yang kau buru, sisi hati yang kau nantikan. Percayalah aku akan menerima, apapun keadaanmu.
Bicaralah karena kita bertemu bukan untuk saling bisu. Atau aku harus ungkapkan rasaku padamu. Cukuplah kehadiranku untuk buktikan cinta padamu. Dan setelah perpisahan kita hanya ada kenangan yang membeku. Ada harap yang kau bangun dalam diriku, serupa cinta abadi yang kini hendak aku bangun. Entah mengapa bisumu membuatku terpesona. Hanya ada sorot matamu yang banyak menuturkan cerita aku menjadi begitu yakin bahwa kau untukku.
Kemudian selang waktu tak tentu kita tak bertemu, hingga aku lupa wajahmu. Aku tidak salah bukan jika lupa wajahmu, bukannya ingin melupakan tapi karena kenangan yang kau berikan begitu beku, hingga aku lupa wajahmu.
Di mana kau? Tak lagi kujumpai….
Kedatangan senja di bibir pantai mengantarkan seseorang dengan sorot tajam matamu. Kaukah itu? Aku kenal indah matamu.
Lalu kaupun meminta maaf karena pergi tak mengabari. Alasanmu sepele hanya karena pekerjaan yang mengharuskan berpindah kota. Sekian lama menahan rindu kau datang kembali ke tempat awal pertemian kita, namun kau tak pernah menemukan aku. Tentu saja kau tak dapat menemukan aku, karena aku pun harus pergi meninggalkan kenangan yang kau berikan.
Mencari tempat lain agar aku tidak dihantui dirimu yang semakin aku cinta. Kini setelah pertemuan kita yang dihadirkan Tuhan, aku mencoba memastikan bahwa kau tak lagi bisu mengenai hubungan ini.
Kali ini, pada pertemuan ita yang kedua, kau dan aku saling mengikat hati, bahwa kita akan saling menjaga, menyemai rasa yang hendak kita tautkan suatu hari nanti. Kita pun memanjatkan doa: Tuhan, pertemukan kami dalam sebuah kebaikan, ciptakan ruang-ruang suci bagi kami.
Perpisahan kali ini kita berpepakat, kau sebagai kekasihku.
Kini aku kembali pada sunyi. Sebuah sunyi yang aku ciptakan demi menanti dirimu. Ketika gerak sunyi yang aku hadirkan melulu gelisah, itu pertanda betapa aku merindumu. Menggoreskan setiap waktu yang kulalui melalui kanvas putih. Masih dengan imaji, kulumatkan rindu pada lautan warna di hadapan. Mencipta dirimu yang kini kembali menghantui diriku dengan ketidakhadiranmu. Kau benar-benar membuatku tak berdaya, dan aku hanya seorang pesakitan yang tak dapat meraih kau, perempuanku. Aku tak dapat merengkuh dirimu, bahkan keberadaanmu aku tak tahu.
Jejak peristiwa harus aku lewati tanpamu. Perempuan yang mengenalkan cinta pada sebuah ruang kosong tanpa makna. Hanya kata-kata yang kita bangun sebelum pertemuan kita, dan kini setelah pertemuan, kembali ruang maya kau ciptakan. Tanpa pertemuan bagaimana aku dapat membangun sebuah cinta yang tulus tanpa kecurigaan. Bagaimana bisa?
Mengapa dirimu sulit kutemui? Dan akupun tak mau kehilangan cinta ini. Lalu aku pun ingat pada doa yang kita ciptakan bersama. Kini hanya tuhan yang dapat mempertemukan kita kembali, entah kapan.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Selasa, 07 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar